Burung-Burung Besi yang Kian Mengepak
A
A
A
LION Air sepertinya tak pernah surut membetot perhatian publik nasional. Tak cuma urusan pelayanan dalam penerbangannya yang kerap dipergunjingkan, tetapi juga langkah-langkah bisnis yang terus digalakkan. Langkah bisnis terbaru yang membetot perhatian publik adalah pengadaan sebanyak 380 unit mesin LEAP-1A dari CFM International senilai US$5,5 miliar atau sekitar Rp75,35 triliun.
Di luar itu, perusahaan milik Rusdi Kirana (mantan anggota wantipres yang sekarang jadi dubes Malaysia) ini juga memesan sebanyak 544 unit mesin LEAP-1B yang digunakan untuk pesawat besutan Boeing, seperti 737 MAX 8, MAX 9, dan MAX 10. Saat ini, Lion Group telah tercatat sebagai perusahaan pengguna mesin LEAP terbesar di dunia. Total mesin yang dipesannya mencapai 924 unit atau senilai US$13,4 miliar.
Pihak Lion menyatakan bahwa semua pengadaan mesin pesawat tadi merupakan bagian dari pesawat-pesawat yang sebelumnya sudah mereka pesan. Nah, pemesanan mesin-mesin itu dimungkinkan lantaran perjanjian yang Lion teken dengan para pabrikan memberikan opsi untuk itu. "Airbus pun memberi pilihan mau pakai mesin apa. Pertimbangannya bisa harga, fasilitas, after sale service, dan lain-lain," ujar Edward Sirait, Presiden Direktur Lion Air, Kamis (5/4/2018) pekan lalu.
Dengan cara itu, Lion bisa memilih dan memilah mesin-mesin pesawat berteknologi terbaru yang bisa lebih hemat bahan bakar dan mudah perawatannya. Artinya, ada keuntungan yang didapat Lion dengan perjanjian yang bisa direnegosiasi terkait penggunaan mesin atau pesawat yang telah dipesannya. "Iya, sangat berpengaruh terhadap harga pesawat. Apa yang kami lakukan pasti punya benefit," katanya lagi.
Lion Air juga semakin melengkapi armadanya di wilayah operasi Indonesia. Mereka akan menambah delapan pesawat Airbus 320 untuk Batik Air. Untuk Wings Air, mereka akan menambah 16 pesawat jenis ATR. Sementara, Lion Air sendiri akan menambah dua pesawat jenis Boeing 737 Max 9. Kini, total pesawat Batik berjumlah 54 unit, Wings 54 unit, dan Lion Air 132 pesawat.
Dengan kekuatan armada tersebut apa yang akan dilakukan Lion Group ke depan? Dan bagaimana dengan maskapai lainnya menghadapi terobosan Lion Group di industri penerbangan? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 06/VII/2018 yang terbit Senin (9/4/2018) hari ini.
Di luar itu, perusahaan milik Rusdi Kirana (mantan anggota wantipres yang sekarang jadi dubes Malaysia) ini juga memesan sebanyak 544 unit mesin LEAP-1B yang digunakan untuk pesawat besutan Boeing, seperti 737 MAX 8, MAX 9, dan MAX 10. Saat ini, Lion Group telah tercatat sebagai perusahaan pengguna mesin LEAP terbesar di dunia. Total mesin yang dipesannya mencapai 924 unit atau senilai US$13,4 miliar.
Pihak Lion menyatakan bahwa semua pengadaan mesin pesawat tadi merupakan bagian dari pesawat-pesawat yang sebelumnya sudah mereka pesan. Nah, pemesanan mesin-mesin itu dimungkinkan lantaran perjanjian yang Lion teken dengan para pabrikan memberikan opsi untuk itu. "Airbus pun memberi pilihan mau pakai mesin apa. Pertimbangannya bisa harga, fasilitas, after sale service, dan lain-lain," ujar Edward Sirait, Presiden Direktur Lion Air, Kamis (5/4/2018) pekan lalu.
Dengan cara itu, Lion bisa memilih dan memilah mesin-mesin pesawat berteknologi terbaru yang bisa lebih hemat bahan bakar dan mudah perawatannya. Artinya, ada keuntungan yang didapat Lion dengan perjanjian yang bisa direnegosiasi terkait penggunaan mesin atau pesawat yang telah dipesannya. "Iya, sangat berpengaruh terhadap harga pesawat. Apa yang kami lakukan pasti punya benefit," katanya lagi.
Lion Air juga semakin melengkapi armadanya di wilayah operasi Indonesia. Mereka akan menambah delapan pesawat Airbus 320 untuk Batik Air. Untuk Wings Air, mereka akan menambah 16 pesawat jenis ATR. Sementara, Lion Air sendiri akan menambah dua pesawat jenis Boeing 737 Max 9. Kini, total pesawat Batik berjumlah 54 unit, Wings 54 unit, dan Lion Air 132 pesawat.
Dengan kekuatan armada tersebut apa yang akan dilakukan Lion Group ke depan? Dan bagaimana dengan maskapai lainnya menghadapi terobosan Lion Group di industri penerbangan? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 06/VII/2018 yang terbit Senin (9/4/2018) hari ini.
(amm)