Wonderful Indonesia Berburu Yachter di Selandia Baru

Selasa, 10 April 2018 - 01:33 WIB
Wonderful Indonesia...
Wonderful Indonesia Berburu Yachter di Selandia Baru
A A A
JAKARTA - Wilayah perairan Indonesia sangat terbuka bagi para yachter dunia. Beragam deregulasi diberikan. Masyarakat internasional berpeluang menikmati keindahannya sampai puas. Kabar gembira ini akan disampaikan Wonderful Indonesia kepada Komunitas Yacht Selandia Baru, 20-21 April 2018.

"Kami akan melakukan promosi di Selandia Baru. Pasar di sana sangat menjanjikan. Selandia Baru juga memiliki banyak komunitas yacht besar dengan reputasi dunia," ungkap Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, didampingi Pemasaran I Regional IV Adella Raung, Senin (9/4/2018).

Diplomasi Wonderful Indonesia akan meyakinkan Komunitas Yacht Selandia Baru di markas Opua Cruising Club. Profil Opua Cruising ini sangat bagus, eksis sejak tahun 1859. Posisi markas Opua Cruising pun dekat dengan Auckland, salah satu megapolitan di Selandia Baru. Opua Cruising memiliki semua syarat dengan dukungan infrastruktur nomor satu.

Pitana menambahkan, fasilitas Opua Cruising lengkap. "Popularitas Opua Cruising Club ini sangat tinggi di dunia. Sebagai club, fasilitas mereka itu sangat lengkap dan bagus. Anggota mereka besar dan tersebar di berbagai belahan dunia," lanjutnya lagi.

Opua Cruising Club memiliki 250 dermaga. Dermaga ini dilengkapi dengan fasilitas air bersih, listrik, juga beragam jenis room. Ada juga fasilitas perbaikan kapal, terminal pengisian bahan bakar, dan pembuangan sampah. Mereka juga memiliki anggota 800 yachter.

Klub ini memiliki reputasi besar dalam menggelar event rally dan race level internasional. Pitana pun menjelaskan, posisi Opua Cruising sangat strategis untuk branding.

"Profil mereka bagus. Karena alasan inilah, mereka kami pilih. Dari Opua Cruising kami bias membidik komunitas lain di sana," jelas Pitana lagi.

Berada di Selandia Baru, Wonderful Indonesia akan membagi agenda brandingnya menjadi dua. Presentasi terkait product knowledge beserta regulasi terbaru akan disampaikan. Agenda lainnya adalah dinner reception di Opua Yacht Club. Saat dinner, beberapa luxury yacht pun diundang. Mereka adalah Oyster Yacht Community, Kerikeri Cruising Club, hingga Whangarei Cruising Club.

Membidik anggota luxury yacht, total target minimal 195 yachter pun ditetapkan. Branding kepada Komunitas Yachter Selandia Baru minimal menarik 80 kunjungan anggota Opua Cruising Club. Wonderful Indonesia juga membidik batas bawah kunjungan 75 yacht anggota Oyster Yacht Community. Ada juga 40 yachter anggota klub yacht lainnya. "Kami optimistis bisa mengoptimalkan jumlah kunjungan mereka. Sebab, potensi devisa dari yacht ini besar," tegasnya.

Potensi devisa dari kunjungan komunitas yacht internasional sangat menggiurkan. Kemampuan spending wisatawan yacht rata-rata USD500-USD1.000 per hari. Lama kunjungan mereka pun minimal satu bulan. Apabila para komunitas yacht ini masuk ke perairan nusantara, sedikitnya menghasilkan devisa bagi negara senilai USD600 Juta.

Pitana mengatakan, potensi ini harus dioptimalkan. "Potensi devisa yang akan dihasilkan cukup besar. Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia, jumlah tersebut masih bias dioptimalkan lagi," kata Pitana.

Ada beragam treatment yang disiapkan Wonderful Indonesia untuk menarik anggota komunitas yacht tersebut. Magnet yang ditawarkan diantaranya event sail, mengenalkan beragam destinasi, hingga regulasi pemerintah yang sangat ramah bagi komunitas yacht. Untuk event sail, sedikitnya ada 6 agenda besar yang ditawarkan. Diantaranya Wonderful Sail to Indonesia, Sail Indonesia-Darwin, atau Back to Down Under Raily.

Selain itu, ada juga event Sail Anambas to Natuna, West Kalimatan Rally, hingga Sail Moyo Tambora. Event sail Wonderful Indonesia, akan merayu komunitas yacht dengan eksotisnya destinasi wisata bahari beyond Bali. Indonesia akan menawarkan Wakatobi, Labuan Bajo, Komodo, Borobudur, juga Raja Ampat kepada para yachter. Brand yang akan ditawarkan tersebut sudah memiliki reputasi dunia.

"Indonesia memiliki event sail besar yang sangat menarik. Para yachter bisa berpartisipasi di situ. Mereka juga disuguhi oleh eksotisnya destinasi bahari di luar Bali. Untuk Raja Ampat, bahkan dipilih CNN Internasional sebagai peringkat 1 snorkling site dunia tahun 2015. Labuan Bajo waktu itu ada di urutan 2 dunia. Belum lagi, kami memiliki beragam budaya dan seni tradisional yang sangat unik," terang Pitana.

Selain atraksi dan amenitas, Indonesia juga menawarkan kemudahan administrasi bagi yachter. Pemerintah Indonesia sudah melakukan beragam deregulasi izin masuk bagi para yachter. Fasilitas itu berupa pengurusan dokumen CIQP pada 19 pelabuhan entry-exit. Ada juga pencabutan Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT) hingga pengurusan izin secara online. Pengurusan izin secara online bias dilakukan melalui http://yachters-indonesia.id.

Para yachter juga semakin dimanjakan dengan regulasi bebas visa kunjungan. Untuk social culture visa, bahkan berlaku hingga 60 hari. Visa ini juga bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Artinya, para yachter bisa berpetualang selama 6 bulan di Indonesia. "Para yachter akan semakin nyaman menikmati eksotisme alam Indonesia dengan waktu yang sangat panjang. Mereka tidak lagi terganggu harus keluar-masuk karena factor administrasi," tuturnya.

Strategi merangkul yachter Selandia Baru disambut positif Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, pertumbuhan wisatawan Selandia Baru cukup positif. Dan strategi merangkul yachter, bisa membantu memenuhi target kunjungan wisman Selandia Baru.

Tahun ini, target kunjungan wisatawan Selandia Baru sebanyak 141.896 orang. Menteri Arief Yahya optimis target tersebut akan tercapai.

"Komunitas yacht di Selandia Baru sangat besar dan potensial. Dengan konsep yang ditawarkan Wonderful Indonesia dan dukungan kemudahan regulasi pasti menjadi paket yang menarik. Para yachter pasti akan memanfaatkan momentum ini. Peluang memenuhi target kunjungan wisatawan Selandia Baru terbuka bisa terpenuhi," pungkas Arief.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8664 seconds (0.1#10.140)