Astra Agro Bukukan Pendapatan Bersih Rp17,3 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Astra Agro Lestari Tbk mencatatkan kinerja operasional dan keuangan yang baik sepanjang tahun 2017. Tercatat, tahun lalu perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan bersih 22,6% menjadi Rp17,3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp14,12 triliun.
"Kinerja yang positif ini ditopang oleh kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) dari perkebunan inti dan plasma, meningkatnya pembelian buah dari pihak ketiga, serta kenaikan harga jual rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) perseroan," kata Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santosa di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Produksi TBS dari kebun-kebun Inti dan Plasma/KKPA tercatat naik 7,2% dari total 4,87 juta ton pada tahun 2016 menjadi 5,23 juta ton pada tahun 2017. Selain pasokan buah dari kebun inti dan plasma, perseroan juga mencatat peningkatan pembelian TBS dari pihak ketiga yang tumbuh sebesar 6% dari 2,54 juta ton pada 2016 menjadi 2,69 juta ton pada tahun 2017.
"Kenaikan produksi TBS dari kebun inti dan plasma serta kenaikan pembelian TBS dari pihak ketiga mendorong peningkatan produksi CPO sebesar 5,1% dari 1,55 juta ton pada 2016 menjadi 1,63 juta ton pada 2017," tambahnya.
Selain produktivitas yang terus membaik, kinerja keuangan yang positif ini juga didorong oleh kenaikan harga rerata penjualan CPO pada tahun 2017 yang naik sebesar 6,5% dari Rp7.768 per kg pada tahun 2016 menjadi Rp8.271 per kg pada 2017. Secara konsisten, imbuh dia, perseroan juga tetap menjalankan program-program efisiensi di seluruh lini operasional yang juga memberikan dampak positif secara keuangan.
"Dengan begitu Astra Agro dapat menghasilkan laba operasional tahun 2017 sebesar Rp3 triliun, bertumbuh 14,8% dibandingkan tahun sebelumnya," kata dia.
Namun, laba bersih tahun 2017 Astra Agro tercatat sebesar Rp2 triliun, setingkat dengan pencapaian tahun sebelumnya. Menurut dia, hal itu dikarenakan pada tahun 2017 Astra Agro tidak lagi menikmati keuntungan selisih kurs.
"Namun perseroan tetap optimistis sektor perkebunan kelapa sawit akan terus tumbuh positif. Perseroan juga terus melakukan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan melakukan diversifikasi usaha yang masih terkait dengan usaha utama," tambahnya.
"Kinerja yang positif ini ditopang oleh kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) dari perkebunan inti dan plasma, meningkatnya pembelian buah dari pihak ketiga, serta kenaikan harga jual rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) perseroan," kata Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santosa di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Produksi TBS dari kebun-kebun Inti dan Plasma/KKPA tercatat naik 7,2% dari total 4,87 juta ton pada tahun 2016 menjadi 5,23 juta ton pada tahun 2017. Selain pasokan buah dari kebun inti dan plasma, perseroan juga mencatat peningkatan pembelian TBS dari pihak ketiga yang tumbuh sebesar 6% dari 2,54 juta ton pada 2016 menjadi 2,69 juta ton pada tahun 2017.
"Kenaikan produksi TBS dari kebun inti dan plasma serta kenaikan pembelian TBS dari pihak ketiga mendorong peningkatan produksi CPO sebesar 5,1% dari 1,55 juta ton pada 2016 menjadi 1,63 juta ton pada 2017," tambahnya.
Selain produktivitas yang terus membaik, kinerja keuangan yang positif ini juga didorong oleh kenaikan harga rerata penjualan CPO pada tahun 2017 yang naik sebesar 6,5% dari Rp7.768 per kg pada tahun 2016 menjadi Rp8.271 per kg pada 2017. Secara konsisten, imbuh dia, perseroan juga tetap menjalankan program-program efisiensi di seluruh lini operasional yang juga memberikan dampak positif secara keuangan.
"Dengan begitu Astra Agro dapat menghasilkan laba operasional tahun 2017 sebesar Rp3 triliun, bertumbuh 14,8% dibandingkan tahun sebelumnya," kata dia.
Namun, laba bersih tahun 2017 Astra Agro tercatat sebesar Rp2 triliun, setingkat dengan pencapaian tahun sebelumnya. Menurut dia, hal itu dikarenakan pada tahun 2017 Astra Agro tidak lagi menikmati keuntungan selisih kurs.
"Namun perseroan tetap optimistis sektor perkebunan kelapa sawit akan terus tumbuh positif. Perseroan juga terus melakukan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan melakukan diversifikasi usaha yang masih terkait dengan usaha utama," tambahnya.
(fjo)