Gegara Ini, Laba Astra Agro Anjlok 56,22%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Laba bersih anak usaha Astra International, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengalami penurunan pada kuartal I-2021. Pada laporan keuangan per 31 Maret 2021, AALI mencatatkan laba bersih sebesar Rp162,43 miliar atau turun 56,22 persen dibanding 31 Maret 2020 sebesar Rp371,06 miliar.
Namun, dari sisi pendapatan, AALI mencatatkan kenaikan sebesar 4,98 persen menjadi Rp5,03 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,79 triliun. Mengenai turunnya laba di kuartal I-2021, Corporate Secretary Astra Agro Lestari, Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan, penurunan laba disebabkan beberapa hal, salah satunya kenaikan levy (pungutan ekspor sawit).
"Jadi, penurunan laba ini, kami sebenarnya melihat bahwa tahun sebelumnya levy (pungutan ekspor sawit) itu hanya 55 dolar AS per ton, tetapi dengan adanya levy progresif di akhir tahun 2020 sehingga kalau kemarin dari harga CIF Rotterdam itu akan dipotong kira-kira 30-40 persen untuk levy," ujar Mario dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal Group Astra secara virtual, Kamis (27/5/2021).
Selain dengan adanya penerapan levy progresif, Mario menuturkan bahwa Perseroan juga melakukan lindung nilai pada semester I-2021. "Sebagian itu juga ada kerugian karena kita melakukan lindung nilai," ucapnya. "Kami berharap yang saya bilang lindung nilai itu kita akan selesai di semester I ini, jadi semester II mungkin kita ga akan ada lagi, jadi kami berharap di semester II kami akan lebih baik daripada semester I," sambungnya.
Disisi lain, perusahaan juga telah memulai digitalisasi dengan nama Operation Centre Astra Agro (OCA) sejak tiga tahun lalu. Operation Centre Astra Agro didukung oleh aplikasi-aplikasi berbasis teknologi informasi yang dirancang untuk mencapai produktivitas dan bermanfaat dalam mendukung operasional perseroan.
Aplikasi tersebut bernama Amanda (Aplikasi Mandor Astra Agro), Dinda (Daily Indicator of Astra Agro), Melli (Mill Excellent Indicator). "Kita tahu semua bahwa pandemi dari mulai Maret tahun lalu secara tidak sengaja dari tiga tahun sebelumnya kita sudah melakukan kontrol dari jarak jauh," ujar Mario.
Namun, dari sisi pendapatan, AALI mencatatkan kenaikan sebesar 4,98 persen menjadi Rp5,03 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,79 triliun. Mengenai turunnya laba di kuartal I-2021, Corporate Secretary Astra Agro Lestari, Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan, penurunan laba disebabkan beberapa hal, salah satunya kenaikan levy (pungutan ekspor sawit).
"Jadi, penurunan laba ini, kami sebenarnya melihat bahwa tahun sebelumnya levy (pungutan ekspor sawit) itu hanya 55 dolar AS per ton, tetapi dengan adanya levy progresif di akhir tahun 2020 sehingga kalau kemarin dari harga CIF Rotterdam itu akan dipotong kira-kira 30-40 persen untuk levy," ujar Mario dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal Group Astra secara virtual, Kamis (27/5/2021).
Selain dengan adanya penerapan levy progresif, Mario menuturkan bahwa Perseroan juga melakukan lindung nilai pada semester I-2021. "Sebagian itu juga ada kerugian karena kita melakukan lindung nilai," ucapnya. "Kami berharap yang saya bilang lindung nilai itu kita akan selesai di semester I ini, jadi semester II mungkin kita ga akan ada lagi, jadi kami berharap di semester II kami akan lebih baik daripada semester I," sambungnya.
Disisi lain, perusahaan juga telah memulai digitalisasi dengan nama Operation Centre Astra Agro (OCA) sejak tiga tahun lalu. Operation Centre Astra Agro didukung oleh aplikasi-aplikasi berbasis teknologi informasi yang dirancang untuk mencapai produktivitas dan bermanfaat dalam mendukung operasional perseroan.
Aplikasi tersebut bernama Amanda (Aplikasi Mandor Astra Agro), Dinda (Daily Indicator of Astra Agro), Melli (Mill Excellent Indicator). "Kita tahu semua bahwa pandemi dari mulai Maret tahun lalu secara tidak sengaja dari tiga tahun sebelumnya kita sudah melakukan kontrol dari jarak jauh," ujar Mario.
(nng)