Bandara Sam Ratulangi Akan Dilengkapi Terminal Khusus International
A
A
A
MANADO - Semakin derasnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara (Sulut), direspons PT Angkasa Pura I (AP I). Salah satunya dengan membangun terminal khusus Internasional di Bandara Sam Ratulangi, Manado.
“Ini merupakan urgensi atas membanjirnya wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara. Selama ini, proses check-in penerbangan domestik maupun internasional masih berada di tempat yang sama. Kami akan bangun terminal khusus internasional pada 2018 ini. Harapannya, pada 2019 bisa beroperasi,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Sam Ratulangi, Minggus Gandeguai.
Terminal tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 30.000 meter persegi. Saat ini pembangunan terminal masih menunggu Rencana Teknik Terinci (RTT) dari pusat. “Di terminal ini, saya telah meminta minimal dua garbarata. Sehingga proses boarding dapat lebih cepat. Kebutuhan dana investasinya paling di bawah Rp100-an miliar,” terang Minggus.
Tidak dapat dipungkiri, pertumbuhan pariwisata Sulut saat ini sangat fantastis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut melalui Bandara Sam Ratulangi mencapai 10.789 orang pada Februari 2018. Torehan ini melonjak hingga 110,86% dibandingkan dengan tahun lalu yang berada di angka 5.119 orang.
Wisman asal China masih mendominasi kunjungan ke Sulawesi Utara. Pada Februari 2018, wisman asal China yang berkunjung ke Bumi Nyiur Melambai mencapai 9.887 orang atau mengambil porsi 91,60%.
Ia menambahkan, data hingga 14 Maret 2018, ada kenaikan penumpang hingga 9% dibandingkan tahun lalu. Walaupun demikian, jika dilihat dari traffic pesawat, ada penurunan. Tanpa menjabarkan nilai penurunannya, dia memaparkan penurunan traffic dikarena sudah banyaknya maskapai yang beralih menggunakan pesawat besar.
Selain fasilitas terminal, pembenahan juga akan dilakukan di fasilitas lainnya. Seperti fasilitas air side dan land side. Tidak hanya itu, pembenahan dari sisi lahan parkir kendaraan roda empat juga akan dijalankan, mengingat kondisi saat ini masih terbatas. Konsep smart airport pun akan ditingkatkan di Bandara Sam Ratulangi.
Bandara Sam Ratulangi saat ini telah menggunakan konsep digital. Di area lobby, sudah dipasang monitor Flight Information Display System (FIDS) berukuran besar. Belum lagi penayangan aplikasi flight radar. Lalu lintas penerbangan juga bisa dipantau langsung. Begitu juga jaringan internet hingga implementasi transaksi nontunai ditekankan bakal terus diperkuat lagi.
“Dulu kecepatan internet hanya 2 Mbps, sekarang telah meningkat menjadi 20 Mbps. Target saya adalah 50 Mbps. Jadi, orang kalau menunggu pesawat apalagi delay, tidak stress karena bisa asyik dengan Internet,” imbuhnya.
Untuk implementasi transaksi nontunai, pihaknya mengaku sudah berdiskusi dengan 3 bank BUMN yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Apresiasi diberikan Menteri Arief Yahya atas rencana tersebut. Sebagai pintu gerbang pariwisata Sulut, Bandara Sam Ratulangi dinilai harus memberikan kesan mendalam kepada wisatawan.
“Penambahan kapasitas terminal ini sangat penting untuk melayani wisatawan. Sehingga wisatawan akan semakin nyaman. Begitunjuga perubahan dengan sentuhan estetika dan digital. Ini bisa menjadi viral dan membuat nama Bandara Sam Ratulangi makin mendunia,” ucap Menteri Pariwisata RI Arief Yahya,
Sementara itu, Kepala Divisi Keimigrasian Sulawesi Utara Dodi Karnida menjelaskan, lalulintas langsung warga negara asing (WNA) dari dan ke Bandara Samratulangi periode 1 Januari sampai 31 Maret 2018 tercatat kedatangan Silk Air dari Singapura 4 kali setiap minggu (Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu) jumlah WNA yang datang sebanyak 3.290 orang.
Sedangkan kedatangan reguler filght dari Shenzhen, Guangzhou, Shianghai dan Changsa setiap hari, jumlah WNA yang datang sebanyak 29.653 orang. Kedatangan charter flight untuk keperluan bisnis, wisata, medis, pengisian bahan bakar dan lainnya sebanyak 3.290 orang. “Dengan demikian jumlah WNA yang datang periode 1 Januari-31 Maret 2018 sebanyak 31.484 orang di mana perempuan 17.423, sedangkan laki-laki 14.061 orang,” paparnya.
“Ini merupakan urgensi atas membanjirnya wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara. Selama ini, proses check-in penerbangan domestik maupun internasional masih berada di tempat yang sama. Kami akan bangun terminal khusus internasional pada 2018 ini. Harapannya, pada 2019 bisa beroperasi,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Sam Ratulangi, Minggus Gandeguai.
Terminal tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 30.000 meter persegi. Saat ini pembangunan terminal masih menunggu Rencana Teknik Terinci (RTT) dari pusat. “Di terminal ini, saya telah meminta minimal dua garbarata. Sehingga proses boarding dapat lebih cepat. Kebutuhan dana investasinya paling di bawah Rp100-an miliar,” terang Minggus.
Tidak dapat dipungkiri, pertumbuhan pariwisata Sulut saat ini sangat fantastis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut melalui Bandara Sam Ratulangi mencapai 10.789 orang pada Februari 2018. Torehan ini melonjak hingga 110,86% dibandingkan dengan tahun lalu yang berada di angka 5.119 orang.
Wisman asal China masih mendominasi kunjungan ke Sulawesi Utara. Pada Februari 2018, wisman asal China yang berkunjung ke Bumi Nyiur Melambai mencapai 9.887 orang atau mengambil porsi 91,60%.
Ia menambahkan, data hingga 14 Maret 2018, ada kenaikan penumpang hingga 9% dibandingkan tahun lalu. Walaupun demikian, jika dilihat dari traffic pesawat, ada penurunan. Tanpa menjabarkan nilai penurunannya, dia memaparkan penurunan traffic dikarena sudah banyaknya maskapai yang beralih menggunakan pesawat besar.
Selain fasilitas terminal, pembenahan juga akan dilakukan di fasilitas lainnya. Seperti fasilitas air side dan land side. Tidak hanya itu, pembenahan dari sisi lahan parkir kendaraan roda empat juga akan dijalankan, mengingat kondisi saat ini masih terbatas. Konsep smart airport pun akan ditingkatkan di Bandara Sam Ratulangi.
Bandara Sam Ratulangi saat ini telah menggunakan konsep digital. Di area lobby, sudah dipasang monitor Flight Information Display System (FIDS) berukuran besar. Belum lagi penayangan aplikasi flight radar. Lalu lintas penerbangan juga bisa dipantau langsung. Begitu juga jaringan internet hingga implementasi transaksi nontunai ditekankan bakal terus diperkuat lagi.
“Dulu kecepatan internet hanya 2 Mbps, sekarang telah meningkat menjadi 20 Mbps. Target saya adalah 50 Mbps. Jadi, orang kalau menunggu pesawat apalagi delay, tidak stress karena bisa asyik dengan Internet,” imbuhnya.
Untuk implementasi transaksi nontunai, pihaknya mengaku sudah berdiskusi dengan 3 bank BUMN yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Apresiasi diberikan Menteri Arief Yahya atas rencana tersebut. Sebagai pintu gerbang pariwisata Sulut, Bandara Sam Ratulangi dinilai harus memberikan kesan mendalam kepada wisatawan.
“Penambahan kapasitas terminal ini sangat penting untuk melayani wisatawan. Sehingga wisatawan akan semakin nyaman. Begitunjuga perubahan dengan sentuhan estetika dan digital. Ini bisa menjadi viral dan membuat nama Bandara Sam Ratulangi makin mendunia,” ucap Menteri Pariwisata RI Arief Yahya,
Sementara itu, Kepala Divisi Keimigrasian Sulawesi Utara Dodi Karnida menjelaskan, lalulintas langsung warga negara asing (WNA) dari dan ke Bandara Samratulangi periode 1 Januari sampai 31 Maret 2018 tercatat kedatangan Silk Air dari Singapura 4 kali setiap minggu (Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu) jumlah WNA yang datang sebanyak 3.290 orang.
Sedangkan kedatangan reguler filght dari Shenzhen, Guangzhou, Shianghai dan Changsa setiap hari, jumlah WNA yang datang sebanyak 29.653 orang. Kedatangan charter flight untuk keperluan bisnis, wisata, medis, pengisian bahan bakar dan lainnya sebanyak 3.290 orang. “Dengan demikian jumlah WNA yang datang periode 1 Januari-31 Maret 2018 sebanyak 31.484 orang di mana perempuan 17.423, sedangkan laki-laki 14.061 orang,” paparnya.
(akr)