RI dan Saudi Tingkatkan Kerja Sama Investasi
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Arab Saudi terus meningkatkan kerja sama investasi dalam berbagai bidang. Kali ini Kamar Dagang dan Industri Madinah datang ke Indonesia sebagai delegasi pertama yang menjajaki kerja sama investasi dengan Indonesia setelah kunjungan Raja Arab Saudi Salman beberapa waktu lalu.
Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia Usamah bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi menjelaskan, Kamar Dagang dan Industri Madinah dapat membawa investasi ke Indonesia. “Pascakunjungan Raja Salman, kami menyambut kedatangan delegasi untuk menindaklanjuti berbagai kerja sama. Di berbagai bidang, termasuk persenjataan dan investasi. Sektor investasi dapat terus berkembang,” ungkap Dubes Saudi Usamah.
Saat ini jumlah investasi Saudi di Indonesia terus meningkat. “Berbagai produk andalan yang dapat dijadikan untuk kerja sama investasi antara lain kayu, kertas, minyak kelapa sawit, kopi, dan teh,” papar Dubes Usamah.
Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam Alwi Shihab menyambut para delegasi dari Kota Rasul itu. “Ada banyak sektor untuk investasi di sini. Bangsa Indonesia sangat mencintai saudara-saudaranya di Arab Saudi. Sebagai utusan khusus untuk Timur Tengah, kami mewakili presiden RI sangat mendorong investasi dari negeri-negeri muslim yang seharusnya lebih banyak. Kantor kami selalu terbuka untuk konsultasi,” ujar dia.
Anggota Kamar Dagang dan Industri Madinah Majd Humod Al-Mohammadi menjelaskan bahwa peluang di Indonesia lebih dari yang diperkirakan. “Kami mendorong adanya pameran untuk menampilkan produk-produk Arab Saudi dan pameran produk Indonesia di Arab Saudi. Ini kunjungan pertama dan diharapkan akan lebih ditingkatkan,” katanya.
Anggota lain Kamar Dagang Madinah juga menyatakan akan ada pengusaha-pengusaha lain dari Arab Saudi yang akan datang. “Saya takjub ada banyak pengusaha perempuan di Indonesia. Ini sesuai visi Raja Salman untuk meningkatkan peran perempuan di dunia usaha,” papar Dr Najed, salah satu anggota delegasi Saudi.
Ikatan Investor Arab Saudi di Indonesia juga berharap akan ada pertukaran lebih lanjut di masa depan. “Kerja sama dapat ditingkatkan di sektor properti dan konstruksi. Tujuan selanjutnya meningkatkan relasi investor dan pengusaha antara kedua negara, meningkatkan perdagangan dan melakukan pertemuan di berbagai level,” ungkap perwakilan Ikatan Investor Arab Saudi di Indonesia.
Para pengusaha Saudi berharap ada perizinan dan peraturan yang mudah untuk investasi. Kondisi ini membuka peluang investasi di Saudi dan Indonesia. “Perlu ditetapkan barometer untuk kerja sama dan untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada. Sudah dibentuk lembaga hukum untuk menghimpun pengusaha Arab Saudi yang berinvestasi di Indonesia. Lembaga ini melakukan pengawasan dan melayani para pengusaha Arab Saudi untuk berinvestasi di Indonesia. Sudah diarahkan pertemuan investasi hingga USD1 miliar. Investasi juga diarahkan ke sektor lain,” papar pernyataan Ikatan Investor Arab Saudi.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga menjelaskan berbagai aturan untuk investasi di berbagai sektor untuk melindungi para pengusaha dan investor. “Peluang untuk investasi asing ada. Indonesia sangat terbuka untuk investasi. Kami ingin sampaikan, ini delegasi pertama yang secara resmi datang setelah kunjungan Raja Salman. Diharapkan ini dapat diikuti kunjungan dari delegasi-delegasi lain,” ungkap pejabat BKPM.
Data BKPM menunjukkan pada 2016 investasi Arab Saudi mencapai USD900.000 yang terwujud dalam 44 proyek. Dengan angka realisasi investasi tersebut, Arab Saudi berada di posisi ke-57 dalam daftar negara-negara investor di Indonesia. Posisi Arab Saudi ini cukup jauh dibandingkan realisasi investasi dari negara Timur Tengah lain seperti Kuwait yang besarnya USD3,6 juta.
Menurut data BKPM, peringkat Arab Saudi juga masih berada di bawah Afrika Selatan yang investasinya mencapai USD1 juta di delapan proyek di Indonesia. Realisasi investasi Arab Saudi bahkan berada di bawah Mali yang besarnya USD1,1 juta. (Syarifudin)
Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia Usamah bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi menjelaskan, Kamar Dagang dan Industri Madinah dapat membawa investasi ke Indonesia. “Pascakunjungan Raja Salman, kami menyambut kedatangan delegasi untuk menindaklanjuti berbagai kerja sama. Di berbagai bidang, termasuk persenjataan dan investasi. Sektor investasi dapat terus berkembang,” ungkap Dubes Saudi Usamah.
Saat ini jumlah investasi Saudi di Indonesia terus meningkat. “Berbagai produk andalan yang dapat dijadikan untuk kerja sama investasi antara lain kayu, kertas, minyak kelapa sawit, kopi, dan teh,” papar Dubes Usamah.
Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam Alwi Shihab menyambut para delegasi dari Kota Rasul itu. “Ada banyak sektor untuk investasi di sini. Bangsa Indonesia sangat mencintai saudara-saudaranya di Arab Saudi. Sebagai utusan khusus untuk Timur Tengah, kami mewakili presiden RI sangat mendorong investasi dari negeri-negeri muslim yang seharusnya lebih banyak. Kantor kami selalu terbuka untuk konsultasi,” ujar dia.
Anggota Kamar Dagang dan Industri Madinah Majd Humod Al-Mohammadi menjelaskan bahwa peluang di Indonesia lebih dari yang diperkirakan. “Kami mendorong adanya pameran untuk menampilkan produk-produk Arab Saudi dan pameran produk Indonesia di Arab Saudi. Ini kunjungan pertama dan diharapkan akan lebih ditingkatkan,” katanya.
Anggota lain Kamar Dagang Madinah juga menyatakan akan ada pengusaha-pengusaha lain dari Arab Saudi yang akan datang. “Saya takjub ada banyak pengusaha perempuan di Indonesia. Ini sesuai visi Raja Salman untuk meningkatkan peran perempuan di dunia usaha,” papar Dr Najed, salah satu anggota delegasi Saudi.
Ikatan Investor Arab Saudi di Indonesia juga berharap akan ada pertukaran lebih lanjut di masa depan. “Kerja sama dapat ditingkatkan di sektor properti dan konstruksi. Tujuan selanjutnya meningkatkan relasi investor dan pengusaha antara kedua negara, meningkatkan perdagangan dan melakukan pertemuan di berbagai level,” ungkap perwakilan Ikatan Investor Arab Saudi di Indonesia.
Para pengusaha Saudi berharap ada perizinan dan peraturan yang mudah untuk investasi. Kondisi ini membuka peluang investasi di Saudi dan Indonesia. “Perlu ditetapkan barometer untuk kerja sama dan untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada. Sudah dibentuk lembaga hukum untuk menghimpun pengusaha Arab Saudi yang berinvestasi di Indonesia. Lembaga ini melakukan pengawasan dan melayani para pengusaha Arab Saudi untuk berinvestasi di Indonesia. Sudah diarahkan pertemuan investasi hingga USD1 miliar. Investasi juga diarahkan ke sektor lain,” papar pernyataan Ikatan Investor Arab Saudi.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga menjelaskan berbagai aturan untuk investasi di berbagai sektor untuk melindungi para pengusaha dan investor. “Peluang untuk investasi asing ada. Indonesia sangat terbuka untuk investasi. Kami ingin sampaikan, ini delegasi pertama yang secara resmi datang setelah kunjungan Raja Salman. Diharapkan ini dapat diikuti kunjungan dari delegasi-delegasi lain,” ungkap pejabat BKPM.
Data BKPM menunjukkan pada 2016 investasi Arab Saudi mencapai USD900.000 yang terwujud dalam 44 proyek. Dengan angka realisasi investasi tersebut, Arab Saudi berada di posisi ke-57 dalam daftar negara-negara investor di Indonesia. Posisi Arab Saudi ini cukup jauh dibandingkan realisasi investasi dari negara Timur Tengah lain seperti Kuwait yang besarnya USD3,6 juta.
Menurut data BKPM, peringkat Arab Saudi juga masih berada di bawah Afrika Selatan yang investasinya mencapai USD1 juta di delapan proyek di Indonesia. Realisasi investasi Arab Saudi bahkan berada di bawah Mali yang besarnya USD1,1 juta. (Syarifudin)
(nfl)