Waspada Pelemahan Lanjutan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, dimana meski terdapat sejumlah sentimen positif namun, tampaknya belum sepenuhnya terserap oleh rupiah yang kembali berbalik melemah.
"Sementara itu, laju USD kembali mengalami pelemahan oleh sentimen internal nya. Tetap cermati dan waspada terhadap sentimen yang membuat laju rupiah kembali mengalami pelemahan," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Rupiah diestimasikan Reza akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.783/USD dan resisten Rp13.763/USD.
Sementara, pergerakan laju USD yang berbalik melemah seiring harapan pelaku pasar terhadap tidak akan berkembangnya ancaman perang global pasca penyerangan AS dan sekutunya ke Suriah.
Bahkan adanya rilis kenaikan store sales AS gagal mengangkat laju USD. Di sisi lain, laju rupiah kembali melemah meski dibarengi juga dengan pelemahan USD.
"Bahkan adanya sejumlah sentimen positif antara lain tercatat surplusnya neraca perdagangan Indonesia senilai USD 1,09 miliar; turunnya defisit anggaran APBN ke level 0,58% dibandingkan tahun lalu sebesar 0,76% terhadap PDB 2017 hingga adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I oleh Menteri Keuangan tidak juga mampu membuat laju rupiah kembali menguat," pungkasnya.
"Sementara itu, laju USD kembali mengalami pelemahan oleh sentimen internal nya. Tetap cermati dan waspada terhadap sentimen yang membuat laju rupiah kembali mengalami pelemahan," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Rupiah diestimasikan Reza akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.783/USD dan resisten Rp13.763/USD.
Sementara, pergerakan laju USD yang berbalik melemah seiring harapan pelaku pasar terhadap tidak akan berkembangnya ancaman perang global pasca penyerangan AS dan sekutunya ke Suriah.
Bahkan adanya rilis kenaikan store sales AS gagal mengangkat laju USD. Di sisi lain, laju rupiah kembali melemah meski dibarengi juga dengan pelemahan USD.
"Bahkan adanya sejumlah sentimen positif antara lain tercatat surplusnya neraca perdagangan Indonesia senilai USD 1,09 miliar; turunnya defisit anggaran APBN ke level 0,58% dibandingkan tahun lalu sebesar 0,76% terhadap PDB 2017 hingga adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I oleh Menteri Keuangan tidak juga mampu membuat laju rupiah kembali menguat," pungkasnya.
(ven)