Jepang dan China Hindari Perang Dagang

Selasa, 17 April 2018 - 11:45 WIB
Jepang dan China Hindari Perang Dagang
Jepang dan China Hindari Perang Dagang
A A A
TOKYO - Jepang dan China sepakat perang dagang akan memiliki konsekuensi serius bagi ekonomi dunia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Taro Kono mengungkapkan hal itu setelah dialog ekonomi tingkat tinggi antara kekuatan ekonomi terbesar kedua dan ketiga dunia.

Kekhawatiran meningkat tentang perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) karena keduanya saling mengancam menerapkan tarif. Jepang juga telah dikritik Presiden AS Donald Trump tentang perdagangan dan akan terkena tarif untuk baja dan aluminium. Meski demikian Tokyo belum mengancam menerapkan tarif pada AS sebagai langkah balasan.

“Kami telah saling memahami bahwa perang dagang, tidak peduli dengan negara mata, akan memiliki dampak sangat besar bagi kesejahteraan ekonomi internasional,” papar Kono setelah dialog pertama Jepang dan China dalam lebih dari tujuh tahun terakhir.

Kono dan Menlu China Wang Yi menjadi ketua bersama dalam pertemuan di Tokyo, kemarin. Wang juga memiliki jabatan sebagai Penasehat Negara China sehingga kehadirannya di Jepang sangat penting bagi perbaikan hubungan kedua negara yang sering konflik tersebut.

Pasar keuangan telah bereaksi baru-baru ini karena khawatir dengan perang dagang antara AS dan China dapat menganggu perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Isu perdagangan akan menjadi agenda penting dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dan Presiden AS Donald Trump pekan ini. Tokyo berupaya menghindari masuk dalam pembicaraan kesepakatan perdagangan bebas dua arah yang bertujuan tidak hanya pada akses pasar tapi kebijakan moneter dan mata uang.

Kono menjelaskan, ada kemungkinan Jepang bekerja sama dengan China dalam proyek Belt and Road atau Jalur Sutra Baru yang digagas Beijing. “Sangat mungkin Jepang bekerja sama dengan China untuk berbagai proyek (Belt and Road) dari kasus per kasus di mana standar internasional terpenuhi,” ujar Kono, dikutip kantor berita Reuters.

Belt and Road Initiative diluncurkan Presiden China Xi Jinping pada 2013 untuk membangun jaringan Jalur Sutra modern yang menghubungkan China melalui darat dan laut ke Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa dan Afrika.

Abe dan Xi berjanji tahun lalu untuk memperbarui hubungan yang kadang mengalami konflik antara dua kekuatan ekonomi terbesar Asia tersebut.

Wang yang pernah tinggal delapan tahun di Jepang sebagai diplomat, termasuk tiga tahun sebagai duta besar (dubes), menjelaskan perubahan iklim ekonomi menghadirkan peluang baru. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7484 seconds (0.1#10.140)