Saham Kurang Diminati Investor, Kinerja Telkom Jadi Sorotan
A
A
A
JAKARTA - Daya tarik saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya meredup di sepanjang tahun ini. Sejak awal tahun hingga hari ini atau year-to-date (ytd), harga saham emiten BUMN dan anak usahanya mencatatkan penurunan rata-rata sebesar 6%.
Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, mengkritik buruknya kinerja perusahaan pelat PT Telkom. Kerugian ini banyak diderita BUMN yang berkiprah di sektor telekomunikasi. Harga saham PT Telkom tertekan di BEI jatoh keposisi kelima dalam kapitalisasi pasar. Harga sahamnya turun hingga 11 %.
Defiyan Cori yang merupakan Lulusan FE UGM dan Ketua Forum Ekonomi Muda Indonesia (FEMI) menilai, banyak investor melepas saham TLKM lantaran sentimen Satelit Telkom 1 yang belum sepenuhnya hilang, meski kejadian terjadi di bulan Agustus 2017.
Menurutnya investor sekarang sudah cerdas, tak bisa lagi dikelabui oleh polesan-polesan. Mereka melihat kinerja dan banyaknya permasalahan di tubuh PT Telkom hingga akhirnya melepas saham PT Telkom di bursa saham.
"Anjloknya saham PT Telkom hingga sampai 3.730 saat ini menunjukan investor sudah tidak tertarik. Investor sudah tidak dapat dikelabui. Ada permasalahan besar di baliknya.," kata Defiyan alumni kampus UGM, saat dihubungi, Rabu (18/4)
Melihat kondisi ini, Defiyan menegaskan bahwa menyelesaikan permasalahan inefisiensi dan inefektifitas manajemen dalam tubuh Telkom harus menjadi prioritas utama. Terlebih para dewan manajemen agar tidak berparadigma kapitalisme saja, sebab BUMN modal awalnya adalah dari negara.
Menurutnya harus punya paradigma konstitusi. Contohnya soal satelit Telkom 1 itu akibat cara berfikir manajemen yang mau untung besar. Menggunakan barang tua, namun akhirnya rusak.
"Menempatkan profesional di bidang manajemen memang penting bagi penyehatan pengelolaan BUMN dan juga Koperasi untuk tujuan kesejahteraan semua orang," ujar Defiyan.
Ia juga menyarankan, jangan ada lagi upaya 'make up' atau memoles yang seolah besar, namun kenyataan hanya balon kosong. Laporan kinerja bagus, namun harga saham anjlok.
Permasalahan yang terdapat pada BUMN, dalam ini pemerintah wajib menegakkan amanat konstitusi, yaitu pasal 33 dalam menyusun Sistem Ekonomi bangsa dengan memperkuat BUMN dan memberikan peluang terciptanya kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
"Pemerintah harus melakukan restrukturisasi terhadap menajemen PT Telkom Indonesia yang dinilai buruk, karena pengawasan dari dewan komisaris ke direksi dalam mengawasi menajemen tidak berjalan," ungkapnya.
Lanjut dia, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebaiknya melakukan audit laporan Keuangan PT Telkom. Bentuk transparansi menunjukkan kinerja perusaahaan BUMN aman dan bisa dipertanggung jawabkan.
"Telkom punya peran strategis juga sebagai BUMN untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi harus profesional kinerjanya. Jangan seperti yang sekarang," tutupnya.
Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, mengkritik buruknya kinerja perusahaan pelat PT Telkom. Kerugian ini banyak diderita BUMN yang berkiprah di sektor telekomunikasi. Harga saham PT Telkom tertekan di BEI jatoh keposisi kelima dalam kapitalisasi pasar. Harga sahamnya turun hingga 11 %.
Defiyan Cori yang merupakan Lulusan FE UGM dan Ketua Forum Ekonomi Muda Indonesia (FEMI) menilai, banyak investor melepas saham TLKM lantaran sentimen Satelit Telkom 1 yang belum sepenuhnya hilang, meski kejadian terjadi di bulan Agustus 2017.
Menurutnya investor sekarang sudah cerdas, tak bisa lagi dikelabui oleh polesan-polesan. Mereka melihat kinerja dan banyaknya permasalahan di tubuh PT Telkom hingga akhirnya melepas saham PT Telkom di bursa saham.
"Anjloknya saham PT Telkom hingga sampai 3.730 saat ini menunjukan investor sudah tidak tertarik. Investor sudah tidak dapat dikelabui. Ada permasalahan besar di baliknya.," kata Defiyan alumni kampus UGM, saat dihubungi, Rabu (18/4)
Melihat kondisi ini, Defiyan menegaskan bahwa menyelesaikan permasalahan inefisiensi dan inefektifitas manajemen dalam tubuh Telkom harus menjadi prioritas utama. Terlebih para dewan manajemen agar tidak berparadigma kapitalisme saja, sebab BUMN modal awalnya adalah dari negara.
Menurutnya harus punya paradigma konstitusi. Contohnya soal satelit Telkom 1 itu akibat cara berfikir manajemen yang mau untung besar. Menggunakan barang tua, namun akhirnya rusak.
"Menempatkan profesional di bidang manajemen memang penting bagi penyehatan pengelolaan BUMN dan juga Koperasi untuk tujuan kesejahteraan semua orang," ujar Defiyan.
Ia juga menyarankan, jangan ada lagi upaya 'make up' atau memoles yang seolah besar, namun kenyataan hanya balon kosong. Laporan kinerja bagus, namun harga saham anjlok.
Permasalahan yang terdapat pada BUMN, dalam ini pemerintah wajib menegakkan amanat konstitusi, yaitu pasal 33 dalam menyusun Sistem Ekonomi bangsa dengan memperkuat BUMN dan memberikan peluang terciptanya kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
"Pemerintah harus melakukan restrukturisasi terhadap menajemen PT Telkom Indonesia yang dinilai buruk, karena pengawasan dari dewan komisaris ke direksi dalam mengawasi menajemen tidak berjalan," ungkapnya.
Lanjut dia, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebaiknya melakukan audit laporan Keuangan PT Telkom. Bentuk transparansi menunjukkan kinerja perusaahaan BUMN aman dan bisa dipertanggung jawabkan.
"Telkom punya peran strategis juga sebagai BUMN untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi harus profesional kinerjanya. Jangan seperti yang sekarang," tutupnya.
(akr)