Satu Tahun Sebulan Jabat Dirut Pertamina, Elia Dinilai Layak Dicopot
A
A
A
JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memutuskan mencopot jabatan Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Pasalnya jabatan yang diemban Elia Massa tergolong singkat yakni hanya satu tahun lebih sebulan menjadi nahkoda Pertamina menggantikan dirut sebelumnya Dwi Soetjipto.
(Baca Juga: BUMN Ungkap Alasan Copot Dirut Pertamina dan Empat Direksi
Pencopotan Elia pun menuai banyak reaksi dari berbagai kalangan, salah satunya dari anggota DPR Komisi VII Eni Maulani Saragih. Menurutnya pencopotan Elia Massa sebagai dirut Pertamina sudah tepat.
Lebih lanjut Ia menerangkan, alasannya karena dalam kurun waktu satu tahun belum menunjukkan prestasi gemilang. Padahal, Elia digadang-gadang dapat membawa Pertamina menjadi lebih baik tetapi justru menuai banyak masalah. Salah satunya kejadian patahnya pipa minyak di Teluk Balikpapan.
“Kesan awalnya kejadian itu ditutup-tutupi sebelum akhirnya ramai diberitakan. Pertamina disini juga tidak sensitif menangani masalah pencemaran minyak, padahal sekelas Pertamina seharusnya punya standar memadai pembangunan pipa sehingga terhindar dari bencana,” kata dia saat dihubungi KORANSINDO, Jumat (20/4/2018).
Selain itu, Eni menurutkan proyek besar seperti pembangunan kilang juga tidak jalan. Padahal pembangunan kilang merupakan salah satu program nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus dijalankan oleh perusahaan pelat merah tersebut. “Masih banyak proyek besar yang jalan di tempat. Saya melihat memang belum menunjukkan prestasi,” paparnya.
Hal senada juga diungkapkan Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi yang menurutnya Elia pantas diganti menjadi dirut Pertamina karena tidak patuh menjalankan BBM penugasan. Terang dia, selain mengeluh, Elia cenderung membangkang menjalankan BBM penugasan sehingga terjadi kelangkaan BBM dan menyebabkan kenaikan harga Pertalite.
“Itu berpotensi menimbulkan keresahan dan kegaduhan serta memicu inflasi,” kata dia. Tak hanya itu, Ia menambahkan Elia juga seolah cuci tangan terhadap tragedi kebocoran pipa di Teluk Balikpapan. “Seharusnya Elia dengan jantan mengundurkan diri sebelum di copot,” tutup Fahmy.
(Baca Juga: BUMN Ungkap Alasan Copot Dirut Pertamina dan Empat Direksi
Pencopotan Elia pun menuai banyak reaksi dari berbagai kalangan, salah satunya dari anggota DPR Komisi VII Eni Maulani Saragih. Menurutnya pencopotan Elia Massa sebagai dirut Pertamina sudah tepat.
Lebih lanjut Ia menerangkan, alasannya karena dalam kurun waktu satu tahun belum menunjukkan prestasi gemilang. Padahal, Elia digadang-gadang dapat membawa Pertamina menjadi lebih baik tetapi justru menuai banyak masalah. Salah satunya kejadian patahnya pipa minyak di Teluk Balikpapan.
“Kesan awalnya kejadian itu ditutup-tutupi sebelum akhirnya ramai diberitakan. Pertamina disini juga tidak sensitif menangani masalah pencemaran minyak, padahal sekelas Pertamina seharusnya punya standar memadai pembangunan pipa sehingga terhindar dari bencana,” kata dia saat dihubungi KORANSINDO, Jumat (20/4/2018).
Selain itu, Eni menurutkan proyek besar seperti pembangunan kilang juga tidak jalan. Padahal pembangunan kilang merupakan salah satu program nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus dijalankan oleh perusahaan pelat merah tersebut. “Masih banyak proyek besar yang jalan di tempat. Saya melihat memang belum menunjukkan prestasi,” paparnya.
Hal senada juga diungkapkan Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi yang menurutnya Elia pantas diganti menjadi dirut Pertamina karena tidak patuh menjalankan BBM penugasan. Terang dia, selain mengeluh, Elia cenderung membangkang menjalankan BBM penugasan sehingga terjadi kelangkaan BBM dan menyebabkan kenaikan harga Pertalite.
“Itu berpotensi menimbulkan keresahan dan kegaduhan serta memicu inflasi,” kata dia. Tak hanya itu, Ia menambahkan Elia juga seolah cuci tangan terhadap tragedi kebocoran pipa di Teluk Balikpapan. “Seharusnya Elia dengan jantan mengundurkan diri sebelum di copot,” tutup Fahmy.
(akr)