Teknologi Digital Buka Peluang Pasar bagi UMKM
A
A
A
JAKARTA - Era ekonomi digital perlu direspons secara cepat oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya. Terlebih ekonomi digital membuka peluang bagi UMKM untuk berkiprah di kawasan Asia Tenggara.
"Teknologi informasi dan komunikasi saat ini menjadi salah satu pilar kekuatan ekonomi global. Sektor UMKM di seluruh Indonesia harus memanfaatkan teknologi untuk memetik keuntungan dari transformasi digital," kata Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (LLP-KUKM) Emilia Suhaimi, di Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Emilia menyampaikan bahwa pertumbuhan bisnis digital Indonesia dalam 10 tahun terakhir tumbuh sekitar 17% dengan total sekitar 26,2 juta pengusaha online. Data Social Research & Monitoring menunjukkan transaksi online mencapai USD4,89 miliar dari 8,7 juta pembeli online.
"Hal ini menunjukkan terdapatnya peluang bagi pelaku start up UMKM dalam mengembangkan usahanya melalui bisnis online," tandasnya.
Kendati begitu, pengembangan UMKM berbasis online harus dilakukan sesuai keinginan pasar. Artinya, kata Emilia, pengembangan ini tak lagi dilakukan secara door to door, namun dijual dengan pola digital agar cepat laku dan produk yang ditawarkan semakin dikenal masyarakat.
"Para pelaku UMKM digital di Tanah Air dan para pelaku UMKM siap memasuki dunia digital yang sangat penting untuk mendukung usaha pemerintah dalam menjadikan Indonesia negara digital se-ASEAN di tahun 2020," pungkasnya.
"Teknologi informasi dan komunikasi saat ini menjadi salah satu pilar kekuatan ekonomi global. Sektor UMKM di seluruh Indonesia harus memanfaatkan teknologi untuk memetik keuntungan dari transformasi digital," kata Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (LLP-KUKM) Emilia Suhaimi, di Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Emilia menyampaikan bahwa pertumbuhan bisnis digital Indonesia dalam 10 tahun terakhir tumbuh sekitar 17% dengan total sekitar 26,2 juta pengusaha online. Data Social Research & Monitoring menunjukkan transaksi online mencapai USD4,89 miliar dari 8,7 juta pembeli online.
"Hal ini menunjukkan terdapatnya peluang bagi pelaku start up UMKM dalam mengembangkan usahanya melalui bisnis online," tandasnya.
Kendati begitu, pengembangan UMKM berbasis online harus dilakukan sesuai keinginan pasar. Artinya, kata Emilia, pengembangan ini tak lagi dilakukan secara door to door, namun dijual dengan pola digital agar cepat laku dan produk yang ditawarkan semakin dikenal masyarakat.
"Para pelaku UMKM digital di Tanah Air dan para pelaku UMKM siap memasuki dunia digital yang sangat penting untuk mendukung usaha pemerintah dalam menjadikan Indonesia negara digital se-ASEAN di tahun 2020," pungkasnya.
(fjo)