Pasar Lesu, Wahana Vinyl Tak Lanjutkan Rencana IPO
A
A
A
JAKARTA - PT Wahana Vinyl Nusantara memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Penarikan dari proses IPO dilakukan setelah mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar saham yang sedang lesu belakangan ini.
Kendati demikian, podusen pipa dengan merek Rucika ini tetap bermaksud untuk melakukan IPO di masa mendatang, sembari terus mengevaluasi kondisi perekonomian makro dan pasar modal. Semula, Wahana Vinyl Nusantara berencana IPO pada kuartal II/2018.
"Perusahaan tadinya siap melepas 20% saham ke publik dengan target perolehan dana sekitar Rp1,5 triliun," ujar Chief Financial Officer (CFO) Wahana Vinyl Nusantara Troy melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Wahana Vinyl Nusantara merupakan induk usaha PT Wahana Duta Jaya Rucika (WDJR) dan PT Wahana Tunas Utama Rucika (WTUR), termasuk dua depo operasi, yaitu PT Djabesdepo Fortuna Raya (DFR) di Surabaya dan PT Djabesdepo Fortuna Medan (DFM) di Medan.
Perusahaan memiliki empat pusat produksi yang tersebar di Jawa Barat yakni Cibitung, Karawang, dan Lemahabang, serta di Jawa Timur yakni Ngoro-Mojokerto dengan kapasitas total di atas 200.000 ton. Selain itu, perusahaan memiliki tiga pusat distribusi yang berlokasi di Tangerang, Medan dan Kutorejo. Fasilitas itu untuk mendukung pasokan produk di Indonesia.
Kendati demikian, podusen pipa dengan merek Rucika ini tetap bermaksud untuk melakukan IPO di masa mendatang, sembari terus mengevaluasi kondisi perekonomian makro dan pasar modal. Semula, Wahana Vinyl Nusantara berencana IPO pada kuartal II/2018.
"Perusahaan tadinya siap melepas 20% saham ke publik dengan target perolehan dana sekitar Rp1,5 triliun," ujar Chief Financial Officer (CFO) Wahana Vinyl Nusantara Troy melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Wahana Vinyl Nusantara merupakan induk usaha PT Wahana Duta Jaya Rucika (WDJR) dan PT Wahana Tunas Utama Rucika (WTUR), termasuk dua depo operasi, yaitu PT Djabesdepo Fortuna Raya (DFR) di Surabaya dan PT Djabesdepo Fortuna Medan (DFM) di Medan.
Perusahaan memiliki empat pusat produksi yang tersebar di Jawa Barat yakni Cibitung, Karawang, dan Lemahabang, serta di Jawa Timur yakni Ngoro-Mojokerto dengan kapasitas total di atas 200.000 ton. Selain itu, perusahaan memiliki tiga pusat distribusi yang berlokasi di Tangerang, Medan dan Kutorejo. Fasilitas itu untuk mendukung pasokan produk di Indonesia.
(fjo)