Pacu KUR, Koperasi Jasa Gerakan Tani Nelayan Prakarsai Desa Terang

Senin, 07 Mei 2018 - 19:39 WIB
Pacu KUR, Koperasi Jasa...
Pacu KUR, Koperasi Jasa Gerakan Tani Nelayan Prakarsai Desa Terang
A A A
JAKARTA - Koperasi Jasa Gerakan Tani Nelayan (KJG) semakin berlari cepat. Belum genap sepekan KJG berkomitmen membangun Integrated Dryer Center di 16 titik senilai Rp1 triliun dalam acara Roadshow Investasi dan Peluang Usaha di Kabupaten Sumbawa yang dihadiri Bupati Sumbawa HM Husni Djibril (30/4). Kini KJG memprakarsai Desa Terang di 108 Kabupaten.

Bertempat di Swissbell Hotel Kalibata Jakarta, KJG mengundang 108 Bupati se Indonesia untuk sosialisasi Integrasi Program KUR & Desa Terang Tahun 2018/2019.
Tampak juga hadir dari kelembagaan Bappenas, Kemendes, perwakilan FAO, pengusaha swasta nasional, BUMN dan investor Jepang.

Dalam sambutannya, Ketua Umum KJG Dadang Mishal Yofthie menyatakan, bahwa KJG didaulat oleh Pembina Ir. Joko Widodo untuk menggabungkan kekuatan petani dan kelompok dalam bentuk Koperasi Produksi Digital Modern melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat).

“Saat ini realisasi KUR ke sektor produksi oleh perbankan nasional belum optimal, khususnya di tanaman pangan. Kesulitan ini antara lain disebabkan belum efektifnya peran lembaga linkage sebagai katalisator dan fasilitator, seperti yang dilakukan KJG,” jelasnya.

Alhasil, tambahnya, keberhasilan KUR tidak sesuai harapan karena masih kepada keberhasilan orang-per orang bukan berkelompok dalam wadah Koperasi. Padahal bunga KUR di tahun ini seperti yang dicanangkan Presiden sebesar 7% per tahun. “Ini bungan KUR terendah sepanjang sejarah,” tandas Dadang.

6,5 Juta Petani

Command Center KJG kini tengah mengolah 24 juta data petani yang diberikan KTNA sesuai MoU KJG dengan KTNA, tetapi baru sebanyak 6,5 juta petani yang mampu diolah sesuai standar bank. Pembangunan Integrated Processing Center dengan Desa Terang adalah integrasi program KUR mengingat masih banyak desa di di sejumlah Kabupaten yang gelap karena keterbatasan pasokan listrik, padahl disana adalah basis kegiatan produksi pertanian dan perikanan.

“KJG harus melakukan inovasi dan terobosan untuk membantu pemerintah dalam menjadikan desa sebagai pusat kegiatan produksi terkecil. Tanpa adanya listrik dan sarana pengolahan hasil pertanian dan perikanan, rasanya mustahil Desa akan mengejar ketertinggalan menuju kesejahteraan yang diharapkan,” tegas Dadang.

Sementara itu, Senior Expatriate Agriculture Asia Pacific-FAO UN Ratno Soetjiptadie menyatakan, bahwa masa depan Indonesia ada di gerakan koperasi.

“Negara-negara di Afrika kini menjadi negara yang tumbuh dengan cepat berkat Koperasi bukan Korporasi. Saatnya Indonesia membangun Koperasi yang modern dengan sumberdaya manusia yang mumpuni dan berbasis IT, agar setiap potensi sekaligus penyelewengan dari pengurus dapat segera terdeteksi, seperti yang kini tengah dibangun oleh KJG.

“Hasil dari kegiatan ini sejumlah masukan dari para Bupati dan stakeholder akan segera ditindaklanjuti dengan membentuk Task Force sebagai unit terkecil untuk percepatan realisasi,” sambung Deputi II Bidang Kemitraan dan Pengembangan KJG Wisnu Hermawan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0773 seconds (0.1#10.140)