Pelindo Properti Bangun Gedung Perkantoran Senilai Rp497 Miliar
A
A
A
SURABAYA - PT Pelindo Properti Indonesia (PPI)--cucu perusahaan PT Pelindo III Persero--tengah menyelesaikan pembangunan menara perkantoran Pelindo Place di bilangan Perak Timur, Surabaya, Jawa Timur. Hingga kuartal I 2018, tingkat keterisian Pelindo Place mencapai 40% yang berasal dari Pelindo III Group.
Direktur Utama PPI Kokok Susanto mengatakan, proyek ini menelan investasi Rp497 miliar. Gedung akan memiliki 23 lantai dengan luas bangunan 63.365 meter persegi dan dibangun di atas lahan seluas 11.124 meter persegi.
Gedung berkonsep smart dan eco-green ini didukung dengan keamanan 24 jam, CCTV dan sejumlah pos keamanan. Bahkan, aksesibilitas dalam gedung juga dapat dioperasikan melalui smartphone. "Kami terus gencar melakukan upaya pemasaran sekaligus mempercepat proses pembangunan gedung," katanya, Jumat (18/5/2018).
Hingga saat ini, lanjutnya, sejumlah gedung-gedung yang ada telah diratakan dan peralatan pancang mulai dipasang untuk proses pengujian (pile test). Rencananya, pile test dilaksanakan pada akhir Mei ini.
Menurutnya, Pelindo Place akan menjadi pilihan karena lokasinya strategis, yakni dekat dengan pelabuhan. "Selain terminal pelabuhan yang dikelola Pelindo III beserta anak usahanya, di kawasan Tanjung Perak terdapat kantor instansi pemerintahan, perbankan, perusahaan asuransi, pelayaran domestik dan internasional, ekspedisi hingga pusat perbelanjaan," ujarnya.
Tak hanya sekadar berfokus pada perusahaan-perusahaan mainstream, PPI juga menyasar kebutuhan akan ruang kerja bersama atau lazim disebut coworking space. Pemain bisnis startup saat ini mencari ruang kerja yang bernilai efisien dan representatif.
Pada aspek ramah lingkungan, Pelindo Place menerapkan sistem rainwater harvesting guna menghadirkan efisiensi dalam penggunaan air, khususnya untuk kebutuhan penyiraman tanaman dan bilasan toilet. "Karena itu, kami juga akan membidik para pemain coworking space agar dapat memanfaatkan ruang perkantoran di Pelindo Place," tandas Kokok.
Sejumlah pakar properti berpendapat bahwa kinerja penjualan ruang perkantoran mengalami tantangan. Pasalnya, tingkat pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2017 lebih rendah dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,2%. Ini berimbas pada lemahnya okupansi ruang perkantoran. Kendati demikian, maraknya bisnis rintisan atau startup justru menghadirkan peluang bagi para pengembang gedung perkantoran.
"Pengembangan properti vertikal menjadi tren. Properti vertikal sangat efisien dalam pemanfaatan lahan. Dengan begitu, kita bisa leluasa membangun fasilitas publik dan ruang terbuka hijau," ujar Wakil Presiden Direktur dan Chief Operating Officer PT Intiland Development Tbk, Sinarto Dharmawan.
Sinarto melanjutkan, tren masa depan untuk perkantoran, hunian, dan komersial adalah gedung-gedung bertingkat dengan mengadopsi passive design yang dapat mengelola sumber daya alam secara lebih bijak dan ramah lingkungan.
Oleh karena itu, dalam setiap pengembangan proyek baru, alokasi untuk fasilitas dan ruang terbuka hijau yang bisa diakses oleh publik dengan mudah dan murah akan menjadi prioritas utama. "Adapun konsep yang sesuai dengan tren pembangunan masa depan adalah properti multifungsi atau mixed use development," tandasnya.
Direktur Utama PPI Kokok Susanto mengatakan, proyek ini menelan investasi Rp497 miliar. Gedung akan memiliki 23 lantai dengan luas bangunan 63.365 meter persegi dan dibangun di atas lahan seluas 11.124 meter persegi.
Gedung berkonsep smart dan eco-green ini didukung dengan keamanan 24 jam, CCTV dan sejumlah pos keamanan. Bahkan, aksesibilitas dalam gedung juga dapat dioperasikan melalui smartphone. "Kami terus gencar melakukan upaya pemasaran sekaligus mempercepat proses pembangunan gedung," katanya, Jumat (18/5/2018).
Hingga saat ini, lanjutnya, sejumlah gedung-gedung yang ada telah diratakan dan peralatan pancang mulai dipasang untuk proses pengujian (pile test). Rencananya, pile test dilaksanakan pada akhir Mei ini.
Menurutnya, Pelindo Place akan menjadi pilihan karena lokasinya strategis, yakni dekat dengan pelabuhan. "Selain terminal pelabuhan yang dikelola Pelindo III beserta anak usahanya, di kawasan Tanjung Perak terdapat kantor instansi pemerintahan, perbankan, perusahaan asuransi, pelayaran domestik dan internasional, ekspedisi hingga pusat perbelanjaan," ujarnya.
Tak hanya sekadar berfokus pada perusahaan-perusahaan mainstream, PPI juga menyasar kebutuhan akan ruang kerja bersama atau lazim disebut coworking space. Pemain bisnis startup saat ini mencari ruang kerja yang bernilai efisien dan representatif.
Pada aspek ramah lingkungan, Pelindo Place menerapkan sistem rainwater harvesting guna menghadirkan efisiensi dalam penggunaan air, khususnya untuk kebutuhan penyiraman tanaman dan bilasan toilet. "Karena itu, kami juga akan membidik para pemain coworking space agar dapat memanfaatkan ruang perkantoran di Pelindo Place," tandas Kokok.
Sejumlah pakar properti berpendapat bahwa kinerja penjualan ruang perkantoran mengalami tantangan. Pasalnya, tingkat pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2017 lebih rendah dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,2%. Ini berimbas pada lemahnya okupansi ruang perkantoran. Kendati demikian, maraknya bisnis rintisan atau startup justru menghadirkan peluang bagi para pengembang gedung perkantoran.
"Pengembangan properti vertikal menjadi tren. Properti vertikal sangat efisien dalam pemanfaatan lahan. Dengan begitu, kita bisa leluasa membangun fasilitas publik dan ruang terbuka hijau," ujar Wakil Presiden Direktur dan Chief Operating Officer PT Intiland Development Tbk, Sinarto Dharmawan.
Sinarto melanjutkan, tren masa depan untuk perkantoran, hunian, dan komersial adalah gedung-gedung bertingkat dengan mengadopsi passive design yang dapat mengelola sumber daya alam secara lebih bijak dan ramah lingkungan.
Oleh karena itu, dalam setiap pengembangan proyek baru, alokasi untuk fasilitas dan ruang terbuka hijau yang bisa diakses oleh publik dengan mudah dan murah akan menjadi prioritas utama. "Adapun konsep yang sesuai dengan tren pembangunan masa depan adalah properti multifungsi atau mixed use development," tandasnya.
(ven)