Amartha Salurkan Pinjaman Peer to Peer Mencapai Rp402 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan financial technology (fintech) berbasis peer to peer lending PT Amartha Mikro Fintek terus mendapatkan kepercayaan dari para investor untuk mengelola dan menyalurkan dana investasi.
Tercatat hingga Mei 2018, Amartha telah mengelola dan menyalurkan dana investasi Rp402,85 miliar kepada 104.537 usaha mikro perempuan dari kalangan masyarakat prasejahtera pedesaan.
CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, penyaluran dana investasi disalurkan untuk permodalan usaha mikro perempuan pedesaan. Hal itu juga disertai dengan program pembinaan strategis oleh Amartha.
Perseroan telah membantu para mitra usaha mikro perempuan untuk meningkatkan pendapatan tahunan mereka hingga 41%, dan mampu membantu 50% penerima manfaat berhasil memperoleh penghidupan yang lebih baik.
"Setelah delapan tahun, Amartha berhasil mencapai hasil yang membanggakan dalam menjembatani pendana dari perkotaan untuk perempuan di pedesaan yang ingin meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya," ujar Taufan di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Selain itu, demi membangun kredibilitas dan reputasi investasi yang dikelolanya, Amartha mengembangkan program pengelolaan dan penyaluran investasi. Pihaknya juga menyelenggarakan progam pembinaan tepat guna berdasarkan survei dan studi mendalam tentang kebutuhan serta tantangan masyarakat prasejahtera dalam melawan kemiskinan.
Taufan menilai, berkat kajian dan pendekatan yang tepat, para mitra usaha mikro perempuan yang didukung Amartha mampu membangun reputasi mereka sebagai peminjam modal yang tepercaya bagi para investor berkat tingkat ketepatan waktu pembayaran mereka yang berada di atas 99,84%.
Taufan menambahkan, pihaknya juga terus berkomitmen dalam menyediakan rasa aman bagi pendana dan penerima dana. Hal tersebut tercermin dari penerapan sistem manajemen keamanan informasi berstandar ISO 27001.
Dia berharap, kuatnya komitmen Amartha seperti yang tercermin dari diraihnya sertifikasi ISO 27001, serta kinerja positif yang ditunjukkan oleh para pengusaha mikro perempuan mitra Amartha, akan semakin menguatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya guna mendukung pertumbuhan usaha dan peningkatan kesejahteraan mereka.
Amartha juga masih mampu menjaga angka non performing loan (NPL) di level 0%. Selama delapan tahun berdiri, angka kredit macet masih bertahan di angka 0%. Hal tersebut menurutnya bisa dicapai karena perusahaan menggunakan strategi manajemen risiko yang unik.
Perusahaan menerapkan group lending system (pinjaman kelompok) yang memiliki mekanisme tanggung renteng. Satu kelompok bisa terdiri atas 10 orang sampai 15 orang. "Di saat ada yang kesulitan bayar angsuran, mereka bisa saling melindungi satu sama lain untuk menyelesaikan masalah," katanya.
Dia melihat model seperti demikian dinilai Ia pun berharap masih mampu menjaga angka NPL di level aman.
Tercatat hingga Mei 2018, Amartha telah mengelola dan menyalurkan dana investasi Rp402,85 miliar kepada 104.537 usaha mikro perempuan dari kalangan masyarakat prasejahtera pedesaan.
CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, penyaluran dana investasi disalurkan untuk permodalan usaha mikro perempuan pedesaan. Hal itu juga disertai dengan program pembinaan strategis oleh Amartha.
Perseroan telah membantu para mitra usaha mikro perempuan untuk meningkatkan pendapatan tahunan mereka hingga 41%, dan mampu membantu 50% penerima manfaat berhasil memperoleh penghidupan yang lebih baik.
"Setelah delapan tahun, Amartha berhasil mencapai hasil yang membanggakan dalam menjembatani pendana dari perkotaan untuk perempuan di pedesaan yang ingin meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya," ujar Taufan di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Selain itu, demi membangun kredibilitas dan reputasi investasi yang dikelolanya, Amartha mengembangkan program pengelolaan dan penyaluran investasi. Pihaknya juga menyelenggarakan progam pembinaan tepat guna berdasarkan survei dan studi mendalam tentang kebutuhan serta tantangan masyarakat prasejahtera dalam melawan kemiskinan.
Taufan menilai, berkat kajian dan pendekatan yang tepat, para mitra usaha mikro perempuan yang didukung Amartha mampu membangun reputasi mereka sebagai peminjam modal yang tepercaya bagi para investor berkat tingkat ketepatan waktu pembayaran mereka yang berada di atas 99,84%.
Taufan menambahkan, pihaknya juga terus berkomitmen dalam menyediakan rasa aman bagi pendana dan penerima dana. Hal tersebut tercermin dari penerapan sistem manajemen keamanan informasi berstandar ISO 27001.
Dia berharap, kuatnya komitmen Amartha seperti yang tercermin dari diraihnya sertifikasi ISO 27001, serta kinerja positif yang ditunjukkan oleh para pengusaha mikro perempuan mitra Amartha, akan semakin menguatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya guna mendukung pertumbuhan usaha dan peningkatan kesejahteraan mereka.
Amartha juga masih mampu menjaga angka non performing loan (NPL) di level 0%. Selama delapan tahun berdiri, angka kredit macet masih bertahan di angka 0%. Hal tersebut menurutnya bisa dicapai karena perusahaan menggunakan strategi manajemen risiko yang unik.
Perusahaan menerapkan group lending system (pinjaman kelompok) yang memiliki mekanisme tanggung renteng. Satu kelompok bisa terdiri atas 10 orang sampai 15 orang. "Di saat ada yang kesulitan bayar angsuran, mereka bisa saling melindungi satu sama lain untuk menyelesaikan masalah," katanya.
Dia melihat model seperti demikian dinilai Ia pun berharap masih mampu menjaga angka NPL di level aman.
(ven)