PLN Hubungkan Listrik Sistem Mahakam dan Barito Dalam Satu Interkoneksi
A
A
A
BALIKPAPAN - PLN berhasil menggabungkan jaringan listrik Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan dalam satu interkoneksi. Hal ini ditandai dengan mengalirnya listrik melalui kabel 150 kilo Volt (kV) dari Gardu Induk (GI) PLTU Balikpapan di Kalimantan Timur ke GI Tanjung di Kalimantan Selatan pada Rabu (30/5/2018).
Direktur PLN Regional Kalimantan Machnizon mengatakan, dengan interkoneksi Kalimantan Timur-Kalimantan Selatan diharapkan meningkatkan keandalan listrik dua provinsi ini, karena ketersediaan cadangan daya pada sistem Mahakam mencapai 155.46 MW.
“Interkoneksi ini menjadikan bertambahnya kehandalan sistem listrik Barito di Kalimantan Selatan karena didukung oleh pasokan listrik dari pembangkit-pembangkit yang ada di sistem Mahakam Kalimantan Timur,” ujar Machnizon.
“Selain itu, interkoneksi ini juga menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik Kaltim maupun Kalsel dan mematikan beberapa PLTD yang berbahan bakar HSD,” imbuh Machnizon.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan kebutuhan energi listrik di Provinsi Kalimantan Timur disuplai oleh sistem Mahakam yang melayani Kota Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, dan Bontang.
“Dengan adanya pasokan listrik dari PLTU Teluk Balikpapan (2x110 MW), PLTGU Tanjung Batu 100 MW, listrik swasta, dan PLTD lainnya, daya mampu sistem mahakam saat ini mencapai 547.63 MW dengan beban puncak 392.17 MW. Tersedia daya cadangan 155.46 MW di sistem mahakam,” paparnya.
“Cadangan daya ini menjadikan kondisi kelistrikan di Provinsi Kalimantan Timur menjadi lebih baik. Adanya Sistem interkoneksi Kalimantan Timur – Kalimantan Selatan diharapkan meningkatkan keandalan kondisi listrik di dua provinsi ini, dikarenakan adanya ketersediaan cadangan daya pada sistem mahakam sebesar 155.46 MW dan sistem barito sebesar 92 MW,” sambung Machnizon.
Dalam rencana jangka panjang, PLN terus membangun dan mengembangkan sistem kelistrikan di pulau Kalimantan dengan menginterkoneksikan seluruh sistem kelistrikan. “Tidak hanya sistem interkoneksi Kalimantan Timur – Kalimantan Selatan saja, tetapi sistem kelistrikan dapat terhubung sampai provinsi Kalimantan Utara, sehingga cita-cita “Kalimantan Terang” dapat terwujud segera,” terangnya.
Machnizon juga mengungkapkan bahwa pasokan listrik yang andal dan adanya percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik di Kalimantan timur dan Kalimantan Selatan.
Direktur PLN Regional Kalimantan Machnizon mengatakan, dengan interkoneksi Kalimantan Timur-Kalimantan Selatan diharapkan meningkatkan keandalan listrik dua provinsi ini, karena ketersediaan cadangan daya pada sistem Mahakam mencapai 155.46 MW.
“Interkoneksi ini menjadikan bertambahnya kehandalan sistem listrik Barito di Kalimantan Selatan karena didukung oleh pasokan listrik dari pembangkit-pembangkit yang ada di sistem Mahakam Kalimantan Timur,” ujar Machnizon.
“Selain itu, interkoneksi ini juga menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik Kaltim maupun Kalsel dan mematikan beberapa PLTD yang berbahan bakar HSD,” imbuh Machnizon.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan kebutuhan energi listrik di Provinsi Kalimantan Timur disuplai oleh sistem Mahakam yang melayani Kota Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, dan Bontang.
“Dengan adanya pasokan listrik dari PLTU Teluk Balikpapan (2x110 MW), PLTGU Tanjung Batu 100 MW, listrik swasta, dan PLTD lainnya, daya mampu sistem mahakam saat ini mencapai 547.63 MW dengan beban puncak 392.17 MW. Tersedia daya cadangan 155.46 MW di sistem mahakam,” paparnya.
“Cadangan daya ini menjadikan kondisi kelistrikan di Provinsi Kalimantan Timur menjadi lebih baik. Adanya Sistem interkoneksi Kalimantan Timur – Kalimantan Selatan diharapkan meningkatkan keandalan kondisi listrik di dua provinsi ini, dikarenakan adanya ketersediaan cadangan daya pada sistem mahakam sebesar 155.46 MW dan sistem barito sebesar 92 MW,” sambung Machnizon.
Dalam rencana jangka panjang, PLN terus membangun dan mengembangkan sistem kelistrikan di pulau Kalimantan dengan menginterkoneksikan seluruh sistem kelistrikan. “Tidak hanya sistem interkoneksi Kalimantan Timur – Kalimantan Selatan saja, tetapi sistem kelistrikan dapat terhubung sampai provinsi Kalimantan Utara, sehingga cita-cita “Kalimantan Terang” dapat terwujud segera,” terangnya.
Machnizon juga mengungkapkan bahwa pasokan listrik yang andal dan adanya percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik di Kalimantan timur dan Kalimantan Selatan.
(akr)