Wall Street Naik Tipis Setelah Pertemuan Trump-Jong Un
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat naik tipis pada perdagangan Selasa waktu setempat, setelah Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meneken perjanjian untuk membangun perdamaian di Semenanjung Korea. Kurangnya detail kesepakatan soal denuklirisasi membuat pasar bergerak variatif.
Mengutip CNBC, Rabu (13/6/2018), indeks S&P 500 ditutup 0,17% lebih tinggi menjadi 2.786,85 berkat kenaikan sektor utilitas yang menguat 1,3%. Nasdaq bertambah 0,57% menjadi 7.703,79 berkat kenaikan saham Facebook, Apple, Amazon, Netflix dan Alphabet--induk dari Google. Sementara, indeks Dow Jones berakhir 1,6% lebih rendah menjadi 25.320,73 terbebani kerugian saham-saham perusahaan wisata dan Goldman Sachs.
Pasar tidak bereaksi banyak karena Trump mengatakan tetap memberikan sanksi kepada Pyongyang sampai “ancaman senjata nuklir” benar-benar hilang.
“Kami telah menunggu pertemuan tetapi ini seperti menjadi semi-antiklimaks. Jadi tidak ada kejutan di sini. Itulah mengapa pasar tidak bereaksi banyak,” ujar manajer hedge fund terkemuka Paul Tudor Jones.
Namun Tudor Jones mengatakan bahwa reli besar pada Wall Street akan datang pada akhir tahun. Mengutip Reuters, Rabu (13/6) investor kini fokus kepada The Fed mengenai kebijakan moneter, yang menjadi petunjuk dalam menaikkan suku bunga acuan antara tiga atau empat kali di tahun ini.
Bank sentral AS, Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku binga untuk kedua kalinya di tahun ini, menunggu kesimpulan pertemuan kebijakan pada Rabu hari ini waktu AS. The Fed diprediksi akan meningkatkan seperempat poin.
Pada Senin kemarin waktu AS, The Fed menilai ekonomi AS mulai mengaum. Dilansir dari CNN Money, tingkat pengangguran di AS sebesar 3,8%, level terendah sejak 1969. Upah pun meningkat lebih cepat. Dan inflasi diperkirakan akan naik ke tingkat yang dianggap sehat oleh The Fed.
Mengutip CNBC, Rabu (13/6/2018), indeks S&P 500 ditutup 0,17% lebih tinggi menjadi 2.786,85 berkat kenaikan sektor utilitas yang menguat 1,3%. Nasdaq bertambah 0,57% menjadi 7.703,79 berkat kenaikan saham Facebook, Apple, Amazon, Netflix dan Alphabet--induk dari Google. Sementara, indeks Dow Jones berakhir 1,6% lebih rendah menjadi 25.320,73 terbebani kerugian saham-saham perusahaan wisata dan Goldman Sachs.
Pasar tidak bereaksi banyak karena Trump mengatakan tetap memberikan sanksi kepada Pyongyang sampai “ancaman senjata nuklir” benar-benar hilang.
“Kami telah menunggu pertemuan tetapi ini seperti menjadi semi-antiklimaks. Jadi tidak ada kejutan di sini. Itulah mengapa pasar tidak bereaksi banyak,” ujar manajer hedge fund terkemuka Paul Tudor Jones.
Namun Tudor Jones mengatakan bahwa reli besar pada Wall Street akan datang pada akhir tahun. Mengutip Reuters, Rabu (13/6) investor kini fokus kepada The Fed mengenai kebijakan moneter, yang menjadi petunjuk dalam menaikkan suku bunga acuan antara tiga atau empat kali di tahun ini.
Bank sentral AS, Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku binga untuk kedua kalinya di tahun ini, menunggu kesimpulan pertemuan kebijakan pada Rabu hari ini waktu AS. The Fed diprediksi akan meningkatkan seperempat poin.
Pada Senin kemarin waktu AS, The Fed menilai ekonomi AS mulai mengaum. Dilansir dari CNN Money, tingkat pengangguran di AS sebesar 3,8%, level terendah sejak 1969. Upah pun meningkat lebih cepat. Dan inflasi diperkirakan akan naik ke tingkat yang dianggap sehat oleh The Fed.
(ven)