Harga Minyak Brent Anjlok 2% Antisipasi Kenaikan Produksi OPEC
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah Brent turun lebih dari 2% pada perdagangan Senin pagi, ketika para pelaku pasar memprediksi peningkatan produksi bakal disepakati oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina. Seperti diketahui OPEC bersiap melakukan pertemuan untuk menentukan kelanjutan kebijakan pemangkasan produksi.
Seperti dilansir Reuters, Senin (25/6/2018) harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak, berada di posisi USD73,90 per barel pada pukul 00.35 GMT. Hal itu menunjukkan harga minyak Brent mengalami penurunan sebesar 2,2 persen dari penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di level USD68,36 per barel atau lebih rendah turun 0,3%.
Penurunan harga minyak Negeri Paman Sam -julukan AS- dipengaruhi oleh sedikit penyusutan yang terjadi dalam aktivitas pengeboran AS. Harga minyak awalnya melonjak setelah kesepakatan diumumkan karena tidak terlihat meningkatkan pasokan sebanyak yang diharapkan. Mitra OPEC dan non-OPEC termasuk Rusia sejak 2017 telah memotong produksi 1,8 juta barel per hari (bpd) untuk mengencangkan pasar dan menaikkan harga.
Namun kebijakan yang dipimpin OPEC terganggu oleh insiden yang terjadi pada beberapa tempat-tempat seperti Venezuela dan Angola, dimana outputnya di bawah target pengurangan produksi. Bank Barclays Inggris mengatakan bahwa komitmen OPEC dan Rusia akan mengambil "pasar dari defisit -0,2 juta bph dalam H2 2018 menjadi 0,2 juta bpd surplus".
Konsultan energi Wood Mackenzie mengatakan perjanjian itu "mewakili kompromi antara menanggapi tekanan konsumen dan kebutuhan negara-negara penghasil minyak untuk mempertahankan harga minyak dan mencegah merugikan ekonomi mereka". Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan energi AS pekan lalu memangkas satu rig minyak, pengurangan pertama dalam 12 minggu, mengambil jumlah total rig menjadi 862 seperti disampaikan Baker Hughes (GE.N) akhir pekan kemarin.
Seperti dilansir Reuters, Senin (25/6/2018) harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak, berada di posisi USD73,90 per barel pada pukul 00.35 GMT. Hal itu menunjukkan harga minyak Brent mengalami penurunan sebesar 2,2 persen dari penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di level USD68,36 per barel atau lebih rendah turun 0,3%.
Penurunan harga minyak Negeri Paman Sam -julukan AS- dipengaruhi oleh sedikit penyusutan yang terjadi dalam aktivitas pengeboran AS. Harga minyak awalnya melonjak setelah kesepakatan diumumkan karena tidak terlihat meningkatkan pasokan sebanyak yang diharapkan. Mitra OPEC dan non-OPEC termasuk Rusia sejak 2017 telah memotong produksi 1,8 juta barel per hari (bpd) untuk mengencangkan pasar dan menaikkan harga.
Namun kebijakan yang dipimpin OPEC terganggu oleh insiden yang terjadi pada beberapa tempat-tempat seperti Venezuela dan Angola, dimana outputnya di bawah target pengurangan produksi. Bank Barclays Inggris mengatakan bahwa komitmen OPEC dan Rusia akan mengambil "pasar dari defisit -0,2 juta bph dalam H2 2018 menjadi 0,2 juta bpd surplus".
Konsultan energi Wood Mackenzie mengatakan perjanjian itu "mewakili kompromi antara menanggapi tekanan konsumen dan kebutuhan negara-negara penghasil minyak untuk mempertahankan harga minyak dan mencegah merugikan ekonomi mereka". Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan energi AS pekan lalu memangkas satu rig minyak, pengurangan pertama dalam 12 minggu, mengambil jumlah total rig menjadi 862 seperti disampaikan Baker Hughes (GE.N) akhir pekan kemarin.
(akr)