BoE: Jika Inggris Juara Piala Dunia Akan Mendorong Ekonomi
A
A
A
LONDON - "It’s coming home" artinya sepakbola kembali ke rumah. Kata-kata tersebut memenuhi lini masa netizen setelah kemenangan mengesankan Inggris atas Panama dengan skor 6-1 di Piala Dunia 2018 di Rusia. Warga Inggris tumpah ruah ke jalan-jalan dan meningkatkan optimisme bahwa tim The Three Lions dapat mengakhiri paceklik gelar 52 tahun. Satu-satunya pencapaian terbesar Inggris saat menjuarai Piala Dunia 1966 ketika mereka menjadi tuan rumah.
Melansir dari Business Insider, Sabtu (30/6/2018), keberhasilan Inggris di Piala Dunia 2018 akan menjadi pencapaian cemerlang, dan dinilai bisa meningkatkan perekonomian di negeri Ratu Elizabeth II.
Dua tahun sejak Inggris memutuskan cerai dari Uni Eropa alias Brexit, ekonomi negara itu melambat. Mata uang poundsterling turun tajam, mendorong inflasi naik. Seiring hengkangnya beberapa perusahaan Eropa, pertumbuhan upah menjadi stagnan. Bahkan beberapa pekerja Inggris menganggap gaji mereka menjadi berkurang.
Hal ini membuat orang Inggris menahan belanja, sehingga merusak indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel. Ketika penjualan turun, maka pertumbuhan ekonomi menjadi gagap.
ONS (Office for National Statistics) alias badan statistik Inggris pada Jumat (29/6/2018), merevisi hasil pertumbuhan ekonomi Inggris di kuartal I 2018 (Januari-Maret) sebesar 0,2%, lebih baik dari perkiraan sebesar 0,1%. Namun angka itu lebih rendah dari pertumbuhan kuartal IV 2017 (Oktober-Desember) yang mencapai 0,4%.
Kepala Ekonom Bank of England (bank sentral Inggris) Andy Haldane mengatakan, jika Inggris memenangkan Piala Dunia 2018 di Rusia maka bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan kuartal III tahun ini. Selain dorongan atas rencana BoE menaikkan suku bunga pada Juli depan, prestasi Inggris di turnamen sepakbola sejagat empat tahunan itu bakal meningkatkan belanja masyarakat, yang akhirnya menggairahkan ekonomi.
"Tanpa bermaksud mengadu nasib, keberhasilan Inggris di lapangan sepakbola akan menambah tingkat kepercayaan konsumen yang akhirnya mendukung ekonomi Inggris," ujar Haldane di hadapan Academy of Social Sciences di London.
Argumen Haldane sederhana, ketika Inggris bermain bagus di Piala Dunia, pendukung Inggris merasa lebih bahagia dan cenderung membelanjakan barang-barang bahkan untuk barang yang tidak penting. Apalagi warga Inggris merupakan 85% dari populasi Inggris Raya, sisanya warga Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Dan meningkatnya belanja berdampak penting pada positifnya ekonomi.
Lanjut dia, saat Inggris berlaga di Piala Dunia, kebanyakan orang Inggris menggelar pesta dan makan-makan, lebih banyak dari hari-hari biasa yang mereka lakukan. Permintaan terhadap komoditas makanan dan minuman meningkat. Dan ekonomi Inggris digerakkan oleh konsumsi, jadi ketika orang lebih banyak belanja, maka pertumbuhan ekonomi jelas meningkat.
Argumen Haldane diperkuat oleh survei yang dilakukan Bank of England di awal pekan ini, yang menyebut faktor Piala Dunia mempengaruhi penjualan. Dimana penjualan elektronik, makanan, dan minuman meningkat sepanjang Piala Dunia.
Meski Inggris kalah melawan Belgia di pertandingan terakhir penyisihan, namun tim asuhan Gareth Southgate itu melaju ke babak 16 besar. Jika Inggris bisa melangkah hingga fase berikutnya, apalagi sampai juara maka dorongan besar untuk pertumbuhan ekonomi bakal terwujud. Pertandingan olahraga besar memang telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi Inggris.
Terakhir kali pertumbuhan ekonomi mereka lebih dari 1% saat menjadi tuan rumah Olimpiade 2012. Ketika itu, pertumbuhan ekonomi Inggris di kuartal IV 2012 mencapai 1,2%. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi mereka melambat, selalu di bawah 1%.
Melansir dari Business Insider, Sabtu (30/6/2018), keberhasilan Inggris di Piala Dunia 2018 akan menjadi pencapaian cemerlang, dan dinilai bisa meningkatkan perekonomian di negeri Ratu Elizabeth II.
Dua tahun sejak Inggris memutuskan cerai dari Uni Eropa alias Brexit, ekonomi negara itu melambat. Mata uang poundsterling turun tajam, mendorong inflasi naik. Seiring hengkangnya beberapa perusahaan Eropa, pertumbuhan upah menjadi stagnan. Bahkan beberapa pekerja Inggris menganggap gaji mereka menjadi berkurang.
Hal ini membuat orang Inggris menahan belanja, sehingga merusak indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel. Ketika penjualan turun, maka pertumbuhan ekonomi menjadi gagap.
ONS (Office for National Statistics) alias badan statistik Inggris pada Jumat (29/6/2018), merevisi hasil pertumbuhan ekonomi Inggris di kuartal I 2018 (Januari-Maret) sebesar 0,2%, lebih baik dari perkiraan sebesar 0,1%. Namun angka itu lebih rendah dari pertumbuhan kuartal IV 2017 (Oktober-Desember) yang mencapai 0,4%.
Kepala Ekonom Bank of England (bank sentral Inggris) Andy Haldane mengatakan, jika Inggris memenangkan Piala Dunia 2018 di Rusia maka bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan kuartal III tahun ini. Selain dorongan atas rencana BoE menaikkan suku bunga pada Juli depan, prestasi Inggris di turnamen sepakbola sejagat empat tahunan itu bakal meningkatkan belanja masyarakat, yang akhirnya menggairahkan ekonomi.
"Tanpa bermaksud mengadu nasib, keberhasilan Inggris di lapangan sepakbola akan menambah tingkat kepercayaan konsumen yang akhirnya mendukung ekonomi Inggris," ujar Haldane di hadapan Academy of Social Sciences di London.
Argumen Haldane sederhana, ketika Inggris bermain bagus di Piala Dunia, pendukung Inggris merasa lebih bahagia dan cenderung membelanjakan barang-barang bahkan untuk barang yang tidak penting. Apalagi warga Inggris merupakan 85% dari populasi Inggris Raya, sisanya warga Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Dan meningkatnya belanja berdampak penting pada positifnya ekonomi.
Lanjut dia, saat Inggris berlaga di Piala Dunia, kebanyakan orang Inggris menggelar pesta dan makan-makan, lebih banyak dari hari-hari biasa yang mereka lakukan. Permintaan terhadap komoditas makanan dan minuman meningkat. Dan ekonomi Inggris digerakkan oleh konsumsi, jadi ketika orang lebih banyak belanja, maka pertumbuhan ekonomi jelas meningkat.
Argumen Haldane diperkuat oleh survei yang dilakukan Bank of England di awal pekan ini, yang menyebut faktor Piala Dunia mempengaruhi penjualan. Dimana penjualan elektronik, makanan, dan minuman meningkat sepanjang Piala Dunia.
Meski Inggris kalah melawan Belgia di pertandingan terakhir penyisihan, namun tim asuhan Gareth Southgate itu melaju ke babak 16 besar. Jika Inggris bisa melangkah hingga fase berikutnya, apalagi sampai juara maka dorongan besar untuk pertumbuhan ekonomi bakal terwujud. Pertandingan olahraga besar memang telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi Inggris.
Terakhir kali pertumbuhan ekonomi mereka lebih dari 1% saat menjadi tuan rumah Olimpiade 2012. Ketika itu, pertumbuhan ekonomi Inggris di kuartal IV 2012 mencapai 1,2%. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi mereka melambat, selalu di bawah 1%.
(ven)