Harga Minyak Dunia Melorot Saat China-AS di Ambang Perang Dagang
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan, Jumat (6/7/2018) merosot di tengah pertumbuhan pasar yang terlihat gugup menjelang tarif tinggi impor yang akan ditetapkan oleh dua ekonomi terbesar di dunia yakni Amerika Serikat (AS) dan China. Kondisi tersebut diyakini banyak pihak bakal memicu perang dagang hingga mengancam pertumbuhan global.
Tercatat harga minyak mentah berjangka Brent mengalami penurunan sebesar 28 sen atau setara 0,4% menjadi USD77,11 per barel pada pukul 02.14 GMT dibandingkan dari sesi terakhir. Sementara penurunan juga dialami harga minyak mentah berjangka AS yaitu West Texas Intermediate (WTI) usai kehilangan mencapai sebesar 14 sen atau 0,2% di level USD72,80/barel.
Seperti dilansir Reuters, pergerakan harga minyak dipengaruhi kenaikan persediaan minyak mentah AS sebesar 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 29 Juni, menjadi 417,88 juta barel, menurut Administrasi Energi AS (EIA) pada Kamis, kemarin. Diperkirakan stok minyak Negeri Paman Sam -julukan AS- bakal terus membesar di tengah perselisihan perdagangan AS dan China yang meningkat.
Amerika Serikat dijadwal bakal mengumumkan penetapan tarif pada produk-produk asal China pada hari ini. Menanggapi hal itu, China mengatakan akan segera membalas, dan Presiden AS Trump mengutarakan pada akhir dapat mengenakan tarif pada produk China dengan nilai lebih dari setengah triliun dolar.
"Kami menuju konflik perdagangan yang tak tertandingi antara ekonomi terbesar di dunia. Dengan begitu banyak ketidakpastian yang menggantung di neraca, perdagangan," kata Stephen Innes, Kepala Perdagangan untuk Asia Pasifik di OANDA.
Beijing sendiri telah mengancam bakal menerapkan tarif 25% atas impor minyak mentah AS, meskipun belum menetapkan tanggal pastinya kapan mulai berlaku. Pengiriman minyak mentah Amerika ke China saat ini mencapai sekitar 400.000 barel per hari (bpd), atau senilai USD1 miliar per bulan dengan harga saat ini.
Tercatat harga minyak mentah berjangka Brent mengalami penurunan sebesar 28 sen atau setara 0,4% menjadi USD77,11 per barel pada pukul 02.14 GMT dibandingkan dari sesi terakhir. Sementara penurunan juga dialami harga minyak mentah berjangka AS yaitu West Texas Intermediate (WTI) usai kehilangan mencapai sebesar 14 sen atau 0,2% di level USD72,80/barel.
Seperti dilansir Reuters, pergerakan harga minyak dipengaruhi kenaikan persediaan minyak mentah AS sebesar 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 29 Juni, menjadi 417,88 juta barel, menurut Administrasi Energi AS (EIA) pada Kamis, kemarin. Diperkirakan stok minyak Negeri Paman Sam -julukan AS- bakal terus membesar di tengah perselisihan perdagangan AS dan China yang meningkat.
Amerika Serikat dijadwal bakal mengumumkan penetapan tarif pada produk-produk asal China pada hari ini. Menanggapi hal itu, China mengatakan akan segera membalas, dan Presiden AS Trump mengutarakan pada akhir dapat mengenakan tarif pada produk China dengan nilai lebih dari setengah triliun dolar.
"Kami menuju konflik perdagangan yang tak tertandingi antara ekonomi terbesar di dunia. Dengan begitu banyak ketidakpastian yang menggantung di neraca, perdagangan," kata Stephen Innes, Kepala Perdagangan untuk Asia Pasifik di OANDA.
Beijing sendiri telah mengancam bakal menerapkan tarif 25% atas impor minyak mentah AS, meskipun belum menetapkan tanggal pastinya kapan mulai berlaku. Pengiriman minyak mentah Amerika ke China saat ini mencapai sekitar 400.000 barel per hari (bpd), atau senilai USD1 miliar per bulan dengan harga saat ini.
(akr)