BPOM Latih Timor Leste Awasi Obat dan Makanan
A
A
A
DENPASAR - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menjalin kerja sama dengan Autoridade Inspesaun no Fiskalizasaun Atividade Ekonomika, Sanitaria no Alimentar (AIFAESA atau Otoritas Inspeksi dan Pengawasan Kegiatan Ekonomi Sanitasi dan Makanan) Republik Demokratik Timor-Leste. Bentuk kerja sama kedua lembaga itu diwujudkan dalam bentuk pelatihan inspektur pangan untuk sumber daya manusia (SDM) Timor Leste.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Inspektur Pangan AIFASEA dalam pengembangan dan pengaturan sistem keamanan pangan nasional di Timor-Leste serta dapat menciptakan jejaring kerja sama antar Badan Pengawas (Regulator).
“Kami yakin bahwa semua peserta ini akan mampu menerapkan materi pelatihan dan pada akhirnya berkontribusi untuk kemandirian sistem keamanan pangan di Timor Leste,” kata Kepala BPOM Penny Lukito di Denpasar.
Penny berharap, pelatihan yang diselenggarakan BPOM RI pertama kali dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan ini dapat mendukung kebijakan politik luar negeri RI.
Hadir dalam acara tersebut, Deputi bidnag Pengawasan Pangan Olahan, Tetty Helfery Sihombing, Kepala Otoritas AIFASEA, Abilio Oliviera Sereno, Konsul Jenderal Timor Leste di Denpasar, Elda Fereira, Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional Bappenas Dewo Broto Joko, Direktorat Kerja Sama Teknik Kemenlu Victor Hardjono dan Direktorat Asia Tenggara Kemenlu Arief Ihsan Rathomy.
“BPOM berharap kami (Indonesia, red) dapat berbagi dengan negara berkembang lainnya melalui bantuan di berbagai bidang, khususnya pengawasan obat dan makanan. Hal ini dilakukan untuk mencapai kemandirian bersama yang dilandasi solidaritas, kesetaraan dan saling menguntungkan,” ungkap Kepala BPOM.
Dalam beberapa tahun terakhir, keamanan pangan memang telah menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dan Timor-Leste. Berbagai bentuk kerja sama telah dilakukan, BPOM RI-AIFASEA seperti upaya mendorong, memfasilitasi, dan mengembangkan kerja sama melalui pertukaran informasi mengenai regulasi tentang Keamanan dan Mutu Pangan yang berlaku di masing-masing negara.
Selanjutnya saling memberikan informasi yang berkaitan dengan pengendalian masalah keamanan dan kualitas; dan memberikan bantuan teknis dari Indonesia ke Timor-Leste. “Sebagaimana diketahui, bahwa isu keamanan pangan telah menjadi salah satu topik penting selama bertahun-tahun dan telah tertuang dalam agenda prioritas baik di tingkat nasional, bilateral, regional dan multilateral,” ujarnya.
Sekarang, lanjut Penny, menjadi saat yang tepat untuk menggalakan upaya kolektif dalam meningkatkan keamanan pangan, dimulai dari pengawasan tingkat negara dan penerapan pengawasan yang efektif, serta memastikan bahwa keamanan pangan masuk dalam agenda prioritas.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Inspektur Pangan AIFASEA dalam pengembangan dan pengaturan sistem keamanan pangan nasional di Timor-Leste serta dapat menciptakan jejaring kerja sama antar Badan Pengawas (Regulator).
“Kami yakin bahwa semua peserta ini akan mampu menerapkan materi pelatihan dan pada akhirnya berkontribusi untuk kemandirian sistem keamanan pangan di Timor Leste,” kata Kepala BPOM Penny Lukito di Denpasar.
Penny berharap, pelatihan yang diselenggarakan BPOM RI pertama kali dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan ini dapat mendukung kebijakan politik luar negeri RI.
Hadir dalam acara tersebut, Deputi bidnag Pengawasan Pangan Olahan, Tetty Helfery Sihombing, Kepala Otoritas AIFASEA, Abilio Oliviera Sereno, Konsul Jenderal Timor Leste di Denpasar, Elda Fereira, Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional Bappenas Dewo Broto Joko, Direktorat Kerja Sama Teknik Kemenlu Victor Hardjono dan Direktorat Asia Tenggara Kemenlu Arief Ihsan Rathomy.
“BPOM berharap kami (Indonesia, red) dapat berbagi dengan negara berkembang lainnya melalui bantuan di berbagai bidang, khususnya pengawasan obat dan makanan. Hal ini dilakukan untuk mencapai kemandirian bersama yang dilandasi solidaritas, kesetaraan dan saling menguntungkan,” ungkap Kepala BPOM.
Dalam beberapa tahun terakhir, keamanan pangan memang telah menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dan Timor-Leste. Berbagai bentuk kerja sama telah dilakukan, BPOM RI-AIFASEA seperti upaya mendorong, memfasilitasi, dan mengembangkan kerja sama melalui pertukaran informasi mengenai regulasi tentang Keamanan dan Mutu Pangan yang berlaku di masing-masing negara.
Selanjutnya saling memberikan informasi yang berkaitan dengan pengendalian masalah keamanan dan kualitas; dan memberikan bantuan teknis dari Indonesia ke Timor-Leste. “Sebagaimana diketahui, bahwa isu keamanan pangan telah menjadi salah satu topik penting selama bertahun-tahun dan telah tertuang dalam agenda prioritas baik di tingkat nasional, bilateral, regional dan multilateral,” ujarnya.
Sekarang, lanjut Penny, menjadi saat yang tepat untuk menggalakan upaya kolektif dalam meningkatkan keamanan pangan, dimulai dari pengawasan tingkat negara dan penerapan pengawasan yang efektif, serta memastikan bahwa keamanan pangan masuk dalam agenda prioritas.
(akr)