Harga Minyak Naik Setelah Houthi Serang Kapal Arab Saudi di Jalur Laut Merah
A
A
A
TOKYO - Harga minyak mentah naik tinggi pada perdagangan Kamis (26/7/2018), setelah Arab Saudi menangguhkan pengiriman minyak mentah melalui jalur pelayaran Laut Merah yang strategis. Selain itu, kenaikan harga minyak disebabkan menurunnya persediaan minyak Amerika Serikat ke level terendah 3-1/2 tahun.
Mengutip dari Reuters, harga minyak Brent International telah meningkat 66 sen atau 0,9% menjadi USD74,59 per barel pada pukul 00:19 GMT. Sementara, harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 22 sen menjadi USD69,52 per barel.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mengatakan pada Kamis ini bahwa mereka "menghentikan sementara" semua pengiriman minyak melalui jalur pelayaran Laut Merah dari Selat Bab al-Mandeb, setelah dua kapal tanker mereka diserang oleh gerakan Houthi yang disponsori Iran.
Selat Bab al-Mandeb ini berada di jalur Laut Merah bertemu dengan Teluk Aden di Laut Arab, hanya selebar 20 kilometer atau 12 mil, membuat ratusan kapal berpotensi menjadi sasaran empuk. Dan sebagian besar ekspor minyak dari Teluk termasuk yang mengangkut minyak dari Terusan Suez dan Saluran Pipa Sumed juga melewati Selat Bab al-Mandeb.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan, gerakan Houthi telah menyerang dua Very Large Crude Carriers (VLCCs) milik Arab Saudi di Laut Merah pada Rabu pagi kemarin, salah satunya mengalami kerusakan ringan.
"Arab Saudi untuk sementara menghentikan semua pengiriman minyak melalui Selat Bab al-Mandeb sampai situasi menjadi lebih jelas dan transit maritim melalui Bab al-Mandeb aman," kata Khalid al-Falih.
Administrasi Informasi Energi (EIA) menyebut jalur pengiriman Laut Merah pada 2016, membawa 4,8 juta barel minyak mentah per hari dan produk petroleum olahan menuju Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
Selain masalah di Laut Merah, EIA menambahkan harga minyak juga menguat karena persediaan minyak mentah Amerika Serikat turun 6,1 juta barel dalam seminggu hingga 20 Juli. Angka ini turun tajam dibandingkan perkiraan analis sebesar 2,3 juta barel. Persediaan minyak mentah AS hanya mencapai 404,9 juta barel, tidak termasuk cadangan minyak darurat negara, yang membuatnya berada di tingkat terendah sejak Februari 2015.
Mengutip dari Reuters, harga minyak Brent International telah meningkat 66 sen atau 0,9% menjadi USD74,59 per barel pada pukul 00:19 GMT. Sementara, harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 22 sen menjadi USD69,52 per barel.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mengatakan pada Kamis ini bahwa mereka "menghentikan sementara" semua pengiriman minyak melalui jalur pelayaran Laut Merah dari Selat Bab al-Mandeb, setelah dua kapal tanker mereka diserang oleh gerakan Houthi yang disponsori Iran.
Selat Bab al-Mandeb ini berada di jalur Laut Merah bertemu dengan Teluk Aden di Laut Arab, hanya selebar 20 kilometer atau 12 mil, membuat ratusan kapal berpotensi menjadi sasaran empuk. Dan sebagian besar ekspor minyak dari Teluk termasuk yang mengangkut minyak dari Terusan Suez dan Saluran Pipa Sumed juga melewati Selat Bab al-Mandeb.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan, gerakan Houthi telah menyerang dua Very Large Crude Carriers (VLCCs) milik Arab Saudi di Laut Merah pada Rabu pagi kemarin, salah satunya mengalami kerusakan ringan.
"Arab Saudi untuk sementara menghentikan semua pengiriman minyak melalui Selat Bab al-Mandeb sampai situasi menjadi lebih jelas dan transit maritim melalui Bab al-Mandeb aman," kata Khalid al-Falih.
Administrasi Informasi Energi (EIA) menyebut jalur pengiriman Laut Merah pada 2016, membawa 4,8 juta barel minyak mentah per hari dan produk petroleum olahan menuju Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
Selain masalah di Laut Merah, EIA menambahkan harga minyak juga menguat karena persediaan minyak mentah Amerika Serikat turun 6,1 juta barel dalam seminggu hingga 20 Juli. Angka ini turun tajam dibandingkan perkiraan analis sebesar 2,3 juta barel. Persediaan minyak mentah AS hanya mencapai 404,9 juta barel, tidak termasuk cadangan minyak darurat negara, yang membuatnya berada di tingkat terendah sejak Februari 2015.
(ven)