Triwulan II, BNI Syariah Cetak Laba Bersih Rp202,9 Miliar
A
A
A
JAKARTA - BNI Syariah pada triwulan II/2018 mencatatkan laba bersih sebesar Rp202,9 miliar, naik 23% dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp165,1 miliar. Kenaikan laba tersebut disokong ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based income dan rasio dana murah yang optimal.
"Cerminan pertumbuhan terlihat dari aset BNI Syariah pada triwulan II/2018 yang mencapai Rp37,7 triliun atau naik sebesar 22,9% dari triwulan II/2017," ujar Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo di Jakarta, Kamis (25/7/2018).
Angka tersebut lebih tinggi dan pertumbuhan industri sebesar 16,9% (data SPS per April 2018 BUS-UUS). Dia melanjutkan, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp25,1 triliun atau naik 11,4% dengan kontribusi pertumbuhan pembiayaan pada segmen komersial 22% diikuti Hasanah Card 14,6%. Selanjutnya, SME sebesar 12,3%, konsumer 7,8% dan mikro 2,9%.
Untk komposisi pembiayaan, sampai dengan bulan Juni tahun 2018 terdiri dari segmen konsumer sebesar Rp12,9 triliun (51,5%), diikuti segmen kecil dan menengah sebesar Rp5,5 triliun (22%), segmen komersial Rp5,3 triliun (21%), segmen mikro Rp995,5 miliar (4%), dan Hasanah Card Rp387,5 miliar (1,5%).
"Dalam menyalurkan pembiayaan, BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaan, yaitu pada bulan Juni tahun 2018 rasio non-performing financing (NPF) BNI Syariah sebesar 3,04% di bawah rata-rata industri yang mencapai 4,06%," pungkas dia.
Selain pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp32,4 triliun atau naik 21,5%. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 16,5% dengan jumlah nasabah sebesar 2,6 juta. "Komposisi DPK tersebut didominasi oleh dana murah (giro dan tabungan) yang mencapai 52,8%," ujarnya.
"Cerminan pertumbuhan terlihat dari aset BNI Syariah pada triwulan II/2018 yang mencapai Rp37,7 triliun atau naik sebesar 22,9% dari triwulan II/2017," ujar Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo di Jakarta, Kamis (25/7/2018).
Angka tersebut lebih tinggi dan pertumbuhan industri sebesar 16,9% (data SPS per April 2018 BUS-UUS). Dia melanjutkan, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp25,1 triliun atau naik 11,4% dengan kontribusi pertumbuhan pembiayaan pada segmen komersial 22% diikuti Hasanah Card 14,6%. Selanjutnya, SME sebesar 12,3%, konsumer 7,8% dan mikro 2,9%.
Untk komposisi pembiayaan, sampai dengan bulan Juni tahun 2018 terdiri dari segmen konsumer sebesar Rp12,9 triliun (51,5%), diikuti segmen kecil dan menengah sebesar Rp5,5 triliun (22%), segmen komersial Rp5,3 triliun (21%), segmen mikro Rp995,5 miliar (4%), dan Hasanah Card Rp387,5 miliar (1,5%).
"Dalam menyalurkan pembiayaan, BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaan, yaitu pada bulan Juni tahun 2018 rasio non-performing financing (NPF) BNI Syariah sebesar 3,04% di bawah rata-rata industri yang mencapai 4,06%," pungkas dia.
Selain pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp32,4 triliun atau naik 21,5%. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 16,5% dengan jumlah nasabah sebesar 2,6 juta. "Komposisi DPK tersebut didominasi oleh dana murah (giro dan tabungan) yang mencapai 52,8%," ujarnya.
(fjo)