Gunakan LNG untuk PLTG Sambera, PLN Hemat Rp70 Miliar per Tahun
A
A
A
JAKARTA - Beralih menggunakan regasifikasi gas alam cair (Liquid Natural Gas/LNG) di Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sambera 2×20 Megawatt (MW), PT PLN (Persero) menghemat biaya energi primer sebesar Rp70 miliar per tahun.
PLTG yang berlokasi di Jalan Poros Samarinda-Bontang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang telah beroperasi sejak 2009 ini sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Namun, berkat metode suplai LNG dengan moda transportasi trucking, pembangkit tersebut kini bisa dipasok LNG.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat I Made Suprateka menyebutkan, metode suplai LNG dengan sistem ini merupakan salah satu terobosan untuk meraih wilayah terpencil yang tidak terjangkau pipa.
"Penggunaan LNG juga dapat menurunkan biaya pokok produksi (BPP) pembangkit sebesar 38%," ungkap Made Suprateka dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (30/7/2018).
Beroperasinya fasilitas ini menurutnya semakin memperkuat pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat Kalimantan Timur, khususnya di Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong yang menjangkau 20.000 kepala keluarga.
Made menambahkan, kerja sama ini merupakan sinergi BUMN antara PLN dengan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, yakni PT Pertagas Niaga. LNG yang dipasok ke PLTG Sambera bersumber dari kilang LNG milik PT Badak.
Kontrak pembelian LNG ini memiliki jangka waktu 5 tahun dengan skema Build, Operate, Transfer (BOT) dalam penyimpanan dan regasifikasi LNG. Pertagas Niaga juga akan menyediakan fasilitas pengisian skala kecil sehingga dapat dikirimkan dengan moda transportasi trucking ke PLTG Sambera.
"Fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG ini dibangun dan dioperasikan Pertagas Niaga dengan bentuk kerja sama operasi dengan PT Dharma Pratama Sejati," paparnya.
Mengenai kondisi kelistrikan di Kalsel, Kalteng dan Kaltim, Made mengatakan bahwa saat ini terjadi surplus pasokan listrik sebesar 487,4 MW di mana daya mampunya mencapai 1.537 MW dengan beban puncak di Sistem Kaltim sebesar 451,2 MW dan Sistem Kalselteng sebesar 598,4 MW.
"Adapun rasio elektrifikasi Kaltim mencapai 94,55% dan ditargetkan 100% pada 2021," imbuhnya.
PLTG yang berlokasi di Jalan Poros Samarinda-Bontang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang telah beroperasi sejak 2009 ini sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Namun, berkat metode suplai LNG dengan moda transportasi trucking, pembangkit tersebut kini bisa dipasok LNG.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat I Made Suprateka menyebutkan, metode suplai LNG dengan sistem ini merupakan salah satu terobosan untuk meraih wilayah terpencil yang tidak terjangkau pipa.
"Penggunaan LNG juga dapat menurunkan biaya pokok produksi (BPP) pembangkit sebesar 38%," ungkap Made Suprateka dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (30/7/2018).
Beroperasinya fasilitas ini menurutnya semakin memperkuat pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat Kalimantan Timur, khususnya di Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong yang menjangkau 20.000 kepala keluarga.
Made menambahkan, kerja sama ini merupakan sinergi BUMN antara PLN dengan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, yakni PT Pertagas Niaga. LNG yang dipasok ke PLTG Sambera bersumber dari kilang LNG milik PT Badak.
Kontrak pembelian LNG ini memiliki jangka waktu 5 tahun dengan skema Build, Operate, Transfer (BOT) dalam penyimpanan dan regasifikasi LNG. Pertagas Niaga juga akan menyediakan fasilitas pengisian skala kecil sehingga dapat dikirimkan dengan moda transportasi trucking ke PLTG Sambera.
"Fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG ini dibangun dan dioperasikan Pertagas Niaga dengan bentuk kerja sama operasi dengan PT Dharma Pratama Sejati," paparnya.
Mengenai kondisi kelistrikan di Kalsel, Kalteng dan Kaltim, Made mengatakan bahwa saat ini terjadi surplus pasokan listrik sebesar 487,4 MW di mana daya mampunya mencapai 1.537 MW dengan beban puncak di Sistem Kaltim sebesar 451,2 MW dan Sistem Kalselteng sebesar 598,4 MW.
"Adapun rasio elektrifikasi Kaltim mencapai 94,55% dan ditargetkan 100% pada 2021," imbuhnya.
(fjo)