Jokowi Desak AS Pertahankan Fasilitas Bebas Bea Masuk Produk RI
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Amerika Serikat (AS) tetap memberikan kebijakan Generalized System of Preferences (GSP) atau fasilitas bebas bea masuk bagi barang-barang Indonesia. Presiden beralasan, produk yang diekspor Indonesia tersebut terkait dengan produk yang diekspor oleh AS.
Permintaan tersebut disampaikan Presiden saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini.
Presiden Jokowi sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut mengatakan, kalau dilihat dari barang-barang yang ada di dalam GSP, maka 53% dari barang-barang tersebut adalah terkait dengan produk yang diekspor oleh Amerika.
"Jadi 53% diantaranya terkait dengan proses produksi yang diperlukan oleh Amerika," kata Menlu Retno, seperti dilansir laman resmi Setkab, Minggu (5/8/2018).
Sebelumnya, lanjut Menlu, dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Menlu Mike Pompeo yang berlangsung dalam suasana sangat bersahabat itu itu telah dibahas beberapa isu. Pertama, jelas Menlu, adalah komitmen Amerika dan juga tentunya Indonesia untuk melanjutkan strategic partnership yang dimiliki kedua negara sejak tahun 2015.
Kemudian yang kedua, mengenai masalah kerja sama ekonomi, Menlu menjelaskan, mengenai hal ini nantinya Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita nanti akan menjelaskan lebih lanjut. Namun intinya, jelas Menlu, adalah komitmen kedua negara lagi untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, terutama di bidang perdagangan.
"Jadi untuk bilateral, dua hal itu yang dibahas, perdagangan kemudian payungnya adalah strategic partnership," sambung Menlu.
Mendampingi Presiden Jokowi saat menerima kunjungan kehormatan Menlu AS Mike Pompeo itu adalah Menlu Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno, Mendag Enggartiasto Lukita, dan Dubes RI di Washington Budi Bowoleksono.
Di tahun 2017, produk Indonesia yang menggunakan skema GSP bernilai USD1,9 miliar. Angka ini masih jauh di bawah negara-negara penerima GSP lainnya seperti India sebesar USD5,6 miliar; Thailand USD4,2 miliar; dan Brasil USD2,5 miliar.
Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan Indonesia dan AS tahun 2017 sebesar USD25,91 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia mencapai USD17,79 miliar dan impor Indonesia sebesar USD8,12 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus terhadap AS sebesar USD9,67 miliar.
Permintaan tersebut disampaikan Presiden saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini.
Presiden Jokowi sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut mengatakan, kalau dilihat dari barang-barang yang ada di dalam GSP, maka 53% dari barang-barang tersebut adalah terkait dengan produk yang diekspor oleh Amerika.
"Jadi 53% diantaranya terkait dengan proses produksi yang diperlukan oleh Amerika," kata Menlu Retno, seperti dilansir laman resmi Setkab, Minggu (5/8/2018).
Sebelumnya, lanjut Menlu, dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Menlu Mike Pompeo yang berlangsung dalam suasana sangat bersahabat itu itu telah dibahas beberapa isu. Pertama, jelas Menlu, adalah komitmen Amerika dan juga tentunya Indonesia untuk melanjutkan strategic partnership yang dimiliki kedua negara sejak tahun 2015.
Kemudian yang kedua, mengenai masalah kerja sama ekonomi, Menlu menjelaskan, mengenai hal ini nantinya Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita nanti akan menjelaskan lebih lanjut. Namun intinya, jelas Menlu, adalah komitmen kedua negara lagi untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, terutama di bidang perdagangan.
"Jadi untuk bilateral, dua hal itu yang dibahas, perdagangan kemudian payungnya adalah strategic partnership," sambung Menlu.
Mendampingi Presiden Jokowi saat menerima kunjungan kehormatan Menlu AS Mike Pompeo itu adalah Menlu Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno, Mendag Enggartiasto Lukita, dan Dubes RI di Washington Budi Bowoleksono.
Di tahun 2017, produk Indonesia yang menggunakan skema GSP bernilai USD1,9 miliar. Angka ini masih jauh di bawah negara-negara penerima GSP lainnya seperti India sebesar USD5,6 miliar; Thailand USD4,2 miliar; dan Brasil USD2,5 miliar.
Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan Indonesia dan AS tahun 2017 sebesar USD25,91 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia mencapai USD17,79 miliar dan impor Indonesia sebesar USD8,12 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus terhadap AS sebesar USD9,67 miliar.
(fjo)