DPR Akui PDB Pertanian Kuartal II/2018 Tumbuh Tinggi

Rabu, 08 Agustus 2018 - 19:01 WIB
DPR Akui PDB Pertanian Kuartal II/2018 Tumbuh Tinggi
DPR Akui PDB Pertanian Kuartal II/2018 Tumbuh Tinggi
A A A
JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis tanggal 6 Agustus 2018 menunjukkan kontribusi sektor pertanian dalam menyumbang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II/2018 dibandingkan kuartal I/2018 sebesar 9,93%. Tercatat, kontribusi sektor pertanian ini merupakan yang tertinggi dibanding sektor lainnya seperti jasa perusahaan yang hanya 3,37% dan jasa lainya hanya 3,3%.

Karena itu, dalam rilis BPS disimpulkan bahwa pada kuartal II/2018 sektor pertanian tumbuh meningkat, terutama pada tanaman hortikultura khususnya produksi sayuran dan buah-buahan serta peternakan pada produk unggas.

Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertama, puncak panen raya padi terjadi di Maret 2018 dan masih berlangsung hingga akhir kuartal II/2018. Kedua, cuaca yang lebih kondusif dibanding tahun 2017 menyebabkan produksi sayur-sayuran dan buah-buahan meningkat. Ketiga, pengembangan teknologi budidaya dan pakan mandiri memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya.

Tentang hal ini, Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi menilai pertumbuan ekonomi yang dipacu sektor pertanian sangat signifikan. Ini membuktikan bahwa gerakan pertanian Indonesia sangat tumbuh dengan pesat dan pertumbuhan dalam segala varietas di pertanian itu juga menjadi bagian tersendiri bagi dinamika masyarakat.

"Jadi sangat wajar apabila bidang pertanian itu menjadi sektor yang penting dalam rangka untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional," demikian diungkapkan Viva Yoga dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Rabu (8/8/2018).

Lebih lanjut Viva Yoga pun menilai capaian pembangunan pertanian saat ini karena kerja keras Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang tiada henti-hentinya keliling membangun pertanian dari Sabang sampe Merauke. Pembangunan Taman Teknologi Pertanian Plus Gresik merupakan bukti pemerintah memajukan pertanian. Sebab, teknologi sangat penting meningkatkan produksi dan petani harus paham tentang bagaimana menggunakan teknologi agar produksi dan kesejahteraan meningkat.

"Untuk itu meningkatkan rakyat dan kedaulatan pangan secara nasional, DPR akan mendorong peningkatan anggaran sektor pertanian, minimal 5% dari APBN harus masuk ke sektor pertanian. Kalau sekarang kan hanya 1-1,3%, tidak akan mungkin kemudian sektor pertanian bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa penambahan anggaran," tegasnya.

Terpisah, anggota Komisi IV DPR Ono Surono mengungkapkan tidak kaget dengan terus terjadinya tren peningkatan kontribusi sektor pertanian. Bahkan dia menilai sektor ini pula yang menjadi salah satu faktor pendorong sehingga laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini naik menjadi 5,27% dari kuartal I/2018 sebesar 5,06%.

"Selama ini fokus kita ini memang adalah peningkatan produksi dan tentunya sudah ada beberapa keberhasilan yang sudah kita lihat. Bahwa produk pangan bisa kita tingkatkan produksinya seperti jagung, beras, dan sejumlah produk hortikultura itu menjadi sebuah keberhasilan yang patut kita apresiasi sehingga peningkatan produksi ini berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan PDB itu," kata Ono.

Sementara itu, Mentan Amran menjelaskan komoditas yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi yakni jagung, telur ayam, bawang merah, domba dan komoditas sayura-sayuran serta buah-buahan. Dulu jagung, bawang merah dan telur diimpor, tetapi kini sudah diekspor ke berbagai negara.

"Pada tahun ini Indonesia sudah ekspor jagung 100.000 ton lebih ke Filipina, berasal dari Gorontalo dan Sulawesi Selatan. Provinsi NTB pun ekspor jagung 300.000 ton ke Filipina. Telur pun sudah ekspor ke Jepang, ini sejarah baru bagi kita," jelasnya.

Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menambahkan membaiknya kinerja sektor pertanian terhadap pertumbuhan PDB ini memang sejalan dengan implementasi program Kementan di lapangan. Di subsektor hortikultura sendiri, sangat fokus meningkatkan produksi hingga ekspor berbagai jenis sayur-sayuran seperti bawang merah, buncis, dan berbagai sayuran lainya. Bawang putih pun tengah didorong produksinya dan ditargetkan tidak ada impor.

“Begitu pun dengan komoditas buah-buahan tengah digenjot produksi dan volume ekspornya. Misalnya, durian, manggis, salak, jeruk dan berbagai jenis buah lainya. Bibit jeruk baru-baru ini dibagikan 1 juta pohon agar produksi naik dan tidak lagi impor bahkan ekspor,” bebernya.

Untuk komoditas bawang merah, lanjut Suwandi, Pertumbuhan ekspor bawang merah sejak 2014 hingga 2018 mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2014 Indonesia masih mengimpor bawang merah sebesar 74.903 ton. Pada 2015 total impor sebesar 17.429 ton, tetapi pada 2016 tidak ada impor bawang merah, bahkan mampu mengekspor 735 ton serta pada tahun 2017 Indonesia telah berhasil ekspor 7.750 ton bawang merah naik 93,5%.

"Pada tanggal 1 Agustus 2018, mentan melepas ekspor sebanyak 5.600 ton ke Thailand dan diprediksi ekspor tahun 2018 sebesar 15.000 ton," ungkapnya.

Kemudian, untuk program bantuan bibit jeruk berikut pupuk secara gratis sebanyak 1 juta pohon bertujuan agar dalam waktu 2,5 hingga 3 tahun lagi sudah berproduksi hingga diekspor sehingga meningkatkan pendapatan petani.

"Meningkatkan volume ekspor tentu berdampak positif terhadap pertumbuhan PDB. Ke depan semua komoditas pangan ditargetkan produksinya naik, bahkan volume ekspornya pun naik," ucap Suwandi.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5866 seconds (0.1#10.140)