Perkuat Ekonomi, Jokowi Bakal Tingkatkan Arus Modal Asing
A
A
A
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui tidak mudah selama empat tahun kepemimpinannya dalam melakukan kerja nyata untuk membangun bangsa. Sebab, kondisi ekonomi nasional maupun global yang tidak menentu kerap mengganjal upaya pemerintah.
"Kerja nyata selama empat tahun ini tidak selalu mudah karena lingkungan ekonomi nasional dan global terus mengalami perubahan yang sangat dinamis, yang mengharuskan kita menyiapkan diri dengan baik, melakukan antisipasi secara cermat, serta membuat penyesuaian dengan cepat," ujar Jokowi dalam Sidang RAPBN 2019 di Komplek DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Berbagai tantangan, lanjut Jokowi, telah dihadapi pemerintah. Mulai dari fluktuasi harga komoditas sampai dengan gejolak ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat alias Fed rate.
"Akibatnya, saat ini kita menghadapi situasi di mana negara-negara emerging market mengalami tekanan, baik dari sisi nilai tukar maupun dari sisi arus modal masuk atau capital inflow. Bahkan, beberapa negara emerging market telah mengalami situasi krisis yang dipicu oleh kondisi ekonomi dan politik dalam negeri mereka," jelas dia.
Menghadapi tekanan eksternal seperti itu, kata Jokowi, pemerintah berkomitmen untuk bergerak cepat. Salah satunya adalah dengan mendorong daya saing ekonomi nasional serta melakukan pengelolaan APBN yang sehat dan produktif.pemerintah juga terus melakukan reformasi kebijakan guna mendukung masuknya modal asing.
"Serta memperkuat koordinasi kebijakan fiskal dan moneter. Kita juga melakukan langkah-langkah tegas dan konsisten untuk mengendalikan impor. Selain itu, kita terus memacu ekspor dan meningkatkan arus modal masuk dengan menggunakan instrumen fiskal, pemberian insentif, serta memastikan reformasi perizinan bisa berjalan dengan efektif," tandasnya.
"Kerja nyata selama empat tahun ini tidak selalu mudah karena lingkungan ekonomi nasional dan global terus mengalami perubahan yang sangat dinamis, yang mengharuskan kita menyiapkan diri dengan baik, melakukan antisipasi secara cermat, serta membuat penyesuaian dengan cepat," ujar Jokowi dalam Sidang RAPBN 2019 di Komplek DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Berbagai tantangan, lanjut Jokowi, telah dihadapi pemerintah. Mulai dari fluktuasi harga komoditas sampai dengan gejolak ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat alias Fed rate.
"Akibatnya, saat ini kita menghadapi situasi di mana negara-negara emerging market mengalami tekanan, baik dari sisi nilai tukar maupun dari sisi arus modal masuk atau capital inflow. Bahkan, beberapa negara emerging market telah mengalami situasi krisis yang dipicu oleh kondisi ekonomi dan politik dalam negeri mereka," jelas dia.
Menghadapi tekanan eksternal seperti itu, kata Jokowi, pemerintah berkomitmen untuk bergerak cepat. Salah satunya adalah dengan mendorong daya saing ekonomi nasional serta melakukan pengelolaan APBN yang sehat dan produktif.pemerintah juga terus melakukan reformasi kebijakan guna mendukung masuknya modal asing.
"Serta memperkuat koordinasi kebijakan fiskal dan moneter. Kita juga melakukan langkah-langkah tegas dan konsisten untuk mengendalikan impor. Selain itu, kita terus memacu ekspor dan meningkatkan arus modal masuk dengan menggunakan instrumen fiskal, pemberian insentif, serta memastikan reformasi perizinan bisa berjalan dengan efektif," tandasnya.
(akr)