Harga Minyak Naik Tipis Karena Kekhawatiran Dampak Iran
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah naik tipis pada perdagangan Selasa (21/8/2018) disebabkan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran pada November mendatang mulai terasa. Pasar khawatir sanksi ini membuat pasokan minyak semakin berkurang.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent International pun naik 3 sen menjadi USD72,24 per barel pada pukul 01:04 GMT. Dan harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 24 sen atau 0,4% pada posisi USD66,67 per barel.
Pedagang mengatakan harga hari ini terkerek karena ekspektasi bahwa sanksi tersebut akan menurunkan pasokan. Dan untuk mencegah lompatan harga karena potensi kekurangan pasokan, Amerika Serikat menawarkan 11 juta barel minyak mentah dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) untuk pengiriman dari 1 Oktober hingga 30 November.
Sementara itu, bank Prancis, BNP Paribas memperkirakan sanksi Iran membuat produksi minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)--di mana Iran adalah anggotanya--jatuh dari rata-rata 32,1 juta barel per hari pada 2018 menjadi 31,7 juta bph pada 2019.
Meski demikian, para pedagang mengatakan sentimen harga minyak secara keseluruhan tergantung dari prospek permintaan. Sengketa perdagangan Amerika Serikat dan China bisa membuat pertumbuhan ekonomi melambat dan permintaan jadi menurun.
Terkait permintaan, BNP Paribas melihat permintaan minyak global tumbuh 1,4 juta barel per hari pada 2018 hingga 2019. Sehingga pasar global kemungkinan tetap menguat dan pasokan diperkirakan cukup karena adanya peningkatan produksi dari Arab Saudi, Rusia dan Amerika sendiri.
Perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan eksplorasi minyak global telah meningkat, dengan jumlah rig di seluruh dunia bertambah dari 1.013 pada akhir Juli 2016 menjadi 1.664 pada Agustus 2018. Peningkatan terbesar terjadi di Amerika Utara, di mana jumlah rig meningkat dari 491 menjadi 1.057 dalam dua tahun terakhir. "Jadi pasokan minyak akan cukup," tulis BNP Paribas.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent International pun naik 3 sen menjadi USD72,24 per barel pada pukul 01:04 GMT. Dan harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 24 sen atau 0,4% pada posisi USD66,67 per barel.
Pedagang mengatakan harga hari ini terkerek karena ekspektasi bahwa sanksi tersebut akan menurunkan pasokan. Dan untuk mencegah lompatan harga karena potensi kekurangan pasokan, Amerika Serikat menawarkan 11 juta barel minyak mentah dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) untuk pengiriman dari 1 Oktober hingga 30 November.
Sementara itu, bank Prancis, BNP Paribas memperkirakan sanksi Iran membuat produksi minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)--di mana Iran adalah anggotanya--jatuh dari rata-rata 32,1 juta barel per hari pada 2018 menjadi 31,7 juta bph pada 2019.
Meski demikian, para pedagang mengatakan sentimen harga minyak secara keseluruhan tergantung dari prospek permintaan. Sengketa perdagangan Amerika Serikat dan China bisa membuat pertumbuhan ekonomi melambat dan permintaan jadi menurun.
Terkait permintaan, BNP Paribas melihat permintaan minyak global tumbuh 1,4 juta barel per hari pada 2018 hingga 2019. Sehingga pasar global kemungkinan tetap menguat dan pasokan diperkirakan cukup karena adanya peningkatan produksi dari Arab Saudi, Rusia dan Amerika sendiri.
Perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan eksplorasi minyak global telah meningkat, dengan jumlah rig di seluruh dunia bertambah dari 1.013 pada akhir Juli 2016 menjadi 1.664 pada Agustus 2018. Peningkatan terbesar terjadi di Amerika Utara, di mana jumlah rig meningkat dari 491 menjadi 1.057 dalam dua tahun terakhir. "Jadi pasokan minyak akan cukup," tulis BNP Paribas.
(ven)