Tidak Produktif, Jaringan Kantor Bank Banten Ditutup
A
A
A
SERANG - PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Bank Banten) melakukan optimalisasi jaringan kantor yang tidak produktif untuk mengurangi beban biaya operasional dan mengembalikan fungsi Bank Pembangunan Daerah.
"Terobosan ini merupakan salah satu strategi kami untuk mengurangi beban biaya operasional karena jaringan kantor Bank Banten yang sudah tidak produktif kami tutup dan lebih fokus di wilayah Banten," kata Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa di Serang, Kamis (23/8/2018).
Dia menjelaskan, optimalisasi jaringan kantor ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan fokus bisnis perusahaan yaitu melayani pemerintah provinsi, kota, kabupaten, aparatur sipil negara (ASN), kontraktor yang menangani proyek-proyek pemerintah dan nasabah UMKM sesuai dengan fungsinya sebagai Bank Pembangunan Daerah.
Hingga Juli 2018, Bank Banten memiliki jaringan kantor yang terdiri dari 26 kantor cabang, 11 kantor cabang pembantu, 4 kantor kas, 1 payment point didukung dengan 5 smartvan dan 141 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jaringan kantor tersebut, sebanyak 20 kantor berlokasi di Banten sebagai bentuk komitmen manajemen untuk memajukan perekonomian daerah Banten.
"Sebagai konsekuensi dalam optimalisasi jaringan kantor tersebut, maka beberapa pegawai di luar wilayah Banten, kami kurangi. Tetapi kemudian untuk mengisi SDM, kami rekrut pegawai yang berdomisili di daerah Banten yang merupakan putra-putri daerah dari lulusan universitas terbaik di Banten," jelas Fahmi.
Jumlah pegawai Bank Banten per Juli 2018 sebanyak 1.081 karyawan, berkurang apabila dibandingkan dengan Juni 2017 sebanyak 1.539 karyawan.
"Hasil dari pembukaan kantor cabang di beberapa wilayah di sekitar Banten adalah peningkatan pendapatan bunga yang didapat dari penyaluran kredit dari cabang-cabang. Cabang yang berada di wilayah Banten berkontribusi sebesar 40% dari total pendapatan bunga," jelas Fahmi.
Pada Juni 2018 terdapat peningkatan pendapatan bunga sebesar Rp263,38 miliar, naik sebesar 1,98% dibandingkan Juni 2017 yaitu sebesar Rp258,28 miliar.
"Terobosan ini merupakan salah satu strategi kami untuk mengurangi beban biaya operasional karena jaringan kantor Bank Banten yang sudah tidak produktif kami tutup dan lebih fokus di wilayah Banten," kata Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa di Serang, Kamis (23/8/2018).
Dia menjelaskan, optimalisasi jaringan kantor ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan fokus bisnis perusahaan yaitu melayani pemerintah provinsi, kota, kabupaten, aparatur sipil negara (ASN), kontraktor yang menangani proyek-proyek pemerintah dan nasabah UMKM sesuai dengan fungsinya sebagai Bank Pembangunan Daerah.
Hingga Juli 2018, Bank Banten memiliki jaringan kantor yang terdiri dari 26 kantor cabang, 11 kantor cabang pembantu, 4 kantor kas, 1 payment point didukung dengan 5 smartvan dan 141 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jaringan kantor tersebut, sebanyak 20 kantor berlokasi di Banten sebagai bentuk komitmen manajemen untuk memajukan perekonomian daerah Banten.
"Sebagai konsekuensi dalam optimalisasi jaringan kantor tersebut, maka beberapa pegawai di luar wilayah Banten, kami kurangi. Tetapi kemudian untuk mengisi SDM, kami rekrut pegawai yang berdomisili di daerah Banten yang merupakan putra-putri daerah dari lulusan universitas terbaik di Banten," jelas Fahmi.
Jumlah pegawai Bank Banten per Juli 2018 sebanyak 1.081 karyawan, berkurang apabila dibandingkan dengan Juni 2017 sebanyak 1.539 karyawan.
"Hasil dari pembukaan kantor cabang di beberapa wilayah di sekitar Banten adalah peningkatan pendapatan bunga yang didapat dari penyaluran kredit dari cabang-cabang. Cabang yang berada di wilayah Banten berkontribusi sebesar 40% dari total pendapatan bunga," jelas Fahmi.
Pada Juni 2018 terdapat peningkatan pendapatan bunga sebesar Rp263,38 miliar, naik sebesar 1,98% dibandingkan Juni 2017 yaitu sebesar Rp258,28 miliar.
(ven)