Harga Minyak Naik Karena AS, China dan Iran
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah naik pada perdagangan Jumat (24/8/2018) akibat ekspektasi soal sanksi Amerika Serikat terhadap Iran akan memangkas produksi minyak secara signifikan sehingga membebani pasar menjelang akhir tahun. Selain itu, meningkatnya harga si emas hitam karena perang tarif terbaru antara Washington dan Beijing.
Mengutip dari Reuters, Jumat (24/8), harga minyak mentah Brent International naik 20 sen atau 0,3% menjadi USD74,93 per barel pada pukul 02:45 GMT. Dan harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 25 sen alias 0,3% menjadi USD68,08 per barel.
Para pedagang mengatakan, prospek penawaran versus permintaan untuk pasar minyak bakal ketat akibat sanksi AS terhadap Iran, dimana sanksi ekspor minyak Negeri Mullah bakal diterapkan pada 4 November mendatang.
Iran merupakan negara produsen minyak terbesar ketiga dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara itu mengekspor minyak mentah sekitar 2 juta barel per hari, setara dengan 2% dari konsumsi global.
Selain itu, harga minyak naik karena pedagang khawatir dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China, dimana yang terbaru, kedua negara sama-sama menerapkan tarif duel 25% untuk produk impor senilai USD16 miliar. "Investor menjadi gugup karena kedua negara berjanji bakal meningkatkan tekanan satu sama lain," tulis ANZ Bank.
Mengutip dari Reuters, Jumat (24/8), harga minyak mentah Brent International naik 20 sen atau 0,3% menjadi USD74,93 per barel pada pukul 02:45 GMT. Dan harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 25 sen alias 0,3% menjadi USD68,08 per barel.
Para pedagang mengatakan, prospek penawaran versus permintaan untuk pasar minyak bakal ketat akibat sanksi AS terhadap Iran, dimana sanksi ekspor minyak Negeri Mullah bakal diterapkan pada 4 November mendatang.
Iran merupakan negara produsen minyak terbesar ketiga dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara itu mengekspor minyak mentah sekitar 2 juta barel per hari, setara dengan 2% dari konsumsi global.
Selain itu, harga minyak naik karena pedagang khawatir dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China, dimana yang terbaru, kedua negara sama-sama menerapkan tarif duel 25% untuk produk impor senilai USD16 miliar. "Investor menjadi gugup karena kedua negara berjanji bakal meningkatkan tekanan satu sama lain," tulis ANZ Bank.
(ven)