IBIMA, Dorong Industri Manufaktur Berkelas Dunia
A
A
A
JAKARTA - Pengembangan sektor bisnis dan manufaktur Indonesia akan dihadapkan pada tantangan yang cukup besar. Langkah strategis untuk berdikari dan sejahteranya bisnis dan industri manufaktur tersebut harus dilakukan sejak dini.
Di antaranya dengan mendirikan sebuah lembaga pelatihan, pendidikan, dan konsultan untuk membangun The Best Industry dan Business Way dengan produktivitas dan daya saing berkelas. Seperti halnya dilakukan Insan Bina dan Industri Manufaktur Indonesia (IBIMA).
CEO dan Presdir IBIMA, I Made Tangkas mengungkapkan, pembentukan IBIMA menjadi salah satu cara untuk membangun industri di Tanah Air menjadi kelas dunia. Misinya, meningkatkan produktivitas dan daya saing bisnis nasional melalui penguatan industri menuju industri berdikari dan sejahtera.“Ini juga dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan dan penguatan perekonomian nasional yang berbasis SDA dan SDM lokal,” ungkap I Made Tangkas, saat peresmian IBIMA di Menara 165, Jakarta, belum lama ini.
Ia menjelaskan, IBIMA dengan text line Membangun Industri Berdikari dan Sejahtera bertujuan untuk berperan aktif dalam tiga misi utama yakni penguatan paradigma
kewirausahaan – mind set dan entrepreneurship, peningkatan kompetensi dan budaya industri, dan mengembangkan kepemimpinan yang kokoh.
IBIMA dibentuk dari kolaborasi, konsorsium, dan dukungan berbagai pihak seperti pelaku pendidikan, bisnis dan industri, pembuat kebijakan, komunitas dan asosiasi. Mereka antara
lain TP Rachmat (Triputra Group), Ary Ginanjar Agustian (ESQ), dan I Made
Dana Tangkas (Institut Otomotif Indonesia/IOI).
“Dengan menggalang kekuatan dari para praktisi industri dan bisnis, para akademisi, birokrasi, tenaga ahli khusus bidang industri baik dari dalam maupun luar negeri, kita yakin, Indonesia Emas dan Industri Berdikari dan Sejahtera bisa segera terwujud,” tegasnya.
Lebih jauh, dia menjabarkan, visi IBIMA adalah menjadikan institus mandiri non-partisan yang mampu memberdayakan insan bisnis dan industri menuju industri nasional yang berdikari dan sejahtera.
IBIMA mengambil peran strategis dalam rangka Peningkatan GDP melalui kontribusi sektor industri dalam konteks pembangunan nasional menuju Indonesia hebat tahun 2035. Lingkup kiprah atau kegiatan IBIMA antara lain menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan lean
industry bagi pelaku industri dan bisnis IKM-UKM.
Memberikan bimbingan atau pendampingan dalam penerapan lean industry, serta menyediakan program konsultasi lean industry system (sistem industri manufaktur) dengan menerapkan sistem industri manufaktur.
Kemudian, mengembangkan model unggulan lean industry system, mengembangkan model unggulan teaching factory, mengembangkan model unggulan pendidikan vokasi industri, melakukan pengkaderan tenaga pelatihan lean industry secara nasional.
Selain itu, menyiapkan skema sertifikasi tenaga ahli lean industry, menyelenggarakan kerja sama antarlembaga dalam negeri dan luar negeri dalam rangka merealisasikan visi dan misi IBIMA, dan menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan industri nasional, dan penyediaan tenaga ahli learn industry.
Di antaranya dengan mendirikan sebuah lembaga pelatihan, pendidikan, dan konsultan untuk membangun The Best Industry dan Business Way dengan produktivitas dan daya saing berkelas. Seperti halnya dilakukan Insan Bina dan Industri Manufaktur Indonesia (IBIMA).
CEO dan Presdir IBIMA, I Made Tangkas mengungkapkan, pembentukan IBIMA menjadi salah satu cara untuk membangun industri di Tanah Air menjadi kelas dunia. Misinya, meningkatkan produktivitas dan daya saing bisnis nasional melalui penguatan industri menuju industri berdikari dan sejahtera.“Ini juga dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan dan penguatan perekonomian nasional yang berbasis SDA dan SDM lokal,” ungkap I Made Tangkas, saat peresmian IBIMA di Menara 165, Jakarta, belum lama ini.
Ia menjelaskan, IBIMA dengan text line Membangun Industri Berdikari dan Sejahtera bertujuan untuk berperan aktif dalam tiga misi utama yakni penguatan paradigma
kewirausahaan – mind set dan entrepreneurship, peningkatan kompetensi dan budaya industri, dan mengembangkan kepemimpinan yang kokoh.
IBIMA dibentuk dari kolaborasi, konsorsium, dan dukungan berbagai pihak seperti pelaku pendidikan, bisnis dan industri, pembuat kebijakan, komunitas dan asosiasi. Mereka antara
lain TP Rachmat (Triputra Group), Ary Ginanjar Agustian (ESQ), dan I Made
Dana Tangkas (Institut Otomotif Indonesia/IOI).
“Dengan menggalang kekuatan dari para praktisi industri dan bisnis, para akademisi, birokrasi, tenaga ahli khusus bidang industri baik dari dalam maupun luar negeri, kita yakin, Indonesia Emas dan Industri Berdikari dan Sejahtera bisa segera terwujud,” tegasnya.
Lebih jauh, dia menjabarkan, visi IBIMA adalah menjadikan institus mandiri non-partisan yang mampu memberdayakan insan bisnis dan industri menuju industri nasional yang berdikari dan sejahtera.
IBIMA mengambil peran strategis dalam rangka Peningkatan GDP melalui kontribusi sektor industri dalam konteks pembangunan nasional menuju Indonesia hebat tahun 2035. Lingkup kiprah atau kegiatan IBIMA antara lain menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan lean
industry bagi pelaku industri dan bisnis IKM-UKM.
Memberikan bimbingan atau pendampingan dalam penerapan lean industry, serta menyediakan program konsultasi lean industry system (sistem industri manufaktur) dengan menerapkan sistem industri manufaktur.
Kemudian, mengembangkan model unggulan lean industry system, mengembangkan model unggulan teaching factory, mengembangkan model unggulan pendidikan vokasi industri, melakukan pengkaderan tenaga pelatihan lean industry secara nasional.
Selain itu, menyiapkan skema sertifikasi tenaga ahli lean industry, menyelenggarakan kerja sama antarlembaga dalam negeri dan luar negeri dalam rangka merealisasikan visi dan misi IBIMA, dan menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan industri nasional, dan penyediaan tenaga ahli learn industry.
(akn)