Jaga Laju Inflasi, BPS Minta Fokus ke Tiga Komoditas Pangan
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan, komoditas pangan harus menjadi perhatian serius pemerintah dalam upaya menjaga laju inflasi. Seperti diketahui pada periode Agustus 2018, tercatat mengalami deflasi sebesar 0,05%.
Pemerintah sendiri menargetkan besaran inflasi tahun ini berada di level 3,5% plus minus 1%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengutarakan, terdapat tiga komoditas pangan yang perlu menjadi perhatian lebih, antara lain beras, daging ayam ras, dan cabai merah. "Pasokan dan distribusi barang dari waktu ke waktu harus dimonitor," ujarnya di Kantornya, Senin (3/9/2018).
Menurutnya, pasokan komoditas jika berlimpah jika tidak diimbangi pendistribusian yang merata akan menimbulkan kelangkaan yang berdampak pada kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut kemudian mempengaruhi inflasi.
BPS mencatat inflasi pada kelompok bahan makanan secara yoy sebesar 4,90% sedangkan tingkat inflasi ytd sebesar 3,21%. Inflasi kelompok bahan makanan memiliki andil yang cukup besar terhadap inflasi secara keseluruhan. "Warning volatile price utama adalah food 4,97 persen. Ini yang berarti ke depan perlu ekstra hati-hati," tandasnya.
Pada Agustus 2018, memang terjadi deflasi sebesar 0,05%. Tapi kenaikan indeks tetap terjadi di antaranya yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,35%. Selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik mencapai 0,25% dan kelompok kesehatan sebesar 0,20%. Sedangkan peningkatan terbesar disumbang kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,03%.
Pemerintah sendiri menargetkan besaran inflasi tahun ini berada di level 3,5% plus minus 1%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengutarakan, terdapat tiga komoditas pangan yang perlu menjadi perhatian lebih, antara lain beras, daging ayam ras, dan cabai merah. "Pasokan dan distribusi barang dari waktu ke waktu harus dimonitor," ujarnya di Kantornya, Senin (3/9/2018).
Menurutnya, pasokan komoditas jika berlimpah jika tidak diimbangi pendistribusian yang merata akan menimbulkan kelangkaan yang berdampak pada kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut kemudian mempengaruhi inflasi.
BPS mencatat inflasi pada kelompok bahan makanan secara yoy sebesar 4,90% sedangkan tingkat inflasi ytd sebesar 3,21%. Inflasi kelompok bahan makanan memiliki andil yang cukup besar terhadap inflasi secara keseluruhan. "Warning volatile price utama adalah food 4,97 persen. Ini yang berarti ke depan perlu ekstra hati-hati," tandasnya.
Pada Agustus 2018, memang terjadi deflasi sebesar 0,05%. Tapi kenaikan indeks tetap terjadi di antaranya yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,35%. Selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik mencapai 0,25% dan kelompok kesehatan sebesar 0,20%. Sedangkan peningkatan terbesar disumbang kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,03%.
(akr)