Sistem Digital Dukung Perkembangan Bisnis Transportasi dan Logistik
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan bisnis transportasi dan logistik di Tanah Air membutuhkan dukungan dari sistem digital, hal tersebut untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 dimana seluruh aktifitasnya menggunakan teknologi. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Perhubungan Carmalita Hartato mengatakan, saat ini seluruh pihak harus mempersiapkan strategi dalam menghadapi berbagai perubahan di era transportasi dan logistik 4.0.
"Seluruh pihak, baik itu pemerintah, praktisi, dan juga akademisi dari semua sektor terkait perlu merapatkan barisan untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0," kata Carmelita saat menghadiri pembukaan pameran Indonesia Transport, Supply Chain & Logistics di Jakarta, Rabu (12/9).
Untuk itu, aktivitas transportasi dan logistik di Indonesia dituntut untuk bisa menyesuaikan zaman seiring perkembangan teknologi yang serba cepat dan canggih. Di era Revolusi Industri 4.0 mulai beralih kepada sistem otomatisasi, teknologi intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT).
"Pemanfaatan teknologi berbasis digital dirasa perlu untuk meningkatkan kinerja transportasi dan logistik, kondisi ini menuntut perubahan dari para pelaku usaha terkait kegiatan transportasi logistik di Indonesia," urainya.
Menurutnya, melalui penyelenggaraan Indonesia Transport, Supply Chain and Logistics (ITSCL) 2018, Kadin Indonesia yakin dapat menyediakan platform dan wadah yang tepat bagi para pihak terkait untuk bersama-sama betemu, berdiskusi dan bertukar informasi guna membahas isu, networking, strategi serta menciptakan peluang bisnis baru. "Kami juga optimis forum ini dapat menjadi salah satu ajang untuk melakukan kampanye pemasaran yang efektif," harapnya.
General Manager Reed Panorama Exhibitions, Steven Chwee menyatakan, sebagai penyelenggara acara ITSCL 2018 mengangkat thema 'Innovation Towards Industrial Revolution 4.0, Are We Ready?' akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 12 hingga 14 September 2018.
ITSCL 2018 akan menampilkan 500 produk dan jasa solusi logistik dan supply chain terbaik yang dapat menjadi pilihan para pelaku usaha di Indonesia. "ITSCL menghadirkan lebih dari 100 perusahaan dari 8 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, India, China, Vietnam, Jepang dan Lituania," papar Steven.
"Seluruh pihak, baik itu pemerintah, praktisi, dan juga akademisi dari semua sektor terkait perlu merapatkan barisan untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0," kata Carmelita saat menghadiri pembukaan pameran Indonesia Transport, Supply Chain & Logistics di Jakarta, Rabu (12/9).
Untuk itu, aktivitas transportasi dan logistik di Indonesia dituntut untuk bisa menyesuaikan zaman seiring perkembangan teknologi yang serba cepat dan canggih. Di era Revolusi Industri 4.0 mulai beralih kepada sistem otomatisasi, teknologi intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT).
"Pemanfaatan teknologi berbasis digital dirasa perlu untuk meningkatkan kinerja transportasi dan logistik, kondisi ini menuntut perubahan dari para pelaku usaha terkait kegiatan transportasi logistik di Indonesia," urainya.
Menurutnya, melalui penyelenggaraan Indonesia Transport, Supply Chain and Logistics (ITSCL) 2018, Kadin Indonesia yakin dapat menyediakan platform dan wadah yang tepat bagi para pihak terkait untuk bersama-sama betemu, berdiskusi dan bertukar informasi guna membahas isu, networking, strategi serta menciptakan peluang bisnis baru. "Kami juga optimis forum ini dapat menjadi salah satu ajang untuk melakukan kampanye pemasaran yang efektif," harapnya.
General Manager Reed Panorama Exhibitions, Steven Chwee menyatakan, sebagai penyelenggara acara ITSCL 2018 mengangkat thema 'Innovation Towards Industrial Revolution 4.0, Are We Ready?' akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 12 hingga 14 September 2018.
ITSCL 2018 akan menampilkan 500 produk dan jasa solusi logistik dan supply chain terbaik yang dapat menjadi pilihan para pelaku usaha di Indonesia. "ITSCL menghadirkan lebih dari 100 perusahaan dari 8 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, India, China, Vietnam, Jepang dan Lituania," papar Steven.
(akr)