Kisah Memilukan Dibalik Keuntungan Bisnis Pengiriman Amazon

Kamis, 13 September 2018 - 00:33 WIB
Kisah Memilukan Dibalik...
Kisah Memilukan Dibalik Keuntungan Bisnis Pengiriman Amazon
A A A
WASHINGTON - Zachariah Vargas masih belum lupa dengan kejadian nahas yang menimpanya. Kurir paket pengiriman untuk Amazon itu, telah melakukan perjalanan selama enam jam mengantar paket kiriman ke pelanggan. Saat hendak menurunkan paket, tanpa sengaja ia membanting pintu truk dan mengenai tangannya. Pintu tertutup dan menjepit jari tengah dan jari manisnya.

Setelah berhasil membebaskan jari-jarinya, darah mulai mengalir. Kedua lengan Vargas mulai bergetar tanpa sadar. Panik, Vargas menelepon pengawas pengirimannya di fasilitas Amazon terdekat. Alih-alih menanyakan kabar, dia justru mendapat rasa tidak simpati.

“Hal pertama yang mereka tanyakan justru adalah berapa banyak paket yang terisisa,” kisahnya kepada Business Insider, Rabu (12/9/2018).

Vargas lalu menjawab masih memiliki lusinan barang yang tersisa dan memerlukan waktu beberapa jam untuk mengantarkan keseluruhan barang. Namun, sang atasan memintanya mengantarkan barang hingga tuntas, setelah itu mencari perawatan.

Vargas memilih mengabaikan bosnya dengan mencari perawatan di pos Amazon. Ketika tiba di pos, ia mendapatkan ejekan. "Petugas operator saya terus berkata, apakah kamu sekarat saat ini? Banyak perempuan yang bekerja dengan luka yang lebih buruk darimu," kata Vargas.

Sementara seorang manajer gudang Amazon mengatakan kepadanya: "Amazon mengawasi Anda. Mereka tidak suka bila paket tidak dikirim". Vargas juga mengklaim bahwa supervisor lain mengatakan kepadanya, bahwa dia seharusnya mengetuk pintu terdahulu untuk meminta pertolongan pertama.

Sang pengawas lalu menyuruhnya pergi ke rumah sakit untuk membuktikan bahwa dia benar-benar terluka, kendati Vargas tidak memiliki asuransi kesehatan saat itu.

"Saat itu saya menyadari untuk tidak meneruskan bekerja dengan perusahaan ini jika mereka tidak peduli apa yang terjadi pada saya. Ini seperti panggilan yang membangunkan saya," ujarnya berbagi kisah.

Pengalaman Vargas bukan satu-satunya kisah memilukan pengemudi paket pengiriman barang dari Amazon.

Dengan pertumbuhan pesat bisnis jasa pengiriman, dimana pertumbuhan bisnis Amazon terus berkembang cepat, maka lingkungan kerja pengemudi menjadi semakin berat.

Amazon memiliki lebih dari 100 juta pelanggan perdana. Mereka membayar kartu keanggotaan dengan biaya USD119 per tahun, dengan keuntungan mendapat pengiriman barang dua hari gratis untuk jutaan item dan pengiriman gratis di hari yang sama melalui Prime Now.

Perusahaan ini mengirimkan lebih dari 5 miliar paket perdana di seluruh dunia pada 2017. Untuk memastikan jutaan paket dikirimkan setiap hari, Amazon mempekerjakan beberapa pengemudi melalui program Amazon Flex. Sopir Flex bekerja langsung dengan Amazon.

Amazon juga menggunakan FedEx, UPS, dan USPS, serta perusahaan kurir pihak ketiga yang disebut sebagai mitra layanan pengiriman, atau DSP, yang mengelola armada mereka sendiri.

Mitra layanan pengiriman adalah perusahaan yang mempekerjakan dan mengelola banyak pengemudi, seperti Vargas, yang bekerja untuk memenuhi pengiriman dari mitra Amazon. Namun Vargas enggan menyebutkan nama mitra layanan pengiriman tempatnya dulu bekerja.

Untuk Amazon, membayar perusahaan pihak ketiga untuk mengirim paket adalah pilihan yang hemat biaya daripada mempekerjakan orang secara penuh. Dan kecepatan pengiriman dua hari sangat bagus untuk konsumen.

Tetapi bagi para pengemudi banyak hal memilukan yang terjadi. Business Insider menuangkan kisah memilukan dibalik keuntungan bisnis pengiriman Amazon, berdasarkan hasil wawancara 31 pekerja pengiriman yang bekerja dengan Amazon, serta 14 mitra perusahaan pihak ketiga yang berlangsung di 13 kota di Amerika Serikat.

Dalam wawancara selama delapan bulan, para pengemudi menggambarkan banyaknya pelanggaran sepihak dari perusahaan, kurangnya uang lembur, upah yang hilang dan intimidasi. Mereka dituntut bekerja sampai batas fisik. Merasa tertekan mereka mengemudi dengan kecepatan tinggi yang berbahaya, kerap melewatkan mandi bahkan tidak sedikit melewatkan istirahat makan. Bahkan tidak sedikit yang terpaksa harus buang air kecil dalam botol.

Menanggapi cerita ini, Amazon mengatakan memang ada beberapa tantangan dalam jaringan penyedia pengiriman barang. Dengan tantangan itu mereka bisa memperbaiki sistem.

"Memang kami tidak mungkin bisa mengetahui semua ribuan pengemudi pengiriman barang. Tapi kami akui bahwa bisnis kecil (dari mitra layanan) terkadang membutuhkan kerja dengan skala cepat," kata Juru Bicara Amazon, Amanda Ip dalam sebuah pernyataan kepada Business Insider.

Sambung dia, Amazon telah mendengarkan kebutuhan para mitra dan menerapkan program baru untuk memastikan bisnis pengiriman berlangsung baik dalam rangka melayani pelanggan Amazon. Dan Amazon memiliki alat yang mereka butuhkan untuk memberi pengalaman yang luar biasa kepada pelanggan dan karyawan.

Beberapa pengemudi mengatakan, seharusnya perusahaan kurir yang berafiliasi dengan Amazon harus disalahkan atas banyak masalah yang mereka dapati.

Yang lain, termasuk beberapa ahli tenaga kerja mengatakan, seharusnya masalah ini menjadi tanggung jawab Amazon. Karena mereka telah menekan perusahaan kurir agar bekerja lebih banyak dan lebih cepat. Dan Amazon memperoleh keuntungan dari tenaga kerja murah yang tidak mendapat perlindungan.

Cara Amazon Mencari Kurir Pengiriman Barang

Untuk mencari sopir pengiriman barang, Amazon membuka lowongan dalam aplikasi online kepada perusahaan jasa kurir. Menariknya tidak banyak persyaratan yang diajukan Amazon.

"Mulailah bisnis Anda dengan keuntungan USD10.000. Pengalaman logistik tidak diperlukan," tulis Amazon dalam iklan di situs webnya. Dan proses menjadi kurir untuk Amazon memakan waktu antara empat minggu hingga enam bulan.

Setelah Amazon menerima kurir ke dalam sistemnya, mereka lalu menyediakan sejumlah rute pengiriman harian. Setiap rute ditugaskan kepada seorang sopir dengan volume harian antara 250 sampai 300 paket. Pengemudi mengatakan jumlah volume bisa melonjak hingga 400 paket selama masa liburan.

Amazon lantas menyediakan perangkat elektronik yang disebut "rabbits" yang digunakan sopir untuk memindai setiap paket dan rute navigasi.

Nah, untuk menarik lebih banyak perusahaan jasa kurir, Amazon menawarkan insentif, seperti tarif khusus untuk mobil, program asuransi karyawan, dan pada pekan lalu memesan 20.000 unit mobil van Mercedes-Benz.

Perusahaan kurir Amazon ini beroperasi di luar pos pengiriman, biasanya terletak dekat dengan fasilitas Amazon. Mereka menangani sekitar 30 rute pengiriman setiap hari di setiap lokasi.

Beberapa perusahaan kurir kecil biasanya beroperasi di satu wilayah, sedangkan perusahaan kurir kelas menengah dan atas memiliki ratusan karyawan yang bekerja di banyak stasiun pengiriman di seluruh Amerika Serikat.

"Ratusan perusahaan jasa kurir bekerja secara penuh dan memberi bayaran secara kompetitif berdasarkan ketentuan mereka," kata Amanda dari Amazon.

Menurut cerita para pengemudi, perusahaan jasa kurir membayar mereka antara USD125 dan USD150 per hari atau antara USD13 dan USD15 per jam. Angka itu hampir sama dengan perusahaan layanan pengiriman lainnya. Adapun Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat melansir upah per jam rata-rata pengemudi layanan pengiriman barang adalah USD15,12 atau USD31.450 per tahun.

Jim Blanchard, perwakilan dari Sistem Distribusi Kurir dan Jasa Pengiriman, mengatakan bahwa pekerjaan pengiriman paket oleh Amazon telah membantu orang miskin di Amerika Serikat keluar dari kemiskinan yang ekstrim dan memungkinkan mereka untuk membeli rumah dan mobil.

"Mereka (Amazon) mengambil tenaga kerja yang tidak terampil dan membuat mereka jauh dari garis kemiskinan. Ini telah menjembatani kesenjangan dan membantu tingkat kehidupan selanjutnya," katanya kepada Business Insider.

Jermaine Lakota Johnson, mantan sopir untuk Courier Distribution Systems, di Everett, Massachusetts, mengatakan bahwa dia dibayar sekitar USD740 seminggu, atau sekitar USD38.000 per tahun sebelum pajak. "Ini adalah pekerjaan yang hebat, salah satu favorit saya sebenarnya," kata Johnson tentang masa-masa bekerjanya di jasa pengiriman Amazon.

Selain bayaran yang layak, dia mengatakan memiliki jam kerja yang fleksibel dan dapat mengambil banyak istirahat yang dia butuhkan. Jika dia menyelesaikan pengirimannya pada jam 2 siang, dia akan memiliki sisa hari libur.

Pengemudi lain setuju bahwa bayaran yang dijanjikan sangat menarik. Tetapi banyak yang menemukan bahwa majikan mereka gagal menindaklanjuti janji-janji mereka.

Tuduhan Janji Palsu dan Intimidasi
Beberapa orang menjelaskan kejadian ketika bos mereka di perusahaan kurir yang berafiliasi dengan Amazon mengambil keuntungan dari mereka. Empat pengemudi di tiga perusahaan mengatakan majikan mereka salah mengartikan pekerjaan itu dengan menjanjikan manfaat kesehatan tanpa menindaklanjuti.

Seorang pekerja mengatakan, ketika dia memulai pekerjaannya, majikannya berjanji bahwa dia akan mendapatkan manfaat kesehatan dalam waktu 90 hari kerja. Tapi dia dipecat beberapa hari setelah bekerja.

Delapan pekerja di empat perusahaan mengatakan para pengemudi ditolak lembur, meskipun bekerja lebih dari 40 jam seminggu. Sebanyak 13 pekerja di lima perusahaan mengeluh tentang gaji yang dipangkas.

"Mereka adalah pemangsa. Banyak janji yang dibuat tetapi tidak ditepati," kesal Ku Irvin, yang mulai bekerja sebagai sopir untuk DeliverOL, di Aurora, Colorado, pada November 2016.

Meski sembilan bulan kemudian Irvin menjadi manajer, namun dia tidak bisa menahan atas banyaknya janji palsu. Irvin menambahkan, atasannya kerap lupa membayar lembur dan tidak menambah sopir baru, sehingga memberatkan kerja sopir yang ada dengan rute dan volume pengiriman yang terus bertambah. "Itu memuakkan bagi saya," tukasnya.

Beberapa pengemudi mengatakan kepada Business Insider bahwa mereka merasa tidak berdaya untuk mengatasi tekanan karena mereka takur akan dipecat atau upahnya ditahan. Selain itu namanya bisa dimasukkan daftar hitam dalam bisnis jasa pengiriman.

"Terkadang saya harus masuk pada hari libur yang telah ditetapkan untuk saya. Jika tidak, mereka mengancam akan memecat saya," keluh Justin Waring, mantan sopir untuk Courier Distribution Systems, di Lisle, Illinois, mengatakan kepada Business Insider.

Seorang sopir di Richmond, Virginia yang bekerja di perusahaan kurir yang berafiliasi dengan Amazon, mengklaim dia dikirim pulang pada hari kerja sebagai hukuman karena tiba terlambat satu menit. "Itu cara mereka mendisiplinkan Anda," kata pengemudi yang meminta namanya tidak ditulis karena takut dipecat.

Terkait masalah yang dialami para pekerja, Amazon mengatakan seharusnya mereka melaporkan kepada manajemen Amazon secara langsung sehingga perusahaan dapat melakukan penyelidikan.

Banyaknya Kasus di Perusahaan Pengiriman Barang
Kisah memilukan di Amazon bukan satu-satunya. Banyak pengemudi alias kurir di Amerika Serikat yang sudah mengeluh akan praktik perusahaan jasa pengiriman barang, terutama yang berafiliasi dengan Amazon. Seperti upah yang kerap dipotong dan waktu istirahat yang minim.

Bahkan dalam tiga tahun terakhir, ada lima tuntutan hukum yang diajukan terhadap Amazon dan enam perusahaan mitra di Illinois, California, Arizona dan Washington. Tiga dari kasus berhasil diselesaikan. Namun, Amazon tidak mengakui untuk salah satu kasus kesalahan.

Dan salah satu perusahaan yang juga mendapat sorotan adalah Prime EFS, perusahaan jasa kurir di New Jersey yang tahun lalu menghasilkan pendapatan USD7 juta. Namun para karyawan menggambarkan praktik pembayaran yang curang.

Prime EFS dijalankan oleh Frank Mazzola, nama yang sebenarnya sudah dilarang di industri sekuritas karena kasus penipuan pada 2014. Mazzola dan pamannya, John Bivona diperintahkan pengadilan membayar denda USD45 juta pada Februari lalu, atas dugaan keterlibatan mereka dalam kasus penipuan di Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Amerika Serikat (SEC).

Konsumen Tidak Sadar Apa yang Terjadi dengan Para Pekerja
Terkait kasus di Amazon dan perusahaan sejenisnya, pengamat Hukum dan Kebijakan di Pusat Perburuhan UCLA, Tia Koonse mengatakan Amazon sejatinya telah menciptakan pengalaman belanja yang mulus sehingga pelanggan merasa nyaman. Lantas mereka memesan lebih banyak tanpa henti tanpa mempertimbangkan bagaimana proses paket tersebut tiba di pintu mereka.

"Bahwa Amazon telah mengatur pengiriman gratis dan cepat hampir mustahil tanpa apa yang terjadi dengan para pekerja. Ini proses yang tidak terlihat oleh kita sebagai konsumen, yang mengabaikan apa yang terjadi dengan para pekerja," tulis Koonse.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)