BI Sertakan Pembahasan Ekonomi Syariah di Pertemuan IMF-World Bank
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan ada beberapa pembahasan yang akan diangkat dalam Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank). Salah satunya soal ekonomi syariah.
Hal ini dikarenakan mayoritas Indonesia memeluk agama Islam. Dan ini akan meningkatkan dan memperkenalkan ekonomi syariah di internasional.
"Salah satu isunya mengenai bagaimana ekonomi syariah akan diluncurkan. Jadi nanti dibahas bagaimana wakaf serta zakat untuk dorong perekonomian," ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Senin (17/9/2018).
Dody menambahkan, mengingat gejolak tekanan pasar dunia sedang tinggi, dalam pertemuan tersebut juga nantinya fokus membahas pasar keuangan.
"Nilai mata uang di negara besar dan berkembang tengah mengalami tekanan. Maka isu besar yang diangkat nanti terkait pasar keuangan. Di sana ada kerja sama untuk mengatasinya," jelas Dody.
Lebih lanjut, kata dia, bakal dibahas pula cara meningkatkan ketahanan di sektor keuangan. Termasuk keberlanjutan utang luar negeri di banyak negara.
"Soal kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan pun akan dibahas. Tidak terkecuali mengenai risiko serta manfaat digital ekonomi bagi pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Indonesia sangat pas bahas ekonomi digital karena kecepatan startup-startup di Tanah Air sangat tinggi. Nanti akan hadir juga startup-startup baru yang diikutkan. Dan akan dibahas roadmap pengembangan fintech (financial technology) ke depannya," katanya.
Hal ini dikarenakan mayoritas Indonesia memeluk agama Islam. Dan ini akan meningkatkan dan memperkenalkan ekonomi syariah di internasional.
"Salah satu isunya mengenai bagaimana ekonomi syariah akan diluncurkan. Jadi nanti dibahas bagaimana wakaf serta zakat untuk dorong perekonomian," ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Senin (17/9/2018).
Dody menambahkan, mengingat gejolak tekanan pasar dunia sedang tinggi, dalam pertemuan tersebut juga nantinya fokus membahas pasar keuangan.
"Nilai mata uang di negara besar dan berkembang tengah mengalami tekanan. Maka isu besar yang diangkat nanti terkait pasar keuangan. Di sana ada kerja sama untuk mengatasinya," jelas Dody.
Lebih lanjut, kata dia, bakal dibahas pula cara meningkatkan ketahanan di sektor keuangan. Termasuk keberlanjutan utang luar negeri di banyak negara.
"Soal kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan pun akan dibahas. Tidak terkecuali mengenai risiko serta manfaat digital ekonomi bagi pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Indonesia sangat pas bahas ekonomi digital karena kecepatan startup-startup di Tanah Air sangat tinggi. Nanti akan hadir juga startup-startup baru yang diikutkan. Dan akan dibahas roadmap pengembangan fintech (financial technology) ke depannya," katanya.
(ven)