Ini Upaya Kementan Bantu Pulihkan Ekonomi Pasca Gempa NTB
A
A
A
JAKARTA - Sejak dinyatakan status bencana gempa bumi di Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sampai saat ini, Kementerian Pertanian terus membantu memulihkan perekonomian warga pasca gempa. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita menyampaikan bencana gempa telah menimbulkan kerugian jiwa dan material, sehingga sesuai instruksi Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kementan turut andil menjadi bagian pemerintah membantu penanganan pasca gempa.
"Bapak Mentan langsung mengintruksikan kami untuk turun langsung membantu pemulihan pasca gempa di NTB ini," kata I Ketut. "Bantuan uang tunai dari keluarga besar Kementan dan para mitranya yang masuk ke rekening posko gempa bumi Lombok yang dikelola BPBD Provinsi NTB, sampai saat ini mencapai Rp11.751.000.627," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/9/2018).
I Ketut juga menyampaikan hingga saat ini, Posko Utama Kementan Peduli Gempa NTB masih terus menerima dan menyalurkan berbagai bentuk bantuan, berupa telur, beras, minyak goreng, pakaian, selimut, pakan ternak, air mineral, susu, sembako, sosis dan makanan siap saji.
Terkait penanganan bidang peternakan dan kesehatan hewan, Ditjen PKH masih terus memberi bantuan penanganan ternak milik warga terdampak. Tim Satgas Ditjen PKH sudah sebulan lebih pasca bencana gempa NTB, ditugaskan secara bergantian di daerah bencana.
Tim tersebut terdiri dari unsur pusat (Sekretariat Ditjen PKH, Direktorat Keswan, Kesmavet, Pakan, Bitpro, PPHNak), UPT Ditjen PKH (BBVet Denpasar, BBVet Wates, BBMSOH Gunung Sindur, BPTUHPT Denpasar, Bvet Subang, BPMSPH Bogor, BPMPP Bekasi, BET Cipelang dan BIB Lembang), serta UPT dibawah Badan Karantina Pertanian (Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dan Mataram).
I Ketut menyebutkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH untuk penanganan ternak, diantaranya: (1). Mengidentifikasi jumlah, jenis ternak dan ternak sakit (zoonosis); (2). Merencanakan dan mengkoordinasikan upaya untuk mengatasi masalah yang mendesak akibat bencana gempa khususnya terkait bidang peternakan dan kesehatan hewan; (3). Memobilisasi ternak dalam rangka evakuasi dari daerah terdampak ke daerah yang lebih aman
Selanjutnya (4). Inventarisasi kebutuhan pakan (konsentrat dan HPT), obat-obatan dan air minum; (5). Memberikan dan menyediakan pelayanan kesehatan hewan, kandang penampungan sementara; (8). Melakukan pendistribusian bantuan pakan ternak (konsentrat dan HPT) pada kelompok ternak yang sudah teridentifikasi; (6). Memonitor dan mengevaluasi kegiatan penanganan bencana gempa bidang peternakan dan kesehatan hewan; (7). Analisa kerugian dampak bencana khususnya dibidang peternakan (ekonomi veteriner).
I Ketut menerangkan Tim Satgas Ditjen PKH berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dan kabupaten terdampak (Lombok Utara, Lombok Timur dan Barat), Posko Induk Kementerian Pertanian (BPTP NTB) dan Posko Pendampingan Nasional (POSPENAS).
“Sampai saat ini Tim kami masih terus melakukan pendistribusian bantuan pakan ternak dan obat hewan kepada Kelompok Tani Ternak (KTT) terdampak, serta membantu memperbaiki fasilitas peternakan," ungkap I Ketut.
Berdasarkan laporan Tim Satgas Ditjen PKH, per tanggal 20 September 2018 jumlah ternak yang sudah teridentifikasi sebanyak 9.346 ekor dari 13 kecamatan dan 77 KTT. Masing-masing berada di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara (KLU), Lombok Timur (Lotim) dan Lombok Barat (Lobat). "Kami update terus datanya, jadi kemungkinan data berubah terus," tukas I Ketut.
Terkait bantuan pakan ternak Menurut I Ketut, per tanggal 20 September 2018 telah didistribusikan sebanyak 72,3 ton konsentrat dan 116,6 ton pakan (pucuk tebu) dengan penyaluran 8 kali tahapan.
"Pada hari Kamis (20/9) lalu, kami juga mewakili Menteri Pertanian hadir pada rapat evaluasi progres kegiatan penanganan bencana di Lombok NTB yang diselenggarakan BNPB di Kantor Gubernur NTB dan kita sudah laporkan semua progresnya,"ungkap I Ketut.
Lanjut dia, pemerintah saat ini terus fokus membantu pemulihan ekonomi di NTB pasca gempa. "Saat ini, Tim kami juga masih terus bergerak untuk mengevaluasi bangunan dan fasilitas peternakan dan kesehatan hewan yang rusak termasuk beberapa Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan)," pungkasnya.
"Bapak Mentan langsung mengintruksikan kami untuk turun langsung membantu pemulihan pasca gempa di NTB ini," kata I Ketut. "Bantuan uang tunai dari keluarga besar Kementan dan para mitranya yang masuk ke rekening posko gempa bumi Lombok yang dikelola BPBD Provinsi NTB, sampai saat ini mencapai Rp11.751.000.627," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/9/2018).
I Ketut juga menyampaikan hingga saat ini, Posko Utama Kementan Peduli Gempa NTB masih terus menerima dan menyalurkan berbagai bentuk bantuan, berupa telur, beras, minyak goreng, pakaian, selimut, pakan ternak, air mineral, susu, sembako, sosis dan makanan siap saji.
Terkait penanganan bidang peternakan dan kesehatan hewan, Ditjen PKH masih terus memberi bantuan penanganan ternak milik warga terdampak. Tim Satgas Ditjen PKH sudah sebulan lebih pasca bencana gempa NTB, ditugaskan secara bergantian di daerah bencana.
Tim tersebut terdiri dari unsur pusat (Sekretariat Ditjen PKH, Direktorat Keswan, Kesmavet, Pakan, Bitpro, PPHNak), UPT Ditjen PKH (BBVet Denpasar, BBVet Wates, BBMSOH Gunung Sindur, BPTUHPT Denpasar, Bvet Subang, BPMSPH Bogor, BPMPP Bekasi, BET Cipelang dan BIB Lembang), serta UPT dibawah Badan Karantina Pertanian (Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dan Mataram).
I Ketut menyebutkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH untuk penanganan ternak, diantaranya: (1). Mengidentifikasi jumlah, jenis ternak dan ternak sakit (zoonosis); (2). Merencanakan dan mengkoordinasikan upaya untuk mengatasi masalah yang mendesak akibat bencana gempa khususnya terkait bidang peternakan dan kesehatan hewan; (3). Memobilisasi ternak dalam rangka evakuasi dari daerah terdampak ke daerah yang lebih aman
Selanjutnya (4). Inventarisasi kebutuhan pakan (konsentrat dan HPT), obat-obatan dan air minum; (5). Memberikan dan menyediakan pelayanan kesehatan hewan, kandang penampungan sementara; (8). Melakukan pendistribusian bantuan pakan ternak (konsentrat dan HPT) pada kelompok ternak yang sudah teridentifikasi; (6). Memonitor dan mengevaluasi kegiatan penanganan bencana gempa bidang peternakan dan kesehatan hewan; (7). Analisa kerugian dampak bencana khususnya dibidang peternakan (ekonomi veteriner).
I Ketut menerangkan Tim Satgas Ditjen PKH berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dan kabupaten terdampak (Lombok Utara, Lombok Timur dan Barat), Posko Induk Kementerian Pertanian (BPTP NTB) dan Posko Pendampingan Nasional (POSPENAS).
“Sampai saat ini Tim kami masih terus melakukan pendistribusian bantuan pakan ternak dan obat hewan kepada Kelompok Tani Ternak (KTT) terdampak, serta membantu memperbaiki fasilitas peternakan," ungkap I Ketut.
Berdasarkan laporan Tim Satgas Ditjen PKH, per tanggal 20 September 2018 jumlah ternak yang sudah teridentifikasi sebanyak 9.346 ekor dari 13 kecamatan dan 77 KTT. Masing-masing berada di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara (KLU), Lombok Timur (Lotim) dan Lombok Barat (Lobat). "Kami update terus datanya, jadi kemungkinan data berubah terus," tukas I Ketut.
Terkait bantuan pakan ternak Menurut I Ketut, per tanggal 20 September 2018 telah didistribusikan sebanyak 72,3 ton konsentrat dan 116,6 ton pakan (pucuk tebu) dengan penyaluran 8 kali tahapan.
"Pada hari Kamis (20/9) lalu, kami juga mewakili Menteri Pertanian hadir pada rapat evaluasi progres kegiatan penanganan bencana di Lombok NTB yang diselenggarakan BNPB di Kantor Gubernur NTB dan kita sudah laporkan semua progresnya,"ungkap I Ketut.
Lanjut dia, pemerintah saat ini terus fokus membantu pemulihan ekonomi di NTB pasca gempa. "Saat ini, Tim kami juga masih terus bergerak untuk mengevaluasi bangunan dan fasilitas peternakan dan kesehatan hewan yang rusak termasuk beberapa Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan)," pungkasnya.
(ven)