Ekonomi Era VUCA Butuh Skill Kepemimpinan

Selasa, 25 September 2018 - 21:04 WIB
Ekonomi Era VUCA Butuh Skill Kepemimpinan
Ekonomi Era VUCA Butuh Skill Kepemimpinan
A A A
JAKARTA - Tantangan bisnis saat ini ditandai dengan volatilitas, kompleksitas, ketidakpastian, dan ambiguitas (VUCA) sebagai suatu yang wajar. Karena itu perusahaan membutuhkan skill leadership (kepemimpinan) yang baik demi menggenjot kinerja keuangan hingga 2,8 kali. Tren perusahaan yang butuh workshop pengembangan SDM untuk meningkatkan produktivitas semakin meningkat.

CEO Kubik Leadership, Jamil Azzaini mengatakan, kondisi VUCA adalah suatu hal yang wajar dalam perekonomian saat ini. Karena itu, strategi yang dibutuhkan juga harus berbeda dari kondisi normal sebelumnya. Yaitu dengan memperkuat SDM atau orang yang memimpin (leader) tim.

"Hasil survei kami, apabila pemimpin yang memiliki skill yang baik, akan mendorong peningkatan keuangan, lalu kepuasan pelanggan juga naik sampai 4,6 kali. Kemudian produktivitas tim juga akan naik 4,7 kali," ujar Jamil di Jakarta, Selasa (25/9/2018).

Dia mengatakan, hal lain yang dibutuhkan sekarang adalah SDM yang punya beberapa keahlian atau multi skill untuk mendukung keahlian utamanya. Zaman dulu, pekerja biasanya fokus pada satu keahlian lalu jadi hebat. Tapi sekarang itu bakal ketinggalan. Misalnya orang bagian marketing juga harus punya kemampuan riset.

Namun perusahaan yang sudah lama eksis biasanya akan menolak untuk mengembangkan multi skill baru. "Akibatnya muncul startup yang baru dan nilai pasarnya melesat cepat. Secara aset fisik jauh lebih kecil dibandingkan Blue Bird atau Garuda. Mereka di startup kadang bisa kerja tidak kenal waktu selama dua minggu lalu istirahat," ujarnya.

Kondisi kini yang tidak bisa ditebak juga bisa menggerus bisnis yang sudah lama eksis dan menciptakan profesi baru seperti pilot drone. Seorang pilot drone yang masih SMA saat ini bisa saja dipercaya untuk proyek senilai Rp5 miliar. Bahkan dulu profesi seperti YouTuber juga tidak ada.

"Kemampuan SDM sekarang semakin beraneka ragam dan membutuhkan skill kepemimpinan yang baik. Kalau pemimpinnya tidak becus hanya membuat sistem transaksional, misalnya karyawan selalu meminta dapat bonus. Bukan lagi ikhlas," ujarnya.

Dia mengatakan perusahaan harus mengubah pola pikir pemimpin. Yang sebelumnya mereka lebih fokus mengoreksi tim, melakukan intervensi pada tim dan memacu semangat tim, kini mereka harus melihat terlebih dahulu diri mereka. Jangan- jangan selama ini tim tidak perform karena sikap pemimpinnya yang tidak memiliki integritas, yang hanya berfokus pada diri sendiri dan mudah menyerah menghadapi tantangan.

"Seorang pemimpin harus siap terus tumbuh, siap menambah kapasitas diri dan siap menjadi teladan. Untuk itu, ia harus memiliki prinsip prinsip kepemimpinan yaitu visi diri, kendali diri dan Integritas diri," ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.2070 seconds (0.1#10.140)