Kembangkan Industri Kreatif, Indonesia Gelar Konferensi Internasional
A
A
A
JAKARTA - Dalam upaya mengembangkan industri kreatif, Indonesia pada awal November mendatang akan menggelar World Conference on Creative Economy (WCCE). Konferensi dagang dengan skala Internasional ini akan menjadi yang pertama di dunia mengenai ekonomi kreatif.
Konferensi yang digelar oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Berkraf) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia ini mengusung tema "Inclusively Creative". Akan ada lima isu yang akan dibahas dalam WCCE, yakni kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem dan pembiayaan industri kreatif.
Diperkirakan konferensi ini akan dihadiri oleh 1000 peserta, baik dari dalam maupun dari luar negeri dan akan dihadiri oleh Menteri atau pejabat setingkat Menteri dari berbagai negara, serta CEO dunia usaha dan akademisi. Dalam konferensi pers mengenai persiapan WCCE, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.M Fachir mengungkap sejumlah alasan mengapa akhirnya Indonesia berani menggelar konferensi ini.
Ia mengungkapkan, pengembangan ekonomi kreatif menjadi bagian dari rencana pemerintah mewujudkan amanah konstitusi. Yakni sesuai dengan alinea 4 dalam pembukaan UUD mengenai kewajiban negara melindungi, kewajiban negara mencerdaskan, kewajiban negara mensejetahrekan, ini tadi ikut bekontribusi.
"Berkontribusi itu bukan untuk dalam negeri, tapi juga untuk dunia. Kontribusi kita sangat tergantung pada tiga poin awal, apakah kita sudah protektif, apakah kita sudah cerdas, apakah kita sudah sejahtera. Semakin besar kapasitas tiga dalam tiga poin tadi, semakin besar juga kontribusi kita, ini alasan konstektual kenapa kita punya gagasan membuat konferensi ini," ucap Fachir di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
"Tujuannya adalah pertama, konferensi ini tentu upaya kita meningkatkan kapasitas sendiri, memastikan bahwa protektif dalam hal apapun, dalam berkreasi itu diproteksi. Lalu, semakin memperkuat daya kreatifitas, daya saing. Ketiga yakni mensejahterakan, mencarikan akses dan lain sebagainya, memfasilitasi, itu kewajiban negara. Kita tidak berhenti sampai disitu, kita juga mengundang orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama dalam mengembangkan ekonomi kreatif," sambungnya.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman Menteri Keuangan Indonesia (Menkeu) Sri Mulyani, Wakil Presiden LEGO, Peter Trilingsgraad dan sejumlah tokoh lainnya dijadwalkan akan menjadi pembicara dalam konferensi tersebut.
Konferensi yang digelar oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Berkraf) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia ini mengusung tema "Inclusively Creative". Akan ada lima isu yang akan dibahas dalam WCCE, yakni kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem dan pembiayaan industri kreatif.
Diperkirakan konferensi ini akan dihadiri oleh 1000 peserta, baik dari dalam maupun dari luar negeri dan akan dihadiri oleh Menteri atau pejabat setingkat Menteri dari berbagai negara, serta CEO dunia usaha dan akademisi. Dalam konferensi pers mengenai persiapan WCCE, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.M Fachir mengungkap sejumlah alasan mengapa akhirnya Indonesia berani menggelar konferensi ini.
Ia mengungkapkan, pengembangan ekonomi kreatif menjadi bagian dari rencana pemerintah mewujudkan amanah konstitusi. Yakni sesuai dengan alinea 4 dalam pembukaan UUD mengenai kewajiban negara melindungi, kewajiban negara mencerdaskan, kewajiban negara mensejetahrekan, ini tadi ikut bekontribusi.
"Berkontribusi itu bukan untuk dalam negeri, tapi juga untuk dunia. Kontribusi kita sangat tergantung pada tiga poin awal, apakah kita sudah protektif, apakah kita sudah cerdas, apakah kita sudah sejahtera. Semakin besar kapasitas tiga dalam tiga poin tadi, semakin besar juga kontribusi kita, ini alasan konstektual kenapa kita punya gagasan membuat konferensi ini," ucap Fachir di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
"Tujuannya adalah pertama, konferensi ini tentu upaya kita meningkatkan kapasitas sendiri, memastikan bahwa protektif dalam hal apapun, dalam berkreasi itu diproteksi. Lalu, semakin memperkuat daya kreatifitas, daya saing. Ketiga yakni mensejahterakan, mencarikan akses dan lain sebagainya, memfasilitasi, itu kewajiban negara. Kita tidak berhenti sampai disitu, kita juga mengundang orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama dalam mengembangkan ekonomi kreatif," sambungnya.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman Menteri Keuangan Indonesia (Menkeu) Sri Mulyani, Wakil Presiden LEGO, Peter Trilingsgraad dan sejumlah tokoh lainnya dijadwalkan akan menjadi pembicara dalam konferensi tersebut.
(akr)