KAI Bakal Reaktivasi Empat Jalur Kereta Api di Jabar
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro mengemukakan bahwa pihaknya akan mengaktifkan kembali (reaktivasi) empat jalur kereta api di wilayah Jawa Barat. Saat ini, perseroan tengah melakukan survei sebelum reaktivasi tersebut benar-benar terealisasi.
Adapun empat jalur kereta api di Jabar yang akan direaktivasi tersebut adalah jalur Cibatu-Cikajang, Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, dan Rancaekek-Tanjung Sari. Jalur kereta api tersebut memiliki panjang hingga 178,8 kilometer (km).
"Reaktivasi yang di Jabar itu ada empat, Bandung sampai Ciwidey. Kemudian Bandung-Garut Cikajang, Bandung-Pangandaran, terus satu lagi yang ke Jatinangor itu Tanjung Sari-Rancaekek. Kita sedang melakukan survei sampai hari ini, karena itu track nya sudah ada. Nanti kita berharap hasil survei yang akhir tahun selesai, tahun depan DED nya selesai, syukur-syukur bisa dipercepat," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Saat ini, jalur-jalur tersebut telah beralihfungsi menjadi rumah warga hingga ruko. Dia mengaku, KAI tengah mencarikan solusi bersama agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
"Kemarin saya survei sendiri, itu ada yang track nya di tengah sawah. Terus ada tumbuhan yang tumbuh. Ini Cibatu-Garut ya. Makanya kita koordinasi mana yang bisa mendukung ini. Yang penting niatan pemerintah untuk menertibkan kereta api ini akan membantu seluruh masyarakat Garut," imbuh dia.
Sayangnya, Edi masih enggan membeberkan mengenai biaya yang dibutuhkan untuk ganti rugi warga yang telah menduduki wilayah tersebut. "Kalau ditanya biaya, hasil survei akan memberikan indikator makro cost berapa kasarnya. Tapi sekarang sedang dilakukan survei, semoga dalam waktu dekat selesai," tandasnya.
Adapun empat jalur kereta api di Jabar yang akan direaktivasi tersebut adalah jalur Cibatu-Cikajang, Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, dan Rancaekek-Tanjung Sari. Jalur kereta api tersebut memiliki panjang hingga 178,8 kilometer (km).
"Reaktivasi yang di Jabar itu ada empat, Bandung sampai Ciwidey. Kemudian Bandung-Garut Cikajang, Bandung-Pangandaran, terus satu lagi yang ke Jatinangor itu Tanjung Sari-Rancaekek. Kita sedang melakukan survei sampai hari ini, karena itu track nya sudah ada. Nanti kita berharap hasil survei yang akhir tahun selesai, tahun depan DED nya selesai, syukur-syukur bisa dipercepat," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Saat ini, jalur-jalur tersebut telah beralihfungsi menjadi rumah warga hingga ruko. Dia mengaku, KAI tengah mencarikan solusi bersama agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
"Kemarin saya survei sendiri, itu ada yang track nya di tengah sawah. Terus ada tumbuhan yang tumbuh. Ini Cibatu-Garut ya. Makanya kita koordinasi mana yang bisa mendukung ini. Yang penting niatan pemerintah untuk menertibkan kereta api ini akan membantu seluruh masyarakat Garut," imbuh dia.
Sayangnya, Edi masih enggan membeberkan mengenai biaya yang dibutuhkan untuk ganti rugi warga yang telah menduduki wilayah tersebut. "Kalau ditanya biaya, hasil survei akan memberikan indikator makro cost berapa kasarnya. Tapi sekarang sedang dilakukan survei, semoga dalam waktu dekat selesai," tandasnya.
(fjo)