Indonesia Masuk Lima Besar Negara Berisiko Krisis
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Rizal Ramli mengungkapkan, pemerintah mesti ekstra waspada. Sebab, Indonesia masuk ke dalam lima besar negara yang berisiko terkena krisis.
Rizal Ramli menjelaskan, indikator Indonesia akan menuju krisis dilihat dari defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang melebar. Hingga semester I/2018 saja, kata dia, CAD sudah sebesar USD8 miliar atau 3% dari produk domestik bruto (PDB).
"Kuartal I/2018 memang minus USD2,5 miliar. Tapi, minus USD8 miliar pada semester I dan masuk lima besar negara paling mudah berubah (menjadi krisis)," ujarnya di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Dia membandingkan, kondisi perekonomian Indonesia sekarang hampir mirip dengan sebelum terjadinya krisis 1998. "CAD sebelum krisis 1998 itu minus 2,2%, sedangkan sekarang minus 3,04%," kata Rizal.Rizal menegaskan, Indonesia perlu cepat mengambil tindakan dan mengubah potensi krisis tersebut menjadi peluang. "Jangan justru lambat mengambil tindakan. Hadapi krisis, Bank Indonesia jalan dengan menteri sektor riil, jalan dengan menteri keuangan," pungkasnya.
Rizal Ramli menjelaskan, indikator Indonesia akan menuju krisis dilihat dari defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang melebar. Hingga semester I/2018 saja, kata dia, CAD sudah sebesar USD8 miliar atau 3% dari produk domestik bruto (PDB).
"Kuartal I/2018 memang minus USD2,5 miliar. Tapi, minus USD8 miliar pada semester I dan masuk lima besar negara paling mudah berubah (menjadi krisis)," ujarnya di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Dia membandingkan, kondisi perekonomian Indonesia sekarang hampir mirip dengan sebelum terjadinya krisis 1998. "CAD sebelum krisis 1998 itu minus 2,2%, sedangkan sekarang minus 3,04%," kata Rizal.Rizal menegaskan, Indonesia perlu cepat mengambil tindakan dan mengubah potensi krisis tersebut menjadi peluang. "Jangan justru lambat mengambil tindakan. Hadapi krisis, Bank Indonesia jalan dengan menteri sektor riil, jalan dengan menteri keuangan," pungkasnya.
(fjo)