Bursa Saham Brasil Melonjak Setelah Capres Konservatif Menangkan Pemilihan

Senin, 08 Oktober 2018 - 23:35 WIB
Bursa Saham Brasil Melonjak...
Bursa Saham Brasil Melonjak Setelah Capres Konservatif Menangkan Pemilihan
A A A
BRASILIA - Bursa saham Brasil Bovespa melonjak tinggi dalam 2 tahun belakangan setelah calon presiden dari kelompok konservatif, Jair Bolsonaro unggul telak atas pesaing lainnya dalam putaran pertama pemungutan suara.

Melansir dari CNBC, Senin (8/10/2018), indeks Bovespa naik 5,5% pada penutupan perdagangan hari ini. The iShares MSCI Brasil exchanged-traded fund (EWZ) melonjak 7,2%, merupakan kenaikan terbesar sejak 17 Maret 2016, dimana ketika itu melonjak 8,9%.

Bolsonaro dari Partai Sosial Liberal meraih 46,7% suara di putaran pertama yang dilakukan pada hari Minggu kemarin, jauh melewati kandidat lainnya seperti mantan Walikota Sao Paulo, Fernando Haddad yang berada di peringkat kedua dengan 28,5%.

Dalam jajak pendapat sebelumnya, banyak yang meragukan Bolsonaro yang merupakan bekas seorang militer. Namun, mantan kapten tentara tersebut berhasil membalikkan perkiraan banyak lembaga survei. Putaran kedua pemilihan akan diadakan pada 28 Oktober mendatang karena tidak ada kandidat presiden yang meraih lebih dari 50% suara.

Bolsonaro selama ini kerap dikritik karena sikapnya yang konservatif, seperti menolak LGBTQ, menolak aborsi, dan mengkritik sistem sekulerisme dan kelompok sayap kiri.

Menilik dari Wikipedia, Bolsonaro disebut merupakan keturunan dari seorang kakek yang merupakan anggota tentara Jerman di masa Adolf Hitler. Terkait hal itu, Bolsonaro membela nama sang kakek yang menyatakan ketika itu menjadi tentara adalah satu-satunya pilihan.

Larry McDonald, kepala strategi makro ekonomi asal Amerika Serikat di ACG Analytics, mengatakan bahwa kesalahan lembaga survei karena mereka “mendiskon” suara konservatif di Brasil. Hal tersebut justru menjadi motivasi kelompok konservatif untuk memilih Jair Bolsonaro.

Kenaikan bursa saham Brasil karena investor menyukai platform ekonomi yang digagas Bolsonaro. Sepanjang kampanye, Bolsonaro menyatakan dia ingin bank sentral Brasil menjadi lebih mandiri dan berjanji mengambil sikap keras terhadap korupsi.

Sementara, kebijakan Haddad yang dari Partai Buruh, justru dianggap tidak pro bisnis sehingga semakin menekan ekonomi Brasil. Karena itu, para investor menilai kemenangan Bolsonaro langsung disambut positif oleh pasar.

Haddad maju menjadi kandidat dari Partai Buruh setelah pengadilan memutuskan melarang mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva untuk mencalonkan diri lagi. Lula sendiri sedang menjalani hukuman 12 tahun penjara karena terbukti melakukan korupsi. Adapun pengganti Lula yaitu mantan Presiden Dilma Rousseff, yang juga dari Partai Buruh dianggap bertanggung jawab atas melebarnya defisit fiskal yang menyebabkan ekonomi Brasil memburuk.

Kemenangan Bolsonaro juga disambut positif oleh kenaikan mata uang Brasil terhadap dolar Amerika Serikat, yang naik 2% pada Senin ini menjadi 3,75 real Brasil.

Ahli strategi ekonomi soal Amerika Selatan di Nomura Bank, Joao Ribeiro menilai reli pasar saham Brasil akan berlanjut untuk beberapa hari mendatang dan bisa menjadi energi untuk memantapkan kemenangan Bolsonaro di putaran kedua.

Kenaikan pasar saham Brasil, kata McDonald, dan platform ekonomi Bolsonaro bila terwujud akan bisa membuat bursa saham Brasil berkembang di masa datang, bahkan mengungguli indeks S&P 500 Amerika Serikat pada tiga tahun mendatang. Dengan dukungan sumber daya alam yang kaya, Brasil diperkirakan akan menjadi salah satu kampiun ekonomi di benua Amerika di masa depan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6936 seconds (0.1#10.140)