Sri Mulyani: Realisasi Belanja Negara hingga September Tumbuh 10%
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa realisasi belanja negara hingga akhir September 2018 sudah sebesar Rp1.512,6 triliun. Jumlah tersebut adalah 68,1% dari target yang dicanangkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar Rp2.220,7 triliun.
Dia mengatakan, jika dibanding tahun lalu maka terjadi pertumbuhan 10% terhadap belanja negara. Sebab, pada periode sama tahun lalu total belanja negara baru sekitar Rp1.375 triliun.
"Kalau dibanding tahun lalu kita belanjakan Rp1.375 triliun, maka growth-nya adalah 10% dari tahun lalu. Jauh lebih tinggi dari tahun lalu dua kali lipat dibanding tahun lalu yang pertumbuhannya hanya 5,3%," katanya di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Dari total belanja tersebut, sambung wanita yang akrab disapa Ani ini, total belanja pemerintah pusat adalah sebesar Rp938,8 triliun atau tumbuh sekitar 16,1%. Ini terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (KL) sebesar Rp511,5 triliun dan belanja non-KL sebesar Rp427,3 triliun.
"Belanja KL itu Rp511,5 triliun. Dibanding tahun lalu posisi september belanja KL hanya Rp450 triliun, maka growth-nya 13,6%. Ini angka 13,6% ini jauh melebihi growth tahun lalu yang hanya 5%. Kenaikannya dua kali lipat. Jadi terjadi akselerasi belanja KL. Belanja non-KL juga naik yaitu Rp427,3 triliun dibanding tahun lalu yang Rp358,3 triliun terjadi growth 19,3%," paparnya.
Sementara transfer ke daerah, kata dia, realisasinya hingga akhir September 2018 masih relatif rendah yaitu sekitar Rp573,8 triliun dibanding tahun lalu yang sebesar Rp566,6 triliun. "Jadi tumbuhnya hanya 1,3%," tandasnya.
Dia mengatakan, jika dibanding tahun lalu maka terjadi pertumbuhan 10% terhadap belanja negara. Sebab, pada periode sama tahun lalu total belanja negara baru sekitar Rp1.375 triliun.
"Kalau dibanding tahun lalu kita belanjakan Rp1.375 triliun, maka growth-nya adalah 10% dari tahun lalu. Jauh lebih tinggi dari tahun lalu dua kali lipat dibanding tahun lalu yang pertumbuhannya hanya 5,3%," katanya di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Dari total belanja tersebut, sambung wanita yang akrab disapa Ani ini, total belanja pemerintah pusat adalah sebesar Rp938,8 triliun atau tumbuh sekitar 16,1%. Ini terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (KL) sebesar Rp511,5 triliun dan belanja non-KL sebesar Rp427,3 triliun.
"Belanja KL itu Rp511,5 triliun. Dibanding tahun lalu posisi september belanja KL hanya Rp450 triliun, maka growth-nya 13,6%. Ini angka 13,6% ini jauh melebihi growth tahun lalu yang hanya 5%. Kenaikannya dua kali lipat. Jadi terjadi akselerasi belanja KL. Belanja non-KL juga naik yaitu Rp427,3 triliun dibanding tahun lalu yang Rp358,3 triliun terjadi growth 19,3%," paparnya.
Sementara transfer ke daerah, kata dia, realisasinya hingga akhir September 2018 masih relatif rendah yaitu sekitar Rp573,8 triliun dibanding tahun lalu yang sebesar Rp566,6 triliun. "Jadi tumbuhnya hanya 1,3%," tandasnya.
(fjo)