Sri Mulyani: Momentum Pertumbuhan Ekonomi Tetap Terjaga

Rabu, 17 Oktober 2018 - 13:01 WIB
Sri Mulyani: Momentum...
Sri Mulyani: Momentum Pertumbuhan Ekonomi Tetap Terjaga
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa gejolak yang terjadi pada perekonomian global saat ini memberikan pengaruh ke seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun, dia masih meyakini momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap terjaga hingga akhir tahun.

Dia mengatakan, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir September 2018 adalah sebesar 5,17%. Hal ini salah satunya didorong oleh konsumsi rumah tangga yang masih cukup kuat.

"Mengenai lingkungan global yang masih memberikan pengaruh ke seluruh dunia, gejolak dari sisi pertumbuhan ekonomi, normalisasi, maupun dari sisi terjadinya trade war dan ketegangan geopolitik termasuk perkembangan di Timur Tengah. Kami masih meyakini sampai akhir tahun pertumbuhan ekonomi kita masih ada momentum yang kita jaga," katanya di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Sementara itu, realisasi inflasi hingga akhir September 2018 adalah sebesar 2,9%. Sedangkan suku bunga SPN 3 bulan realisasinya adalah 4,8% atau lebih rendah dari target di APBN 2018 yang sebesar 5,2%.

"Inflasi sampai akhir September 2,9%. Ini termasuk rendah dan stabil rendah, dan ini cukup memperbaiki posisi kita. Suku bunga SPN 3 bulan, realisasi 4,8% dalam APBN 5,2%. Jadi masih lebih rendah, meskipun dinamika terjadi peningkatan sejak Mei. Ini menggambarkan bagaimaan upaya kita menurunkan," imbuh dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan, untuk realisasi nilai tukar rupiah hingga akhir September rata-ratanya adalah Rp14.119 per USD. Hal ini karena di awal tahun, nilai tukar mata uang Garuda masih cukup rendah. "Oleh karena itu, sampai September meskipun terjadi depresiasi secara average keseluruhan tahun Rp14.119 per USD," tuturnya.

Masih menurut Sri Mulyani, untuk realisasi harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) hingga akhir September 2018 adalah USD68 per barel, lifting minyak 774.000 barel per hari, dan lifting gas 1,148 juta barel setara minyak per hari. "Kita tetap harus hati-hati karena produksi kita tertahan, dan kebutuhan migas dalam negeri meningkat," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1149 seconds (0.1#10.140)