Peringkat 45 di Daya Saing Global, Indonesia Masih Banyak PR
A
A
A
JAKARTA - World Economic Forum (WEF) baru saja menerbitkan laporan terkini mengenai daya saing global, dimana forum ekonomi dunia itu menempatkan Indonesia di peringkat ke 45 dari 140 negara.
Untuk level ASEAN, peringkat wahid ditempati SIngapura, kemudian Malaysia diurutan tertinggi kedua dengan peringkat 25 (dunia) dengan skor 74,5.
Selanjutnya adalah Thailand di posisi 38 dengan skor 67,5, diikuti Indonesia di urutan 45 dengan skor (64,9). Kemudian ada Filipina (56), Brunei Darussalam (62), Vietnam (77), Kamboja (110) dan Laos (122).
Menanggapi ini, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudisthira menilai Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) dalam menghadapi daya saing global.
"Memang ada perbedaan jumlah negara dari ranking 2017. Jika mengggunakan baseline 140 negara, tahun lalu kita diperingkat 47 dari 135 negara. Meski naik 2 tingkat tapi masih banyak PR yang membuat level daya saing indonesia masih rendah dibanding negara lain di ASEAN," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Dia menyebutkan banyaknya pekerjaan rumah yang dilakukan Indonesia adalah daya saing produk lokal dipasar internasional yang masih rendah. Ditengah kondisi tenaga kerja termasuk hubungan industrial memburuk, serta skill digital yang belum optimal.
"Sebagai perbandingan di ASEAN itu ada Malaysia yang menduduki posisi 25 teratas, Thailand 38, dan Singapura peringkat 2 dunia," jelasnya.
Untuk level ASEAN, peringkat wahid ditempati SIngapura, kemudian Malaysia diurutan tertinggi kedua dengan peringkat 25 (dunia) dengan skor 74,5.
Selanjutnya adalah Thailand di posisi 38 dengan skor 67,5, diikuti Indonesia di urutan 45 dengan skor (64,9). Kemudian ada Filipina (56), Brunei Darussalam (62), Vietnam (77), Kamboja (110) dan Laos (122).
Menanggapi ini, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudisthira menilai Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) dalam menghadapi daya saing global.
"Memang ada perbedaan jumlah negara dari ranking 2017. Jika mengggunakan baseline 140 negara, tahun lalu kita diperingkat 47 dari 135 negara. Meski naik 2 tingkat tapi masih banyak PR yang membuat level daya saing indonesia masih rendah dibanding negara lain di ASEAN," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Dia menyebutkan banyaknya pekerjaan rumah yang dilakukan Indonesia adalah daya saing produk lokal dipasar internasional yang masih rendah. Ditengah kondisi tenaga kerja termasuk hubungan industrial memburuk, serta skill digital yang belum optimal.
"Sebagai perbandingan di ASEAN itu ada Malaysia yang menduduki posisi 25 teratas, Thailand 38, dan Singapura peringkat 2 dunia," jelasnya.
(ven)