Lippo Cikarang di Kuartal III/2018 Bukukan Pendapatan Rp1,8 T
A
A
A
JAKARTA - PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) per kuartal III/2018 melaporkan total pendapatan sebesar Rp1,84 triliun, meningkat 50% dari periode yang sama tahun 2017.
Sementara, laba bersih perseroan pada periode yang sama mencapai Rp2,9 triliun, naik 593% terutama berasal dari dekonsolidasi anak perusahaan, PT Mahkota Sentosa Utama, sebesar Rp2,35 triliun.
"Untuk kuartal III/2018, pendapatan yang berasal dari rumah hunian dan apartemen sebesar Rp717 miliar, turun 24% dari periode yang sama tahun 2017," ujar Presiden Direktur Lippo Cikarang Simon Subiyanto di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Dia menambahkan, pendapatan dari industri dan komersial sebesar Rp875 miliar yang berkontribusi 48% terhadap total pendapatan. Selanjutnya, penghasilan berulang LPCK meningkat menjadi Rp247 miliar pada periode yang sama dan berkontribusi 13% terhadap total pendapatan.
Sementara itu, total aset LPCK turun dari Rp12,4 triliun pada 31 Desember 2018 menjadi Rp9,4 triliun. "Hasil kuartal III/2018 ini kurang memenuhi harapan kami, terutama karena pasar properti di Indonesia melemah selama periode tersebut," ujar Simon.
Namun, sambung dia, melalui proyek Meikarta, Lippo Cikarang meyakini masih memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan di masa depan. Saat ini, LPCK telah menyerahkan dua menara apartemen di Meikarta CBD, Irvine dan Westwood, total sebanyak 863 unit apartemen dengan nilai Rp709 miliar.
Terletak di tengah-tengah koridor timur, kata dia, Lippo Cikarang dikelilingi beberapa kota industri berita seperti Deltamas, Jababeka, MM2100, dan lainnya. Simon menambahkan, Lippo Cikarang juga akan dikelilingi oleh proyek-proyek nasional di koridor timur, diantaranya Light Rapid Transit (LRT) Cawang-Bekasi Timur dan Tol Jakarta-Cikampek Elevated II.
Lippo Cikarang, tambah dia, telah membangun lebih dari 17.192 rumah dengan populasi saat ini mencapai 51.250 penduduk. Di kawasan industri Lippo Cikarang, terdapat sekitar 500.000 orang yang bekerja setiap harinya di 1.200 pabrik manufaktur.
Kawasan yang dikembangan perseroan mencapai 3.250 hektare di mana industri menjadi basis ekonominya.
Sementara, laba bersih perseroan pada periode yang sama mencapai Rp2,9 triliun, naik 593% terutama berasal dari dekonsolidasi anak perusahaan, PT Mahkota Sentosa Utama, sebesar Rp2,35 triliun.
"Untuk kuartal III/2018, pendapatan yang berasal dari rumah hunian dan apartemen sebesar Rp717 miliar, turun 24% dari periode yang sama tahun 2017," ujar Presiden Direktur Lippo Cikarang Simon Subiyanto di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Dia menambahkan, pendapatan dari industri dan komersial sebesar Rp875 miliar yang berkontribusi 48% terhadap total pendapatan. Selanjutnya, penghasilan berulang LPCK meningkat menjadi Rp247 miliar pada periode yang sama dan berkontribusi 13% terhadap total pendapatan.
Sementara itu, total aset LPCK turun dari Rp12,4 triliun pada 31 Desember 2018 menjadi Rp9,4 triliun. "Hasil kuartal III/2018 ini kurang memenuhi harapan kami, terutama karena pasar properti di Indonesia melemah selama periode tersebut," ujar Simon.
Namun, sambung dia, melalui proyek Meikarta, Lippo Cikarang meyakini masih memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan di masa depan. Saat ini, LPCK telah menyerahkan dua menara apartemen di Meikarta CBD, Irvine dan Westwood, total sebanyak 863 unit apartemen dengan nilai Rp709 miliar.
Terletak di tengah-tengah koridor timur, kata dia, Lippo Cikarang dikelilingi beberapa kota industri berita seperti Deltamas, Jababeka, MM2100, dan lainnya. Simon menambahkan, Lippo Cikarang juga akan dikelilingi oleh proyek-proyek nasional di koridor timur, diantaranya Light Rapid Transit (LRT) Cawang-Bekasi Timur dan Tol Jakarta-Cikampek Elevated II.
Lippo Cikarang, tambah dia, telah membangun lebih dari 17.192 rumah dengan populasi saat ini mencapai 51.250 penduduk. Di kawasan industri Lippo Cikarang, terdapat sekitar 500.000 orang yang bekerja setiap harinya di 1.200 pabrik manufaktur.
Kawasan yang dikembangan perseroan mencapai 3.250 hektare di mana industri menjadi basis ekonominya.
(fjo)