Jepang Berencana Terima Lebih Banyak Pekerja Kerah Biru dari Luar

Jum'at, 02 November 2018 - 16:41 WIB
Jepang Berencana Terima...
Jepang Berencana Terima Lebih Banyak Pekerja Kerah Biru dari Luar
A A A
TOKYO - Kabinet Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe hari ini menyetujui rancangan undang-undang untuk membuka pintu lebih lebar bagi pekerja kerah biru dari luar negeri di sektor-sektor yang kekurangan tenaga kerja.

Hal ini dinilai merupakan pergeseran kebijakan yang kontroversial di Jepang yang kurang menerima imigrasi. Imigrasi telah lama menjadi persoalan yang tabu bagi Jepang yang banyak warga negaranya menjunjung homogenitas etnis. Namun, realitas penuaan serta penyusutan populasi akhirnya menantang isu tersebut.

Meskipun hal ini menjadi persoalan bagi partai pendukung Abe, LDP, parlemen kemungkinan akan mengadopsi revisi undang-undang ketenagakerjaan ini mengingat kuatnya tekanan dunia usaha yang kesulitan akibat ketatnya pasar tenaga kerja Jepang beberapa dekade terakhir ini.

Undang-undang yang direvisi akan menciptakan dua kategori visa baru untuk orang asing di sektor-sektor yang kekurangan tenaga kerja. Meski belum dirinci, diperkirakan ada lebih dari selusin sektor yang kekurangan tenaga kerja di Jepang, mulai dari pertanian, konstruksi hingga hotel dan perawatan.

Menteri Kehakiman Jepang Takashi Yamashita mengesampingkan perkiraan angka tenaga kerja kerah biru yang akan masuk. Akan tetapi, media menyatakan 500.000 pekerja kerah biru dapat diizinkan di masa mendatang, naik 40% dari 1,28 juta pekerja asing yang kini membentuk sekitar 2% dari angkatan kerja Jepang.

Pekerja di kategori visa pertama harus memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan bahasa Jepang tertentu. Mereka tidak akan diizinkan untuk membawa anggota keluarga untuk tinggal hingga lima tahun. Tetapi mereka yang memiliki keterampilan lebih tinggi, dalam kategori kedua, dapat membawa keluarga dan akhirnya mendapatkan tempat tinggal.

Jepang kini lebih menerima tenaga kerja asing, meski fokusnya adalah pada profesional dan pekerja yang sangat terampil. Untuk pekerja kasar, pengusaha sebagian besar bergantung pada sistem "trainee" dan mahasiswa asing yang bekerja paruh waktu.

"Saat ini sangat sulit bagi orang asing untuk mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga keamanan," kata Shigeki Yawata, manajer keamanan di perusahaan keamanan Executive Protection Inc, seperti dikutip Reuters, Jumat (2/11/2018).

Namun, pelaksanaan Olimpiade yang akan datang serta kebutuhan akan pemandu tur pariwisata dinilai akan banyak membutuhkan pekerja asing di masa mendatang.

Sebuah survei baru-baru ini oleh surat kabar Yomiuri, bagaimanapun, menunjukkan 51% pemilih Jepang mendukung masuknya lebih banyak pekerja asing yang tidak terampil dan sekitar 43% mendukung diakuinya imigrasi.

"Saya pikir itu hal yang baik asalkan ada sistem pendukung untuk orang asing," kata pensiunan Yoshio Sai. "Saya juga berharap mereka bisa membuat lebih banyak kesempatan kerja bagi orang-orang tua juga," tambahnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6438 seconds (0.1#10.140)