Pesepakbola Liga Thailand Ini Gembira Pasokan BBM Pertamina Melimpah
A
A
A
JAKARTA - PESEPAKBOLA klub liga dua Thailand, Khonkaen, Yanto Basna kini tak perlu lagi merogoh kantong terlalu dalam untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) di kampung halamannya, Distrik Ayamaru Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Sebab, PT Pertamina (Persero) menambah layanan BBM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Pertamina, bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meresmikan lembaga penyalur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak di Kampung Kambuaya, Distrik Ayamaru Timur Kabupaten Maybrat, Papua Barat sebagai bagian dari Program BBM Satu Harga di provinsi itu pada Kamis (1/1/2018). Peresmian Program BBM Satu Harga di Ayamaru ini merupakan titik ke-83.
"Tentunya saya ikut senang, karena sekarang di Papua Barat bensin harganya sama dengan di Jawa. Jadi kami disini tidak perlu bayar lebih seperti sebelumnya. Sekarang kami juga bisa mendapatkan bensin dengan mudah karena pasokan dari Pertamina banyak. Di SPBU Pertamina sekarang juga mudah untuk mendapat bensin," ujar pemilik nama lengkap Rudolof Yanto Basna ketika dihubungi SINDOnews, Sabtu (2/11/2018).
Yanto menghabiskan masa kecil hingga remaja bersama keluarganya di Distrik Ayamura. Keluarga besar, pesepakbola yang pernah ikut mengantarkan Indonesia menjadi Runner-up Piala AFF 2016 ini juga banyak yang tinggal di Distrik Ayamura Timur. Yanto yang sedang berlibur mengunjungi keluarganya itu menceritakan betapa sulitnya mendapatkan BBM di daerahnya tiga tahun yang lalu.
"Sekarang di kampung saya harganya juga sama, tentu kami berterima kasih kepada Pertamina dan pemerintah yang sudah membuat harga bensin di kampung saya murah. Kami tidak was-was lagi kehabisan bensin di jalan," ungkapnya.
Regional Manager Retail Fuel Marketing PT Pertamina MOR VIII Maluku Papua, Fanda Chrismianto berharap dengan resmi beroperasinya SPBU Kompak ini, masyarakat dapat terlayani dengan maksimal.
"Dengan hadirnya SPBU Kompak di Ayamaru sebagai bagian dari program BBM Satu Harga, masyarakat dapat menikmati harga BBM yang sama dengan daerah lainnya. Harga premium Rp6.450 dan solar Rp5.150 tentu akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar Fanda.
Fanda juga menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Pemda yang telah mendukung terlaksananya program ini dengan menghadirkan lembaga penyalur satu harga.
Vicky Bae, pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Sorong Selatan mengatakan, di Papua Barat, masyarakat tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan BBM. "Di kota dulu harga jual di pedagang eceran Rp20.000 per liter. Sekarang ada dua SPBU Pertamina disini, jadi beli BBM semakin mudah dan harganya murah," ungkapnya.
Tak hanya di wilayah Provinsi Papua Barat, di Provinsi Papua pun kini pasokan BBM dari Pertamina berlimpah. Seperti diungkapkan Aldo Dogopia, warga desa Tinidagi, Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua.
"Kami di Deiyai sudah tidak sulit lagi untuk mendapatkan BBM. Juga saat melakukan perjalanan ke Kabupaten Paniai dan Kabupaten Dogiyai, bensin di SPBU Pertamina sekarang banyak," ujar buruh yang bekerja di perusahaan konstruksi itu kepada SINDOnews.
Bagi Aldo, ketersediaan BBM di SPBU sangat penting mengingat jarak tempuh dari tempat tinggalnya ke lokasi dia bekerja cukup jauh. Aldo pernah merasakan sulitnya mendapatkan BBM karena BBM di SPBU kerap habis. Sekarang, kata dia, masyarakat tidak sulit lagi mendapatkan BBM.
"Dulu kalau mau beli BBM untuk kendaraan bermotor sangat sulit, kalau pun ada sangat mahal karena beli di pedagang eceran. Sekarang kita mendapatkannya mudah, stok juga banyak, harga di pom bensin harga nasional, sama dengan harga di Jawa. Tentu kami berterima kasih kepada Pertamina untuk menjaga stabilitas pasokan ini," tuturnya.
Tak hanya di Papua Barat, Pertamina juga meresmikan 5 SPBU di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dianatarnya SPBU Kompak (56.835.12) di Jalan Bendungan KM 2, Desa Darek, Kecataman Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Juga SPBU Kompak (56.841.08) di Dusun Terewuwu, Desa Tawali, Kecamatan Wera Kabupaten Bima, NTB. Kedua SPBU tersebut akan menjual bahan bakar jenis Premium dengan kapasitas masing-masing 20 kiloliter.
Tiga lainnya yakni SPBU DODO di Kecamatan Moyohulu, Kabupaten Sumbawa, SPBU Kompak di Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, dan SPBU Kompak di Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa. Dengan beroperasinya lima SPBU di NTB ini, Pertamina MOR V berhasil membuka tujuh titik BBM 1 harga dari target 10 titik selama 2018.
"Realisasi sejak tahun 2017 hingga bulan Oktober 2018, Pertamina MOR V sudah meresmikan dan mengoperasikan sebanyak 13 SPBU BBM satu harga. Hal ini disambut baik bagi pemerintah dan masyarakat karena harga bahan bakar yang mereka dapatkan tidak akan lagi berbeda," ujar Unit Manager Communication & CSR Jatimbalinus, Rifky Rahman Yusuf.
Dia mengungkapkan, dengan beroperasinya SPBU-SPBU tersebut, pelayanan juga akan lebih baik karena antrean di SPBU yang sudah ada sebelumnya menjadi berkurang.
"Selain itu, masyarakat Praya dan Wera yang mayoritas berprofesi petani dan nelayan dapat memangkas pengeluaran untuk bahan bakar dan lebih mudah untuk mendapatkan bahan bakar," ujar Rifky.
Suplai BBM untuk SPBU di Praya, Kabupaten Lombok Tengah berasal dari TBBM Ampenan dengan menggunakan mobil tangki. Sedangkan suplai BBM untuk SPBU di Wera berasal dari TBBM Bima juga dengan menggunakan mobil tangki. Kehadiran dua SPBU ini memudahkan masyarakat yang sebelumnya harus membeli dari pengecer yang berjarak 15-60 kilometer dari lokasi masing-masing.
"Kami berharap dengan adanya SPBU BBM satu harga di lokasi tersebut dapat memudahkan masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya dan dapat mendorong harga BBM yang merata untuk seluruh Indonesia," tambah Rifky.
Pertamina senantiasa menjamin masyarakat mendapatkan bahan bakar dengan mudah dan terjangkau terutama bagi masyarakat yang berada di pelosok. Pertamina juga terus melakukan improvisasi terutama dalam pelayanan kepada para pelanggan dengan menyediakan layanan 24 jam melalui contact center Pertamina.
Pertamina, bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meresmikan lembaga penyalur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak di Kampung Kambuaya, Distrik Ayamaru Timur Kabupaten Maybrat, Papua Barat sebagai bagian dari Program BBM Satu Harga di provinsi itu pada Kamis (1/1/2018). Peresmian Program BBM Satu Harga di Ayamaru ini merupakan titik ke-83.
"Tentunya saya ikut senang, karena sekarang di Papua Barat bensin harganya sama dengan di Jawa. Jadi kami disini tidak perlu bayar lebih seperti sebelumnya. Sekarang kami juga bisa mendapatkan bensin dengan mudah karena pasokan dari Pertamina banyak. Di SPBU Pertamina sekarang juga mudah untuk mendapat bensin," ujar pemilik nama lengkap Rudolof Yanto Basna ketika dihubungi SINDOnews, Sabtu (2/11/2018).
Yanto menghabiskan masa kecil hingga remaja bersama keluarganya di Distrik Ayamura. Keluarga besar, pesepakbola yang pernah ikut mengantarkan Indonesia menjadi Runner-up Piala AFF 2016 ini juga banyak yang tinggal di Distrik Ayamura Timur. Yanto yang sedang berlibur mengunjungi keluarganya itu menceritakan betapa sulitnya mendapatkan BBM di daerahnya tiga tahun yang lalu.
"Sekarang di kampung saya harganya juga sama, tentu kami berterima kasih kepada Pertamina dan pemerintah yang sudah membuat harga bensin di kampung saya murah. Kami tidak was-was lagi kehabisan bensin di jalan," ungkapnya.
Regional Manager Retail Fuel Marketing PT Pertamina MOR VIII Maluku Papua, Fanda Chrismianto berharap dengan resmi beroperasinya SPBU Kompak ini, masyarakat dapat terlayani dengan maksimal.
"Dengan hadirnya SPBU Kompak di Ayamaru sebagai bagian dari program BBM Satu Harga, masyarakat dapat menikmati harga BBM yang sama dengan daerah lainnya. Harga premium Rp6.450 dan solar Rp5.150 tentu akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar Fanda.
Fanda juga menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Pemda yang telah mendukung terlaksananya program ini dengan menghadirkan lembaga penyalur satu harga.
Vicky Bae, pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Sorong Selatan mengatakan, di Papua Barat, masyarakat tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan BBM. "Di kota dulu harga jual di pedagang eceran Rp20.000 per liter. Sekarang ada dua SPBU Pertamina disini, jadi beli BBM semakin mudah dan harganya murah," ungkapnya.
Tak hanya di wilayah Provinsi Papua Barat, di Provinsi Papua pun kini pasokan BBM dari Pertamina berlimpah. Seperti diungkapkan Aldo Dogopia, warga desa Tinidagi, Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua.
"Kami di Deiyai sudah tidak sulit lagi untuk mendapatkan BBM. Juga saat melakukan perjalanan ke Kabupaten Paniai dan Kabupaten Dogiyai, bensin di SPBU Pertamina sekarang banyak," ujar buruh yang bekerja di perusahaan konstruksi itu kepada SINDOnews.
Bagi Aldo, ketersediaan BBM di SPBU sangat penting mengingat jarak tempuh dari tempat tinggalnya ke lokasi dia bekerja cukup jauh. Aldo pernah merasakan sulitnya mendapatkan BBM karena BBM di SPBU kerap habis. Sekarang, kata dia, masyarakat tidak sulit lagi mendapatkan BBM.
"Dulu kalau mau beli BBM untuk kendaraan bermotor sangat sulit, kalau pun ada sangat mahal karena beli di pedagang eceran. Sekarang kita mendapatkannya mudah, stok juga banyak, harga di pom bensin harga nasional, sama dengan harga di Jawa. Tentu kami berterima kasih kepada Pertamina untuk menjaga stabilitas pasokan ini," tuturnya.
Tak hanya di Papua Barat, Pertamina juga meresmikan 5 SPBU di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dianatarnya SPBU Kompak (56.835.12) di Jalan Bendungan KM 2, Desa Darek, Kecataman Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Juga SPBU Kompak (56.841.08) di Dusun Terewuwu, Desa Tawali, Kecamatan Wera Kabupaten Bima, NTB. Kedua SPBU tersebut akan menjual bahan bakar jenis Premium dengan kapasitas masing-masing 20 kiloliter.
Tiga lainnya yakni SPBU DODO di Kecamatan Moyohulu, Kabupaten Sumbawa, SPBU Kompak di Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, dan SPBU Kompak di Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa. Dengan beroperasinya lima SPBU di NTB ini, Pertamina MOR V berhasil membuka tujuh titik BBM 1 harga dari target 10 titik selama 2018.
"Realisasi sejak tahun 2017 hingga bulan Oktober 2018, Pertamina MOR V sudah meresmikan dan mengoperasikan sebanyak 13 SPBU BBM satu harga. Hal ini disambut baik bagi pemerintah dan masyarakat karena harga bahan bakar yang mereka dapatkan tidak akan lagi berbeda," ujar Unit Manager Communication & CSR Jatimbalinus, Rifky Rahman Yusuf.
Dia mengungkapkan, dengan beroperasinya SPBU-SPBU tersebut, pelayanan juga akan lebih baik karena antrean di SPBU yang sudah ada sebelumnya menjadi berkurang.
"Selain itu, masyarakat Praya dan Wera yang mayoritas berprofesi petani dan nelayan dapat memangkas pengeluaran untuk bahan bakar dan lebih mudah untuk mendapatkan bahan bakar," ujar Rifky.
Suplai BBM untuk SPBU di Praya, Kabupaten Lombok Tengah berasal dari TBBM Ampenan dengan menggunakan mobil tangki. Sedangkan suplai BBM untuk SPBU di Wera berasal dari TBBM Bima juga dengan menggunakan mobil tangki. Kehadiran dua SPBU ini memudahkan masyarakat yang sebelumnya harus membeli dari pengecer yang berjarak 15-60 kilometer dari lokasi masing-masing.
"Kami berharap dengan adanya SPBU BBM satu harga di lokasi tersebut dapat memudahkan masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya dan dapat mendorong harga BBM yang merata untuk seluruh Indonesia," tambah Rifky.
Pertamina senantiasa menjamin masyarakat mendapatkan bahan bakar dengan mudah dan terjangkau terutama bagi masyarakat yang berada di pelosok. Pertamina juga terus melakukan improvisasi terutama dalam pelayanan kepada para pelanggan dengan menyediakan layanan 24 jam melalui contact center Pertamina.
(ven)