Pertumbuhan Ekonomi 5,17% Dinilai Jadi Sentimen Positif Investor
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,17% pada kuartal III/2018 dinilai menjadi sentimen positif buat investor. Diperkirakan ini juga dapat menahan sentimen negatif yang datang.
"Bisa jadi sentimen positif sepanjang tidak ada sentimen negatif lain yang mengimbangi sentimen tersebut," ujar Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (5/11/2018).
(Baca Juga: Melambat, Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III/2018 Hanya 5,17%Namun, Reza menjelaskan, belum tentu juga sentimen ini akan menguatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena tergantung sentimen yang ada. "Rilis pertumbuhan ekonomi kan sudah pasti. Bukan saat ini atau kedepannya," katanya.
Lebih lanjut Ia menyampaikan, di sisi lain investor pasar saham mau lihat perkiraan ekonomi jauh ke depan seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). "Selain itu, juga dipengaruhi oleh sentimen global dan makro dalam negeri terutama rupiah," pungkasnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2018 hanya mencapai 5,17%. Realisasi pertumbuhan di kuartal III ini melambat jika dibandingkan kuartal II/2018 yang sebesar 5,27%.
"Dengan catatan tiga bulan peristiwa, secara year on year kuartal III/2018 ekonomi Indonesia tumbuh 5,17%. Kalau kita lihat per kuartal, pada kuartal III tumbuh 5,17% sedikit lebih lambat dibanding kuartal II sebesar 5,27%," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS.
"Bisa jadi sentimen positif sepanjang tidak ada sentimen negatif lain yang mengimbangi sentimen tersebut," ujar Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (5/11/2018).
(Baca Juga: Melambat, Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III/2018 Hanya 5,17%Namun, Reza menjelaskan, belum tentu juga sentimen ini akan menguatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena tergantung sentimen yang ada. "Rilis pertumbuhan ekonomi kan sudah pasti. Bukan saat ini atau kedepannya," katanya.
Lebih lanjut Ia menyampaikan, di sisi lain investor pasar saham mau lihat perkiraan ekonomi jauh ke depan seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). "Selain itu, juga dipengaruhi oleh sentimen global dan makro dalam negeri terutama rupiah," pungkasnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2018 hanya mencapai 5,17%. Realisasi pertumbuhan di kuartal III ini melambat jika dibandingkan kuartal II/2018 yang sebesar 5,27%.
"Dengan catatan tiga bulan peristiwa, secara year on year kuartal III/2018 ekonomi Indonesia tumbuh 5,17%. Kalau kita lihat per kuartal, pada kuartal III tumbuh 5,17% sedikit lebih lambat dibanding kuartal II sebesar 5,27%," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS.
(akr)