Bikin Program Sapi Wajib Bunting, Kementan Klaim Bisa Raup Rp17 T
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim bisa meraup dana sekitar Rp17,67 triliun dari program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab). Program tersebut telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sejak 2016 lalu.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengungkapkan, program tersebut dicanangkan untuk meningkatkan populasi sapi dan kerbau di Indonesia. Kementan mencoba mengubah pola pikir masyarakat agar beternak secara produktif.
"Karena peternak kita yang dulunya memelihara 1-2 ekor tidak peduli sapinya bunting atau tidak, yang penting punya cadangan untuk keperluan anaknya. Kita ingin dorong bagaimana kita bisa segerakan bunting sapi mereka dengan biaya gratis," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Menurutnya, upaya tersebut menunjukkan hasil signifikan. Pada periode 2017-2018, terdapat kelahiran sapi sebanyak 2,48 juta ekor. Dari jumlah tersebut, nilai ekonomi yang akan diraup sekitar RP17,67 triliun.
"Dengan langkah itu menunjukkan hasil signifikan. Kelahiran dari 2017-2018 2,48 juta ekor. Akan memperoleh nilai ekonomi sekitar Rp17,67 triliun. Fantastis karena investasinya cuma Rp1,14 triliun. Ini yang buat kita bergembira karena kenaikan signifikan," imbuh dia.
Selain itu, Upsus Siwab juga mengendalikan pemotongan sapi betina produktif sebanyak 8.482 ekor. Jumlah ini menurun 51% dibanding periode sama tahun lalu. "Upsus Siwab juga mampu menghasilkan sapi berkualitas," tandasnya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengungkapkan, program tersebut dicanangkan untuk meningkatkan populasi sapi dan kerbau di Indonesia. Kementan mencoba mengubah pola pikir masyarakat agar beternak secara produktif.
"Karena peternak kita yang dulunya memelihara 1-2 ekor tidak peduli sapinya bunting atau tidak, yang penting punya cadangan untuk keperluan anaknya. Kita ingin dorong bagaimana kita bisa segerakan bunting sapi mereka dengan biaya gratis," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Menurutnya, upaya tersebut menunjukkan hasil signifikan. Pada periode 2017-2018, terdapat kelahiran sapi sebanyak 2,48 juta ekor. Dari jumlah tersebut, nilai ekonomi yang akan diraup sekitar RP17,67 triliun.
"Dengan langkah itu menunjukkan hasil signifikan. Kelahiran dari 2017-2018 2,48 juta ekor. Akan memperoleh nilai ekonomi sekitar Rp17,67 triliun. Fantastis karena investasinya cuma Rp1,14 triliun. Ini yang buat kita bergembira karena kenaikan signifikan," imbuh dia.
Selain itu, Upsus Siwab juga mengendalikan pemotongan sapi betina produktif sebanyak 8.482 ekor. Jumlah ini menurun 51% dibanding periode sama tahun lalu. "Upsus Siwab juga mampu menghasilkan sapi berkualitas," tandasnya.
(fjo)