BPJSTK Incar Peserta Informal dari Segmen Peternak Sapi
A
A
A
JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK) menargetkan untuk mengakuisisi 1.000 peserta bukan penerima upah atau informal dari segmen peternak sapi di Jawa. Untuk itu BPJSTK menggandeng Agen Perisai yang akan memberikan edukasi dan akuisisi para petani sapi.
Kepala KC Tangerang Cikokol BPJSTK Hasan Fahmi mengatakan, agen Perisai yang memiliki jaringan dan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dari LPPM IPB akan memberikan literasi keuangan sekaligus sosialisasi layanan BPJS Ketenagakerjaan untuk peternak sapi. Dia optimistis dapat mengakuisisi 5.000-10.000 peternak sapi hingga tahun depan.
"Kita mulai ini sebagai pilot project di wilayah Tangerang Cikokol dan nantinya ini akan jadi proyek skala nasional. Kami lakukan bertahap, sekarang kita kejar 1.000 peternak untuk jadi peserta terlebih dahulu," ujar Hasan di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Para peternak akan diarahkan untuk mengikuti dua program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) serta. Selain itu, Jaminan Hari Tua (JHT) ditawarkan sebagai tambahan.
"Tantangan peserta dari sektor informal untuk membayar iuran secara disiplin dan tidak berhenti. Sebenarnya mereka mampu bayar iuran namun belum paham manfaat program itu untuk kesejahteraan keluarga mereka. Karena itu sangat penting dilakukan literasi keuangan dari agen Perisai yang kompeten," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan saat ini pihaknya telah menggandeng 22 agen Perisai untuk melakukan edukasi, akuisisi, dan pembayaran iuran. Tahun depan dia menargetkan akan menambah agen secara terbatas atau mencapai 20 orang lagi.
Jumlah agen disebutnya harus dibatasi saat ini demi mencapai efisiensi kontribusi para agen. Karena itu dia fokus pada agen yang memiliki jaringan dan kemampuan untuk melakukan akuisisi massal.
"Aturannya maksimal 50 agen di cabang untuk efektivitas. Jangan sampai akuisisi tidak sebanding dengan jumlah agen. Kami ingin para agen dapat lebih maksimal mengakuisisi sektor UMKM di tahun 2019 nanti," tambahnya.
Dia juga menjelaskan kinerja terkini di Tangerang Cikokol mencatatkan jumlah peserta mencapai 287 ribu untuk Pekerja Penerima Upah atau formal. Pekerja formal tersebut tersebar di 3.970 perusahaan yang aktif membayar iuran. Sementara untuk peserta Bukan Penerima Upah atau informal ada 12.921 orang hingga saat ini.
Sementara itu target segmen Penerima Upah 133.965 orang untuk 2018 atau sudah berhasil terlewati. Sedangkan target bukan penerima upah mencapai 19.543 orang diharapkan tercapai di 2018.
"Kami ingin menyasar sektor UMKM yang memiliki pegawai hanya satu atau dua orang. Jumlahnya sangat banyak dan lebih tahan dalam tekanan ekonomi saat ini," ujarnya.
BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan sistem Keagenan, Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai) sejak awal Februari 2018 lalu. Program ini dijalankan untuk meningkatkan cakupan kepesertaan dari pekerja informal. Setiap agen perisai akan mendapatkan insentif sebesar 7,5% untuk setiap pembayaran iuran dan Rp500.000 jika dapat merekrut 50 anggota baru setiap bulan.
Sementara Dirut PT Ascort Perisai Indonesia Eldin Rizal Nasution, yang sebelumnya aktif di Asuransi Jiwasraya, mengatakan pihaknya melihat potensi besar dalam keagenan untuk BPJS TK. Pihaknya menyiapkan strategi akuisisi peserta dengan melakukan pendekatan langsung, kerja sama instansi, dan juga marketplace. Tahun ini pihaknya akan meluncurkan layanan marketplace yang akan berdampak signifikan untuk mempercepat akuisisi kepesertaan baru bagi BPJSTK.
"Kami memiliki keunggulan literasi keuangan yang dibutuhkan membangun kesadaran peserta agar sadar program BPJS TK sangat dibutuhkan. Nantinya jalur akuisisi secara online akan berdampak signifikan," ujar Eldin dalam kesempatan sama.
Sebelumnya BPJSTK menyampaikan para agen Perisai mampu menghimpun iuran sebesar Rp13,7 miliar dari bulan Februari hingga awal Agustus 2018. Jumlah itu terkumpul dari 2.360 agen perisai yang mampu merekrut peserta baru sebanyak 200.360 orang.
Kepala KC Tangerang Cikokol BPJSTK Hasan Fahmi mengatakan, agen Perisai yang memiliki jaringan dan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dari LPPM IPB akan memberikan literasi keuangan sekaligus sosialisasi layanan BPJS Ketenagakerjaan untuk peternak sapi. Dia optimistis dapat mengakuisisi 5.000-10.000 peternak sapi hingga tahun depan.
"Kita mulai ini sebagai pilot project di wilayah Tangerang Cikokol dan nantinya ini akan jadi proyek skala nasional. Kami lakukan bertahap, sekarang kita kejar 1.000 peternak untuk jadi peserta terlebih dahulu," ujar Hasan di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Para peternak akan diarahkan untuk mengikuti dua program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) serta. Selain itu, Jaminan Hari Tua (JHT) ditawarkan sebagai tambahan.
"Tantangan peserta dari sektor informal untuk membayar iuran secara disiplin dan tidak berhenti. Sebenarnya mereka mampu bayar iuran namun belum paham manfaat program itu untuk kesejahteraan keluarga mereka. Karena itu sangat penting dilakukan literasi keuangan dari agen Perisai yang kompeten," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan saat ini pihaknya telah menggandeng 22 agen Perisai untuk melakukan edukasi, akuisisi, dan pembayaran iuran. Tahun depan dia menargetkan akan menambah agen secara terbatas atau mencapai 20 orang lagi.
Jumlah agen disebutnya harus dibatasi saat ini demi mencapai efisiensi kontribusi para agen. Karena itu dia fokus pada agen yang memiliki jaringan dan kemampuan untuk melakukan akuisisi massal.
"Aturannya maksimal 50 agen di cabang untuk efektivitas. Jangan sampai akuisisi tidak sebanding dengan jumlah agen. Kami ingin para agen dapat lebih maksimal mengakuisisi sektor UMKM di tahun 2019 nanti," tambahnya.
Dia juga menjelaskan kinerja terkini di Tangerang Cikokol mencatatkan jumlah peserta mencapai 287 ribu untuk Pekerja Penerima Upah atau formal. Pekerja formal tersebut tersebar di 3.970 perusahaan yang aktif membayar iuran. Sementara untuk peserta Bukan Penerima Upah atau informal ada 12.921 orang hingga saat ini.
Sementara itu target segmen Penerima Upah 133.965 orang untuk 2018 atau sudah berhasil terlewati. Sedangkan target bukan penerima upah mencapai 19.543 orang diharapkan tercapai di 2018.
"Kami ingin menyasar sektor UMKM yang memiliki pegawai hanya satu atau dua orang. Jumlahnya sangat banyak dan lebih tahan dalam tekanan ekonomi saat ini," ujarnya.
BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan sistem Keagenan, Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai) sejak awal Februari 2018 lalu. Program ini dijalankan untuk meningkatkan cakupan kepesertaan dari pekerja informal. Setiap agen perisai akan mendapatkan insentif sebesar 7,5% untuk setiap pembayaran iuran dan Rp500.000 jika dapat merekrut 50 anggota baru setiap bulan.
Sementara Dirut PT Ascort Perisai Indonesia Eldin Rizal Nasution, yang sebelumnya aktif di Asuransi Jiwasraya, mengatakan pihaknya melihat potensi besar dalam keagenan untuk BPJS TK. Pihaknya menyiapkan strategi akuisisi peserta dengan melakukan pendekatan langsung, kerja sama instansi, dan juga marketplace. Tahun ini pihaknya akan meluncurkan layanan marketplace yang akan berdampak signifikan untuk mempercepat akuisisi kepesertaan baru bagi BPJSTK.
"Kami memiliki keunggulan literasi keuangan yang dibutuhkan membangun kesadaran peserta agar sadar program BPJS TK sangat dibutuhkan. Nantinya jalur akuisisi secara online akan berdampak signifikan," ujar Eldin dalam kesempatan sama.
Sebelumnya BPJSTK menyampaikan para agen Perisai mampu menghimpun iuran sebesar Rp13,7 miliar dari bulan Februari hingga awal Agustus 2018. Jumlah itu terkumpul dari 2.360 agen perisai yang mampu merekrut peserta baru sebanyak 200.360 orang.
(fjo)